💪PART 7

331 51 25
                                    

Hiraoka Park,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiraoka Park,

Jaehwan menyusuri taman yang dipenuhi pohon bunga sakura dikanan dan kirinya. Suasana taman yang begitu asri dengan rumput hijau yang tidak liar begitu menenangkan. Langkah Jaehwan terhenti, ketika sepuluh meter didepan sana dia melihat seorang pria duduk diatas bangku taman, menyilakan kaki kanannya diatas kaki kirinya yang menyentuh tanah.

Mata mereka bertemu. Pria itu juga menatapnya, mungkin sama seperti Jaehwan, dia juga kaget melihat Jaehwan ada disini. Padahal tidak direncana dan merekapun tidak menduga.

Pria itu tersenyum kecil, seperti biasa, senyum samar yang tak terlalu kelihatan karena wajah dinginnya. Tapi ekspresinya itu membuat Jaehwan melanjutkan langkahnya, Jaehwan berjalan ke arahnya.

Pria itu memindahkan minuman kalengnya yang tadi terletak di sebelah kirinya yang kosong dan luas ke sisi bangku sebelah kanannya, bermaksud memberi ruang untuk Jaehwan duduk disebelah kirinya.

“ Aku tidak tahu kalau kau akan kesini,”

Ravi menjawab dengan santai.

“ Karena menurutku.. itu tidak terlalu penting untuk diberitahukan kepada orang sesibuk Anda,”

“ Tadinya aku ingin mengajakmu keluar,” Ravi memiringkan kepalanya, menatap Jaehwan.

“ Kenapa tidak.. “ dan Jaehwan pun menyela.

“ Mengajak dua bodyguard-ku? “ Ravi tersenyum sinis, mendengar pertanyaan Jaehwan mengingatkan dia akan sesuatu, sesuatu yang pernah dikatakan Jaehwan.

“ Karena mereka kaku. ” Jaehwan tersenyum dan menunduk.

“ Aku senang kau mengingatnya dengan baik,” Jaehwan menegakkan kepalanya, menatap lurus ke arah orang-orang yang duduk diatas rumput dan anak-anak kecil yang berlari-larian dengan tawa cerianya. Jaehwan tersenyum kecil saat sesuatu terlintas di pikirannya dan entah kenapa ia ingin sekali membaginya dengan Ravi. “ Kau tau, jika aku dilahirkan kembali aku akan memilih jadi namja yang dilahirkan dari keluarga yang biasa saja,” ia mendesah. “ Aku lelah diikuti bodyguard kemanapun bahkan mereka menungguku didepan toilet, dan aku... juga lelah jadi target penculikan dari orang yang berbeda setiap hari... “

Ucapan terakhir Jaehwan berhasil mengalihkan perhatian Ravi. Ravi menoleh. Sementara Jaehwan pandangannya masih lurus ke depan dengan senyum kecilnya yang tampak menyembunyikan sebuah penyesalan, penyesalan karena dia dilahirkan dari keluarga yang terlalu kaya. Atau mungkin kesedihan karena dia lelah dan takut akan ada yang menculiknya lagi.

Ravi memiringkan kepalanya. Ekspresinya tak berubah, tak ada reaksi apapun yang terpatri di wajahnya ketika Jaehwan menceritakan keluh-kesahnya. Mungkin, untuk orang awam yang tidak bisa membaca pikiran Ravi memang tak tampak bereaksi.

“ Maaf, kalau boleh tahu... kenapa? “ Ravi menarik nafas sejenak, ia memandang ke depan lalu memandang Jaehwan lagi. “ Tidakkah Anda menikmati fasilitas dan kekayaan orangtua Anda? “

《END》Fake Bodyguard💪[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang