💪PART 33

333 41 43
                                    

***


Ravi menggepalkan kedua tangannya didepan mulutnya. Lalu saat melihat kedua kelopak mata Jaehwan yang bergerak-gerak Ravi langsung beranjak dari duduknya dan duduk ditepi ranjang, disebelah tubuh Jaehwan yang terbaring.

Tangan kanan Ravi terangkat membelai rambut Jaehwan, dan tangan kirinya menyentuh tangan Jaehwan yang terlipat didepan perutnya.

" Tuan puteri.. ", Ravi membantu Jaehwan yang ingin bangun dan mendudukkan diri. " Kau baik-baik saja? "

Ravi tertegun ketika Jaehwan menyingkirkan tangannya dari tubuhnya dan menjauhkan diri. Ravi menghela nafas dan menatap Jaehwan nanar. Ia kemudian meraih gelas berisi air putih yang sudah disiapkannya di nakas disebelah ranjang.

Ravi mengangkat kedua alisnya sambil menyodorkan gelas itu ke Jaehwan. Mata Jaehwan terpaku pada tangan Ravi yang dibalut asal-asalan dengan kain putih dan ada ikatan kecil. Ravi mengikuti arah pandang Jaehwan, lalu kembali menggerakkan gelas ditangannya.

Jaehwan kembali memandang wajah Ravi, pandangannya kembali luruh saat melihat wajahnya yang membiru dan sudut bibirnya terluka. Dengan berat dia meraih gelas itu dan meminumnya. Ravi kembali meletakkan gelas tersebut ke atas nakas.

" Jangan pergi lagi," ucapan pertama dari mulut Ravi memecah keheningan yang sudah menyelimuti ruangan itu selama tiga belas jam, sampai akhirnya Jaehwan sadarkan diri.

" Kenapa kau menahanku? Bukankah kau sudah menyuruhku pergi dan berjanji membebaskanku dari penculikan ini?! ". Ravi menghela nafas frustasi.

" Aku tidak akan menculikmu! Aku akan menjagamu, dan aku akan merawatmu untuk anak kita. Tuan puteri, ku mohon.. jangan libatkan dia, aku sangat menyayanginya. Jika aku tidak bisa memilikimu, maka biarkan aku memiliki anak itu," Ravi menyentuh tangan Jaehwan. " Aku sangat mencintaimu, tapi sepertinya kau tidak akan pernah percaya lagi padaku,"

" Kau sudah tahu jawabannya,"

" Jika kau ingin membenciku, kau boleh membenciku, tapi jangan buat anak itu juga membenciku, karena aku ingin merasakan jadi ayah,"

Jaehwan menghela nafasnya berat dan memalingkan wajahnya. Ravi kemudian menyentuh perut Jaehwan dan membelainya dengan tangannya yang dibalut itu.

" Sayang, kau harus tumbuh ya, kau harus sehat dan kuat seperti ayah.. ", Ravi mencium perut Jaehwan. Jaehwan mengernyitkan dahinya. Ravi lalu mendongak menatap Jaehwan dan tersenyum.

Chu~

Jaehwan memejamkan matanya saat Ravi memberikannya ciuman singkat.

" Aku merindukanmu.. ", ucap Ravi setengah berbisik. Ia kembali memagut bibir atas Jaehwan dan melumatnya lembut. Jaehwan mencoba memalingkan wajahnya karena tak ingin Ravi menciumnya terlalu lama, tetapi Ravi memegang dagunya dan kemudian menangkup wajah Jaehwan dengan sebelah tangannya, dengan tangan kirinya yang luka dan dibalut. Ravi mengusap pipi Jaehwan dengan ibu jarinya dengan lembut, sedang tangan kanannya yang tadi dipinggang Jaehwan naik mengusap punggungnya.

" Hhhh..hhh.. astaga.. tuan puteri.. aku benar-benar merindukanmu..hhh..hhh," Ravi berbicara ditengah nafas yang terengah. Ia kembali melumat bibir Jaehwan dan perlahan-lahan membaringkan tubuh Jaehwan.

Ravi melumat bibir atas dan bawah Jaehwan bergantian. Lalu memasukkan lidahnya dan menjelajah organ mulut namja manis dibawahnya.

Ciuman Ravi menurun ke leher Jaehwan. Ia mengecupinya dengan lembut. " Kau.. menginginkan Ravi.. bukan bodyguard bernama Kim Wonshik.. "

《END》Fake Bodyguard💪[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang