💪PART 35

285 39 13
                                    

***


Ravi berada dekat dibelakang Jaehwan berjalan menuju tempat duduk kosong di kabin first class, seperti biasa. Suasana yang dirasakan Jaehwan adalah begitu hangat karena ia dicintai oleh pria kejam dan kriminalis yang sudah menjelma menjadi pria yang bertanggung jawab. Calon ayah dari calon anaknya.

Ravi menghela nafasnya dan menyandarkan punggungnya dengan rileks, ia memejamkan matanya. Jaehwan menyandarkan kepalanya di bahu Ravi. Karena ingin secepatnya tiba di Seoul maka mereka mengambil jadwal penerbangan malam hari, dan mereka akan sampai jam sembilan pagi.

“ Oh ya, masih ada yang ingin ku tanyakan padamu,”

Jaehwan mendongak dan menyanggah dagunya di bahu Ravi.

“ Waktu itu.. kau bilang kau anak angkat, apa itu benar? “

Jaehwan yang melingkarkan lengannya di lengan Ravi tersenyum tanpa dosa.

“ Tidak,”. Ravi lantas mengernyitkan dahi dan menoleh ke samping.

“ Jadi kau membohongiku? “

“ Aku hanya antisipasi. Lagipula kau waktu itu bilang ingin menculikku, makanya aku bilang seperti itu,”

“ Dan kau tidak percaya, padahal aku sudah memperingatkanmu,”

“ Entahlah..  kau terlalu tampan jadi bandit. Mungkin itu sebabnya aku tidak percaya,”

“ Oh ya? “

“ Waktu itu, saat kau masih menjadi Kim Wonshik bodyguard-ku, tapi tidak dengan Ravi yang sekarang, yang mesum dan posesif,”

“ Tentu saja aku posesif, hanya aku yang boleh menyentuhmu dan tidak boleh ada sidik jari orang lain dikulitmu,”

“ Ya. Itu sebabnya aku—“, Jaehwan menutup mulutnya karena tiba-tiba saja ia merasa mual. “ Uw—“, ia kembali menutup mulutnya dan bergegas beranjak. “ Ravi, tunggu sebentar ya, aku mau ke toi— Uwee.. “

Ravi menoleh ke belakang, menatap Jaehwan yang menahan muntah sebelum sampai di toilet. Ravi tercenung sejenak lalu bangkit dari duduknya, mengikuti Jaehwan.

Tuan puteri, kau mabuk udara? Atau masuk angin? “, tanya Ravi pada Jaehwan yang terduduk didepan kloset dan berusaha mengeluarkan muntahannya, meski selama ia duduk dilantai tak ada yang keluar.

Euh.. tidak, ini biasa. Aku pernah dengar orang hamil memang selalu merasa mual,”

Ravi yang berjongkok memijat tengkuk Jaehwan dan itu lumayan merilekskannya.

“ Apa perlu aku minta sesuatu pada pelayan di pesawat? “

“ Tidak usah, aku baik-baik saja,”

Ravi merobek tisu dan menyeka mulut Jaehwan. Ia menatap Jaehwan dengan khawatir, bagaimana nasib Jaehwan nanti jika dia tidak ada? Ravi ingin sekali selalu mendampingi Jaehwan sampai kelahiran bayi mereka.

“ Aku tidak tahu harus melakukan apa untukmu, tapi aku sangat menginginkan anak ini. Apa aku.. boleh menyebutnya... anak kita? “. Jaehwan tersenyum dan menatap Ravi.

“ Tentu saja, dia anakmu dan aku,”

***


Ravi membuka matanya. Pesawat belum mendarat dan sekarang ini masih tengah malam sebenarnya. Ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan Jaehwan. Memikirkan apakah dia dan Jaehwan akan bisa bertemu lagi. Dan apakah Ravi akan sempat melihat kelahiran puteranya?

《END》Fake Bodyguard💪[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang