21. Abang Aldi

2.8K 256 7
                                    

Pagi (namakamu) tidak seindah hari-hari kemarin, rasa rindu untuk menghubungi kekasihnya itu ia kubur dalam-dalam. Ia hanya sekedar bertukar kabar dengan Omar untuk mengetahui keadaan Iqbaal.

"Dek, buka pintunya. Abang bawain makanan nih,"

Ya, Aldi sudah mengetahui perihal hubungan Iqbaal dan adiknya itu. Aldi tidak dapat menyalahkan siapapun di sini, ia berusaha menjadi netral tanpa membela siapapun. Namun satu hal, Aldi kecewa dengan Iqbaal.

"Buruan makan elah, uda kayak tengkorak juga masih sok-sok begitu," ucap Aldi lagi setelah melihat adiknya itu hanya duduk di kasur setelah membukakannya pintu tanpa ingin menyentuh makanannya.

"Masih kenyang bang," ucap (namakamu) yang membuat Aldi bingung.

"Makan apa lu, makan angin? Apa makan ati?" ucap Aldi yang kesal melihat adiknya bertingkah seperti itu.

"Kalau abang ke sini niatnya cuman buat bikin mood aku jelek, mending abang keluar aja deh," ucap (namakamu) tanpa menoleh tetap dalam posisinya.

Aldi yang mendengar itu hanya dapat menghela napas berusaha untuk sabar menghadapi mood (namakamu) yang tidak stabil itu.

"Maaf, abang cuman gak mau kamu sakit," ucap Aldi kemudian memeluk adiknya erat.

Aldi tau dirinya salah, ia harusnya menenangkan (namakamu) bukan malah membuat situasi memburuk.

Aldi sangat tidak tega melihat keadaan (namakamu) yang sangat kacau. Sebegitu menyakitkan kah masalah ini untuk (namakamu), Aldi hanya berharap Iqbaal segera menuntaskan ini semua.

"Jangan suka nyiksa diri, kalau kangen ya telpon. Jangan berusaha baik-baik aja, padahal hati kamu ngak. Jangan suka nahan air mata kamu, abang gak suka kamu nahan beban begini. Keluarin semuanya, (nam)" ucap Aldi yang membuat (namakamu) melepaskan pelukannya.

Dapat Aldi lihat tatapan kekecewaan (namakamu) yang begitu dalam, Aldi tau adiknya itu sangat kecewa.

"Kapanpun kamu butuh tempat untuk numpahin kekecewaan kamu, abang siap,"

Ucapan Aldi yang membuat (namakamu) langsung memeluknya erat. Air mata (namakamu) yang sudah ia tahan beberapa hari, akhirnya tak dapat ia tahan lagi. Aldi tau adiknya hanya butuh orang yang dapat memahaminya. Tidak ada tangisan yang Aldi dengar dari kemarin, dan hari ini untuk pertama kalinya Aldi melihat adiknya begitu rapuh.

Aldi sangat ingin marah dengan Iqbaal, bahkan laki-laki itu seperti lari dari tanggung jawabnya. Tak sadar kah Iqbaal, ia bukan hanya melukai hati perempuan ini tapi juga melukai perasaan Aldi yang melihat keadaan adiknya yang begitu rapuh.

Akhirnya setelah beberapa lama, (namakamu) melepaskan pelukannya. Ia merasa sedikit tenang setelah melepaskan seluruh emosinya.

"Bang, apa Iqbaal gak bahagia sama aku?" tanya (namakamu) dengan keadaan yang masih sesegukan.

"Abang bakal bilang dia munafik kalau dia bilang gak bahagia sama kamu," jawab Aldi sambil mengelus kepala adiknya itu.

"Tapi kenapa di sini seakan cuman aku yang berjuang, tapi Iqbaal gak," ucap (namakamu) yang membuat Aldi tersenyum.

"Tanpa kamu sadari, Iqbaal juga berusaha di sana. Kamu lupa, berapa kali dia marahin orang yang judge kamu? Berapa kali dia mati-matian bela kamu di depan fans dia? Berapa kali dia dm orang yang uda provokatorin hubungan kalian? Abang rasa Iqbaal sudah cukup berjuang untuk pertahanin kamu," jawab Aldi yang membuat (namakamu) merasa apa yang dikatakan Aldi itu benar.

"Tapi, kenapa dia gak pernah dengarin aku untuk ngejauhin cewek itu. Setiap kali dia keluar bareng Mika, selalu ada hal yang kami debatkan bang. Iqbaal gak pernah sadar itu," ucap (namakamu) yang lagi-lagi membuat Aldi tersenyum.

"Di sini abang cuman lihat dari sisi cowok abang sih, menurut abang Iqbaal cuman bingung gimana cara jauhin dia. Iqbaal pasti mau, dan abang berani jamin itu. Iqbaal tipikal orang yang sulit membuat orang sakit hati, (nam..)," ucap Aldi sambil mengacak-ngacak rambut adiknya itu.

Tidak ada jawaban apapun dari (namakamu) setelah mendengar ucapan Aldi. Aldi hanya bisa tersenyum melihat adiknya itu yang sudah mulai tumbuh dewasa. Aldi paham apa yang dirasakan adiknya itu, ia hanya belum bisa melihat miliknya bersama dengan gadis lain. Aldi sangat paham.

"Hubungi Iqbaal sana, dia pasti uda rindu banget sama kamu," ucap Aldi yang membuat (namakamu) meraih ponsel miliknya.

Tapi ada satu pesan yang sukses membuat mata (namakamu) melebar, bagai disambar oleh petir (namakamu) melepaskan ponselnya dan terduduk di atas kasur.

Aldi yang melihat (namakamu) seperti itu segera mengambil ponsel milik adiknya lalu melihat apa yang membuat (namakamu) seperti ini.

Aldi kini mengerti, ia hanya dapat menghampiri adiknya dan membawanya ke dalam pelukannya lagi. Tanpa berkata apapun, Aldi mengerti perasaan adiknya itu.

"Abang yakin dia baik-baik aja, percaya sama abang," ucap Aldi sambil mengusap punggung adiknya berusaha untuk menenangkannya.

Setelah menenangkan adiknya, Aldi berjalan keluar dari kamar adiknya untuk mengambilkan air. Aldi akhirnya menekan nomor kontak yang ingin ia hubungi.

"Hallo, gimana keadaan Iqbaal?"

***

Hayolohh Iqbaal kenapaa 😂😂

Kira-kira Iqbaal kenapa yaaaa..
Yuk main tebak-tebakan 😋😋

Tadi malam aku unpublish ceritanya HEHEHE..
Maafin yaaa 😋

Comment dan vote yukk

14 Mei 2018

Dear Itchy -IDR-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang