77. Terlalu Berharap

2.4K 368 24
                                    

"Senyum dikit dulu dong kamu"

(namakamu) yang mendengar perkataan Iqbaal di sebrang sana langsung mendelik kesal.

"Katanya bisa pulang, kalau emang dari awal gak bisa ya jangan dibilang bisa juga sih"

"Iya iya maaf, tapi aku kan gak tau kalau tiba-tiba ada perubahan jadwal gini sayang. Omen aja baru kabarin aku tadi loh,"

(namakamu) masih dengan wajah kesalnya itu. Bagaimana tidak, Iqbaal berjanji akan menghadiri party ulang tahunnya yang akan diselenggarakan esok hari tapi tiba-tiba saja ia mengabarkan bahwa dirinya berhalangan hadir.

"Ya makanya jangan janji dari kemarin, bilang aja gak bisa dateng. Jangan belagak bisa tapi endingnya malah kayak gini, jatohnya malah gue yang banyak berharap di sini,"
***

Setelah mengatakan itu, (namakamu) langsung mematikan panggilan videonya dengan Iqbaal. Ia sangat kesal dengan Iqbaal hari ini.

(namakamu) memang menyusun acara ulang tahunnya agar kekasihnya itu dapat hadir di pesta ulang tahunnya. Namun dengan laknatnya Iqbaal berkata bahwa dirinya berhalangan hadir di H-1 acaranya, ralat lebih tepatnya H-beberapa jam menuju acaranya.

Semua persiapan sudah siap, dan tidak memungkinkan lagi untuk (namakamu) mengganti hari acaranya. Maldini, Melina, Aldi, dan seluruh keluarga besarnya sudah mengosongkan jadwal untuk menghadiri pesta ulang tahunnya itu. Jika (namakamu) membatalkan acaranya, maka ia tidak hanya mempermalukan dirinya tapi juga mempermalukan kedua orang tuanya di hadapan keluarga besarnya itu.

(namakamu) langsung membanting asal ponselnya ke kasur, ia tak memperdulikan ponselnya yang terus berbunyi. Sudah dapat ia terka itu pasti panggilan masuk dari Iqbaal.

Dengan masa bodo (namakamu) langsung berjalan keluar dari kamarnya berjalan menuju dapur dan mengambil segelas air minum. Rumahnya saat ini tengah kosong, semua tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Suasana rumah yang sepi semakin membuat dirinya kesal. Tak adakah yang ingat jika dirinya besok akan berulangtahun? Bahkan dalam hitungan jam lagi umurnya sudah akan bertambah satu tahun.

Dengan kesal (namakamu) meletakkan gelasnya di atas meja dan melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya sambil menutup lampu siap untuk tidur.

Namun mata (namakamu) tertuju pada ponselnya yang tampak sudah tidak berdering itu. Akhirnya (namakamu) mengambil ponselnya dan benar terdapat 24 panggilan masuk dari Iqbaal. Tapi bukan itu yang menarik perhatian (namakamu), melainkan sebuah pesan dari Iqbaal yang mampu membuat dirinya bak ditampar berkali-kali.

***
Terserah kamu, aku capek
Ale 🙈
***

Setelah membaca pesan itu, (namakamu) langsung mematikan ponselnya tak ingin membaca lebih lanjut pesan dari Iqbaal.

Bukankah di sini seharusnya (namakamu) yang marah? Mengapa malah berganti menjadi Iqbaal yang marah di sini? Dengan kesal (namakamu) langsung melempar asal ponselnya dan kembali menarik selimutnya naik menutupi seluruh tubuhnya itu.

Tanpa ia sadari air matanya sudah menyuak keluar dari kelopak matanya itu. Iqbaal memang sedikit berubah setelah kepergiannya ke Jogja kemarin. Ntah lah, mungkin perasaan (namakamu) saja yang berpikir begitu. Ia sendiri pun tidak mengerti dengan keadaan ini.

Perlahan matanya mulai terpejam dan tak lama kemudian terdengar suara dengkuran halus dari gadis itu. Ia pasti sudah tidur karena kelelahan menangis.
***

Dear Itchy -IDR-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang