Setelah mendapat kabar dari Aldi bahwa gadisnya drop, Iqbaal langsung membanting stir mobilnya. Ia mendapat pesan dari Aldi bahwa gadisnya sudah dibawa ke rumah sakit.
Iqbaal lalu menyetir dengan kecepatan tinggi khawatir dengan keadaan gadisnya. Ntahlah Iqbaal merasa tidak pantas menyebut (namakamu) sebagai gadisnya setelah menyakitinya berulang-ulang kali.
Setelah sampai Iqbaal langsung menghampiri Aldi yang tengah berdiri di luar ruangan. Dapat Iqbaal lihat raut wajah marah Aldi, Iqbaal sudah siap dengan perlakuan Aldi.
"Di, gimana keadaan (namakamu)?" tanya Iqbaal perlahan takut memancing emosi Aldi.
"Seperti biasa, dia selalu pura-pura kuat tapi sebenarnya rapuh," ucap Aldi yang membuat Iqbaal sangat merasa bersalah.
Aldi kemudian tersenyum sambil memukul bahu Iqbaal pelan, "Gue tau lo gak bermaksud nyakitin adik gue, tapi kepercayaan gue buat lo perlahan sekarang mulai hilang Baal," ucap Aldi kemudian berjalan pergi ntah kemana.
Iqbaal langsung menundukkan kepalanya menyesali perbuatannya yang bahkan membuat sahabatnya tidak mempercayainya lagi.
Iqbaal berjalan masuk ke dalam ruangan (namakamu), wajah pucat yang kini terpampang di raut muka gadisnya kini.
Iqbaal duduk duduk tepat di sebelah tempat tidur (namakamu), ia menggenggam erat tangan mungil gadisnya itu.
"Maaf uda buat kamu kayak gini, cepat sembuh semesta," ucap Iqbaal sambil mencium tangan gadisnya yang terlihat sangat lelap dalam tidurnya itu.
Tak lama setelah Iqbaa mencium tangan gadisnya, dapat Iqbaal rasakan pergerakan dari gadisnya itu.
Iqbaal langsung menatap gadisnya dalam, dapat Iqbaal lihat mata indah (namakamu) kini mulai terbuka.
Iqbaal menyambut (namakamu) dengan senyumannya, "Hai, Semesta," ucap Iqbaal pelan.
(namakamu) yang baru saja menyesuaikan cahaya ruangan ini sontak menoleh ke pria di sebelahnya ini.
"Aku di mana, Baal?" tanya gadisnya masih dengan suara seraknya.
"Di rumah sakit sayang, jangan banyak bicaa dulu. Istirahat aja," ucap Iqbaal sambil mengelus pelan rambut gadisnya itu.
(namakamu) menatap mata Iqbaal dalam dan perlahan air matanya mulai turun, Iqbaal yang melihat itu sontak langsung menghapus air mata gadisnya itu.
"Jangan nangis, air mata kamu gak pantas turun buat orang kayak aku sayang," ucap Iqbaal yang membuat air mata (namakamu) semakin deras.
Iqbaal kemudian membawa gadisnya itu ke dalam pelukannya, dapat ia rasakan baju yang ia kenakan sudah mulai basah. Iqbaal dapat merasakan betapa rapuh gadisnya ini.
"Maaf uda buat kamu serapuh ini, (nam..). Kalau dengan gak adanya aku bisa buat kamu lebih baik, aku siap mundur," bisik Iqbaal yang membuat tangis (namakamu) semakin pecah.
Dapat Iqbaal rasakan bagaimana sakitnya menjadi sosok gadis ini yang selalu ceria seperti tidak pernah memiliki masalah, namun tidak dengan perasaan gadis ini.
Iqbaal paham, sangat paham.
Perlahan (namakamu) mulai melepaskan pelukannya dari Iqbaal, dengan hidung dan mata yang masih memerah ia memberanikan diri menatap manik mata Iqbaal.
"Kamu uda nyerah ya?" tanya (namakamu) perlahan membuka suaranya.
Iqbaal kemudian menggenggam tangan gadisnya erat, "Bukan menyerah, hanya saja mungkin bahagia kamu bukan di aku," ucap Iqbaal pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Itchy -IDR-
Teen Fiction(namakamu) Clairine Siregar , adik dari seorang artis muda terkenal Alvaro Maldini Siregar. Siapa sangka jika, pemuda itu memiliki adik yang sangat cantik. Ia tidak pernah memperkenalkan adiknya itu kepada para fans nya maupun kedua sahabatnya. Ba...