62. Galau (2)

1.9K 323 21
                                    

Tak banyak yang (namakamu) lakukan kini, ia memilih menyumpal kedua telinganya dengan earphone miliknya sambil menunggu scene selanjutnya.

Ia memilih duduk di pojokan tanpa ingin bergabung dengan yang lain, sambil memejamkan mata ia menikmati musik-musik yang berputar di ponselnya.

Tanpa sadar seseorang berjalan menghampiri dirinya sambil membawakan sekotak makanan untuk dirinya.

"Makan dulu (nam..)," ucap Alzi setelah melihat (namakamu) membuka kedua earphone miliknya.

(namakamu) tersenyum kemudian mengambil makanan yang dibawa oleh Alzi. Alzi mengambil tempat duduk tepat di sebalah (namakamu).

Ia menatap gadis di sampingnya ini, terbesit rasa kagum di dalam hatinya dengan gadis ini. Gadis yang jarang sekali terlihat sedih, namun hari ini menangis tepat di depannya. Gadis yang biasanya selalu lompat kesana kemari dan mengganggunya hari ini diam seperti enggan untuk hidup. Dengan masalah yang Alzi tau tak mudah untuk dirinya sendiri mengatasinya, tapi gadisnya ini masih bisa tersenyum.

(namakamu) yang merasa diperhatikan lantas menoleh menatap Alzi bingung, "Ngapain natap gue gitu elah," ucap (namakamu) membuat Alzi sadar dari lamunannya.

"Lo hebat, (nam..)," ucap Alzi tersenyum ke arah (namakamu).

(namakamu) mengangkat alisnya bingung, "Hebat apanya?" tanya (namakamu).

Alzi tersenyum, "Gak mudah untuk tersenyum di saat hati lagi gak baik-baik aja, tapi lo buktiin ke gue hari ini kalau masalah gak harus selalu untuk ditunjukin ke orang," ucak Alzi.

(namakamu) tersenyum mengerti.

"Zi, apa kesalahan gue sebegitu besarnya sampe Iqbaal marah sama gue sebegitu besarnya," ucap (namakamu) tiba-tiba sambil menutup kotak makannya.

Alzi diam membiarkan gadis ini melampiaskan emosinya kali ini. Alzi tau, terkadang wanita tidak butuh untuk ditanggapi tapi ia hanya butuh didengarkan.

"Harusnya dia tau, itulah yang gue rasain waktu tau dia dekat dengan wanita lain. Bahkan gue sama lo gak ada sesuatu yang membuktikan kalau gue selingkuh, karena gue punya alasan kuat untuk pertahanin kalau gue gak salah," ucap (namakamu) lagi.

Alzi masih diam tak ingin berbicara.

"Gue uda berusaha minta maaf sama dia, Zi. Gue masih mau berjuang, gue gak mungkin ngelepas sesuatu yang uda gue jaga selama 3 tahun terakhir ini harys berakhir sia-sia. Tapi apa dia mau berjuang bersama gue?" tanya (namakamu).

(namakamu) terkekeh dengan pertanyaan yang ia buat sendiri, ia menghapus air mata yang sudah berkumpul di matanya.

Ia menoleh ke Alzi yang tampak sedang menatapnya itu. Laki-laki itu tersenyum sambil menghapus air mata yang berada di kedua mata gadis di depannya itu.

"Gue yakin dia mau berjuang sama lo, gue yakin karena gue tau gimana perasaan dia ke lo. Cinta dia buat lo besar (nam..), jangan nyerah. Karena kalau lo nyerah, gue gak yakin kalau gue gak akan mencoba masuk ke dalam hidup lo," ucap Alzi kemudian bangkit berdiri meninggalkan (namakamu) sendiri.

(namakamu) mencerna apa yang diucapkan Alzi tadi. Apa Alzi menyukai dirinya? (namakamu) langsung menggelengkan kepalanya, "Gak mungkin lah," ucap (namakamu) menepis semua pikirannya itu.
***

Sedangkan Iqbaal kini sudah berada tepat di depan lokasi shooting gadisnya. Ia datang bukan ingin menghampiri gadisnya, ia hanya ingin memberikan sekantong es krim untuk gadisnya.

Ia memutuskan untuk tidak menemui gadisnya dahulu, ia sudah bertanya kepada Bocor di mana keberadaan gadisnya agar kehadiran dirinya tidak diketahui oleh (namakamu).

Tak lam Bocor muncul di samping mobil Iqbaal, Iqbaal pun akhirnya keluar dan menyerahkan sekantong es krim kepada Bocor.

"Kagak mampir lo boss, galau berat noh cewek lo," ucap Bocor sambil mengambil alih kantong yang diberikan Iqbaal.

Iqbaal menggelengkan kepalanya pelan, "Lo kasiin aja es krim itu buat dia, buat ngobatin mood dia juga," ucap Iqbaal sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.

Bocor menatap Iqbaal sinis, "Untung aja tuh anak bisa profesional, kalau kagak uda gue gantung lo," ucap Bocor sambil melayangkan tinjunya di depan wajah Iqbaal.

Iqbaal terkekeh, "Jangan bilang itu dari gue, bilang aja lo yang beliin," ucap Iqbaal mengingatkan Bocor.

"Iye iyeee," ucap Bocor kesal.

"Yauda gue pamit dulu ya, ada janji sama Omen," ucap Iqbaal pamit dengan Bocor.

Tapi belum sempat Iqbaal membalikkan badannya, seseorang memanggilnya.

"Baal," ucap orang itu menghampiri Iqbaal.

Iqbaal tak jadi membalikkan badannya dan menatap datar wajah orang yang menghampirinya itu.

Bocor yang seperti tau kondisi memilih berjalan pergi membiarkan keduanya menyelesaikan masalahnya.

"Gue tau lo marah karena gue jalan sama cewek lo, tapi itu lo salah paham. Gue ajakin cewek lo jalan cuman buat nyari hadiah buat gebetan gue, dan itu gak lebih," ucap Alzi berusaha meyakinkan Iqbaal.

Iqbaal hanya memasang wajah datarnya menatap Alzi.

"Lo mau benci gue terserah Baal, tapi jangan lo buat (namakamu) sampai kayak gitu. Lo gak tau sekuat apa dia sampai harus berusaha tersenyum di saat hatinya benar-benar lagi kacau. Percaya sama gue buat kali ini aja, Baal," ucap Alzi berusaha meyakinkan Iqbaal.

Iqbaal tersenyum sinis menatap Alzi, "Lo minta gue buat percaya sama lo?" ucap Iqbaal mengeluarkan kekehannya.

Alzi tak percaya melihat Iqbaal seperti ini.

"Kalau lo gak mau percaya sama gue juga gak masalah, setidaknya lo percaya sama apa yang uda (namakamu) jelasin ke lo," ucap Alzi berusaha setenang mungkin.

Iqbaal menatap Alzi tajam, "Tau diri dibutuhkan dalam kondisi begini brother," ucap Iqbaal menepuk pelan bahu Alzi kemudian membalikkan badannya berjalan menuju pintu mobilnya.

Sebelum dirinya benar-benar masuk ke dalam mobil, Iqbaal terdiam sebentar menatap Alzi. Melihat Alzi yang terdiam di tempat membuat Iqbaal merasa tidak enak.

"Lo gak usa mikirin masalah gue sama (namakamu), gue tau itu cuman salah paham. Tapi gue masih sulit untuk percaya itu semua. Gak usa merasa bersalah sama gue, gue gak sependendam kayak yang lo bayangin," ucap Iqbaal sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil.

Alzi yang berdiri di tempatnya dibuat mematung dengan ucapan Iqbaal.

Ia menatap kepergian mobil Iqbaal dari hadapannya itu. Alzi bisa merasakan bahwa Iqbaal sangat menyayangi gadisnya itu, tapi Alzi juga bisa merasakan bahwa Iqbaal memiliki ego yang tinggi.

Terbukti dirinya enggan untuk menghampiri (namakamu) dan berusaha untuk memperbaiki hubungan keduanya.

"Gue gak yakin bisa hilangin perasaan ini, (nam..)," ucap Alzi sebelum dirinya berbalik untuk melanjutkan shootingnya.

***

Jangan protes kalau pendek pleaseeee
Suasana hati gue sedang tidak baik-baik saja :))

So selamat membaca dan komen sesuatu yang bisa menghibur gue pleasee 😭😭

10 Juli 2018

Dear Itchy -IDR-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang