💪PART 3

437 64 38
                                    

***


" Tuan Muda, apa kau baik-baik saja? " Peniel, salah satu bodyguard Jaehwan berusaha mengikutinya. Jaehwan baru saja masuk kerumahnya dan tengah berjalan ke kamarnya. Jaehwan menipiskan bibirnya lalu membalikkan badan.

" Tentu saja aku baik-baik saja, bukankah kelihatannya begitu? " Jaehwan tersenyum bahkan matanya berbinar, tapi senyumannya tidak tulus, itu senyuman terpaksa yang mengisyaratkan betapa bodohnya bodyguard didepannya bertanya seperti itu padanya setelah apa yang mereka alami.

Jaehwan kembali membalikkan badan dan melanjutkan langkahnya yang tadi terhenti, hanya untuk menjawab pertanyaan bodyguard-nya.

" Gongchan bilang dompetmu hilang, kami akan berusaha menemukannya-" Jaehwan membalikkan badannya lagi dan menyela.

" Ya! Bukankah harusnya begitu? Kenapa bertanya lagi? Ada banyak data pentingku disitu, kartu identitas, kartu kredit, ATM, kartu member club eksklusif, dan kalau sampai tidak ketemu aku tidak akan membela kalian lagi jika appa memecat kalian," Jaehwan melanjutkan langkahnya, bahkan kali ini dua kali lebih cepat dari sebelumnya.


***


" Permisi, aku ingin bertemu dengan.. " Ravi melihat kartu identitas penduduk ditangannya. " Jung Jaehwan," kedua bodyguard yang menjaga didepan gerbang mansion Jaehwan saling menatap satu sama lain, lalu kembali menatap Ravi.

" Ada perlu apa? " tanya salah satu bodyguard berkepala plontos, Peniel.

" Ah.. aku mau mengembalikan dompet miliknya,"

" Kau bisa titipkan pada kami," jawab Peniel, tampak mencurigai Ravi, mengapa harus bertemu dengan Jaehwan.

" Aku mau berjumpa dengannya, karena.. aku ingin minta imbalan," Ravi mengerutkan keningnya dan melihat ke sekitar, wajahnya kelihatan seperti berpikir. Ravi sedikit mendekatkan kepalanya pada kedua pengawal didepannya, dan bicara setengah berbisik. " Sebenarnya ini rahasia. Tapi.. aku diawasi si pencurinya dari jauh, dia bawa teman, mereka ada enam orang dan masing-masing dari mereka memegang senjata, aku bisa ditembak kapan saja mereka mau kalau kelihatan mencurigakan. Tolong bantu aku," Ravi menyipitkan matanya.

Gongchan, bodyguard disebelah Peniel, menghela nafasnya singkat dan memalingkan pandangan ke arah lain, lalu dengan mata melebar dia menyulut.

" Aku tidak percaya. Kau yang mencuri tas Tuan Muda Jung?! " Ravi tersenyum sinis, senyum yang misterius tapi terasa kejam, matanya terlihat ingin membunuh. Lalu dengan menggertakkan giginya dan sedikit mendekatkan wajahnya pada mereka berdua, Ravi berkata.

" Pencurinya sudah mati, apa kalian tidak nonton TV? " Ravi menaikkan salah satu alisnya. " Aku yang membunuhnya, karena dia juga berusaha merampokku," Peniel dan Gongchan mengernyitkan dahi, mereka saling melihat sejenak, lalu melihat Ravi lagi. " Aku menembaknya dan memasukkan kriket batubara ke tenggorokannya dengan paksa, lalu membelah tubuhnya dengan pisau, aku juga mencongkel matanya dengan garpu. Dan organ dalam tubuhnya seperti usus ginjal paru-paru dan yang lainnya ku beri makan pada peliharaanku," Ravi menatap mereka berdua dalam. " Ikan piranha," dia mengangkat telunjuknya menunjuk Gongchan dan Peniel. " Kalian mau satu? Aku punya tujuh ratus ekor dirumah," Gongchan dan Peniel saling menatap lagi dengan mata melebar," Atau.. barangkali diantara kalian berdua ada yang ingin ku buat terkenal? Kalian mau masuk TV kan? " dengan cepat dan gugup Gongchan menggeleng. Sedangkan Peniel hanya menelan ludahnya kasar, tak terlalu menampakkan ketakutannya.

" Tunggu sebentar. " Peniel masuk kedalam mansion, meninggalkan Gongchan yang merasa terintimidasi pada Ravi. Tak berapa lama kemudian, dia kembali lagi.

《END》Fake Bodyguard💪[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang