💪PART 25

348 43 8
                                    

***


Jaehwan dan Ravi baru saja keluar dari hotel ketika seseorang menabrak mereka dan secepat kilat clutch bag Jaehwan dirampasnya. Tanpa pikir panjang Ravi meninggalkan Jaehwan dan mengejar brandalan itu.

Jaehwan meringis pada lengannya yang kesakitan karena orang asing itu menabraknya cukup kasar, bahkan membuatnya terhuyung hampir jatuh. Jaehwan meraih pegangan koper miliknya yang tadi ditangan Ravi, ia ingin sekali mengejar menyusul Ravi tetapi koper itu akan mempersulitnya dan memperlamban larinya.

Tapi Jaehwan tetap berusaha menyusul Ravi, ia menarik koper dan berlari menuju arah yang baru dilalui Ravi. Namun lari mereka cukup kencang dan Jaehwan cukup tertinggal. Jaehwan berhenti sesekali untuk menarik nafas lalu menyusul Ravi lagi, dan akhirnya bertemu dengan Ravi disebuah jalan kecil yang memiliki banyak belokan.

Ravi yang kelelahanpun merukuk dan menghela nafasnya. Jaehwan melihat ke arah belokan-belokan itu bergantian.

" Dimana dia? ", tanyanya cemas dan penuh harap.

" Aku.. aku tidak tahu, tuan puteri. Maaf..hhh.. Mereka tidak sendiri, pria yang mencurimu mengoper tasmu pada temannya lalu mereka berpencar, aku tidak tahu yang mana yang membawa tasmu,"

" Kalau begitu ayo kita berpencar," Jaehwan hendak berbelok ke salah satu gang sebelum kemudian Ravi menarik tangannya.

" Tuan puteri, aku benar-benar menyesal. Tapi aku tidak ingin kau hilang,". Jaehwan mendesah dan mengiyakan perkataan Ravi dalam batinnya. Benar, bagaimana kalau mereka tidak bertemu lagi karena tidak tahu jalan? " Yang penting visa dan paspormu aman,"

Jaehwan yang tadinya sedikit lega kini terperangah. Dadanya terasa sesak ketika mengingat semua benda-benda berharganya ada didalam clutch bag-nya. Dompet, paspor, visa, dan benda-benda kecil lainnya. " Pasporku! "

" Apa? "

" Paspor dan visaku disitu?! "

" Oh tidak,"

" Kita harus segera lapor polisi,"

" Aku akan ke kantor polisi, kau istirahatlah di hotel, aku akan berusaha mencari mereka lagi sebisaku, " Ravi memberi salah satu kartu ATM dari beberapa ATM dari dompetnya pada Jaehwan. Setelah memberitahu kode pinnya ia menyentuh puncak kepala Jaehwan. " Kau jangan khawatir, semuanya pasti akan baik-baik saja,"

***


Jaehwan menggigit kuku jari telunjuknya seraya menunggu Ravi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehwan menggigit kuku jari telunjuknya seraya menunggu Ravi. Berharap banyak Ravi akan menemukan titik terang untuk masalah ini. Sesekali ia mendesah dengan kaki yang terus-menerus melangkah mondar-mandir.

Ketika pintu terbuka Jaehwan langsung terperangah dan menatap Ravi. Pria itu menghampiri Jaehwan yang tadi mondar-mandir didepan tempat tidur dengan koper yang masih berdiri tegak disampingnya.

《END》Fake Bodyguard💪[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang