33. Renggang

2.6K 280 15
                                    

Sudah beberapa hari (namakamu) dibuat bingung dengan perubahan sikap Iqbaal. Ntah lah, (namakamu) merasa Iqbaal sedikit berbeda dari biasanya.

Seperti malam ini, biasanya Iqbaal akan datang ke rumahnya atau paling tidak ia akan mengirimkan beberapa makanan untuk (namakamu). Tapi ntah kenapa Iqbaal seperti berusaha menghindar darinya.

(namakamu) duduk termenung di tepi kolam renang belakang rumahnya. Pesan yang sedari tadi ia kirimkan kepada Iqbaal tak kunjung dibalas hingga sekarang.

"Gak baik anak gadis duduk sendirian di kolam renang gini, kata mama gue bisa kesambet," ucap seorang laki-laki duduk di sebelah (namakamu).

(namakamu) yang terkejut mendengar suara itu, lantas menoleh ke arah sebelahnya itu.

"Ngagetin aja lo de," ucap (namakamu) sambil memukul Devano.

"Ngapa sendiri di sini? Tumben racap lo kagak ngapel," ucap Devano sambil memainkan kakinya di dalam kolam renang.

"Lagi sibuk kali dia," ucap (namakamu) sambil ikut menurunkan kakinya ke kolam
renang.

"Lagi ada masalah?" tanya Devano seperti dapat membaca pikiran (namakamu).

"Ngak, baik-baik aja sih. Cuman dia gak ada kabar dari siang," ucap (namakamu) tak menoleh ke arah Devano.

"Aldi nyuruh gue bawa lo ke cafe biasa, buru ganti baju sono," ucap Devano.

"Bang Aldi lagi di mana emangnya? Kenapa bukan dia yang jemput gue?" tanya (namakamu) penasaran.

"Gue kebetulan tadi lagi di dekat sini, dia nyuruh gue sekalian jemput lo aja katanya," ucap Devano yang hanya diangguki oleh (namakamu).

Setelah itu (namakamu) langsung berjalan menuju ke dalam kamarnya mengganti pakaian untuk keluar.

Setelah selesai (namakamu) langsung berjalan turun mengajak Devano untuk segera pergi.

Tanpa mereka sadari, seorang laki-laki tengah memperhatikan keduanya dari kejauhan. Hasrat ingin mengunjungi kekasihnya dan memperbaiki hubungan yang sempat renggang pun sirna digantikan dengan rasa cemburu.

Dapat ia lihat dari jauh tampak gadis itu dibukakan pintu mobil oleh seorang pria.

"Lo buat gue semakin percaya dengan kata mereka, (namakamu)," ucap Iqbaal dengan penuh emosi.

Ya, sedari tadi Iqbaal sudah tiba di rumah (namakamu). Namun dari kejauhan ia melihat sebuah mobil yang Iqbaal yakini bukan mobil keluarga (namakamu). Iqbaal memarkirkan mobilnya jauh memantau siapa pemilik mobil itu. Dan tak lama ia melihat pemandangan yang membuat hatinya terbakar.

Tak lama ponsel Iqbaal kembali bergetar menandakan sebuah pesan masuk.

See? Tanpa gue harus jelasin 🙂
unknown number

Iqbaal kembali dibuat emosi dengan pesan yang baru saja masuk ke ponselnya itu. Ia langsung melempar ponselnya ke tempat duduk sebelahnya dan menyalakan mesin mobil mengejar mobil yng ditumpangi gadisnya dengan seorang pria yang ia ketahuo bernama Devano.

Setelah menempuh waktu setengah jam, dapat Iqbaal lihat (namakamu) dan Devano keluar dari mobil memasuki sebuah Cafe di Ibukota.

Iqbaal menunggu di dalam mobil sejenak berusaha mengontrol emosinya itu, kemudian ia berjalan turun dari mobilnya.

***

Dear Itchy -IDR-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang