74. Menyerah (2)

2.5K 381 30
                                    

Seminggu sudah berlalu, permasalahan antara (namakamu) dan Iqbaal masih tak kunjung selesai. Bahkan Iqbaal tak memberinya keputusan setelah seminggu ini. Iqbaal seakan menghilang, (namakamu) hanya dapat mendapat keberadaan Iqbaal dari video-video Iqbaal yang beredar.

"Masih kagak ada kabar tuh bocah?" tanya Pika berjalan keluar dari ruang tengah.

(namakamu) kini memang tengah berada di Kantor Eksis karena ada urusan yang harus ia selesaikan di sini.

Mendengar pertanyaan Pika, (namakamu) menggelengkan kepalanya lemah.

"Kayaknya memang gue harus menyerah, percuma kalau cuman gue yang berusaha mempertahankan tapi dia mau melepaskan gue," ucap (namakamu).

Pika menatap dalam manik mata gadis di depannya ini, Pika tak yakin gadis ini dapat bertahan setelah melepaskan Iqbaal.

"Kenapa gak coba diomongin lagi?" tanya Pika berusaha merubah pikiran gadis ini.

"Mau diomongin beribu kalipun kalau emang niat dia untuk ngelepasin gue juga percuma kak, kalau dia memang masih ingin bertahan juga gue mau. Tapi di sini kesannya gue yang ngemis cinta sama dia, harga diri gue seakan turun kalau gue minta dia untuk bertahan terus," ucap (namakamu) dengan suara yang seperti berusaha tangisnya itu.

Pika terdiam mendengar perkataan (namakamu). Pika tak ada kata-kata yang dapat ia ungkapkan lagi selain mendukung apa keputusan gadis di depannya ini.

"Kalau emang keputusan lo begitu, gue cuman bisa ngedukung. Apapun yang menurut lo terbaik, lakuin aja," ucap Pika akhirnya menyerah.

(namakamu) tersenyum, "Kalau menurut gue ini bukan yang terbaik gimana kak? Tapi kalau hubungan cuman diperjuangin satu orang apa itu masih bisa disebut hubungan kak?" tanya (namakamu).

Pika sebenarnya bingung apa yang harus ia beritahukan kepada (namakamu). Pika sangat ingin melihat keduanya tetap bertahan, karena memang menurutnya keduanya sebenarnya masih saling ingin bersama tapi karena keegoisan mereka lah yang membuat hubungan mereka kacau seperti ini.

"Yakini diri lo, jangan ambil keputusan di kala lo lagi jenuh ataupun lagi emosi. Gue bisa jamin keputusan yang lo ambil di saat kondisi lo seperti itu akan membuat lo semakin menyesal. Renungin dulu, ambil keputusan di saat lo uda tenang. Gue tetap saranin lo untuk ketemu sama Iqbaal dan omongin masalah lo berdua," ucap Pika sambil menepuk pelan bahu (namakamu).

"Gue ke belakang dulu, ke anak-anak dulu. Pikirin perkataan gue baik-baik, gue cuman gak mau adik gue menyesal dengan keputusannya," ucap Pika kemudian berlalu pergi ke belakang.

Di saat (namakamu) ditinggal sendiri, disitulah ia mulai memikirkan bagaimana kelanjutan hubungannya. Ia memutuskan untuk mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Iqbaal.

Cafe biasa jam 6
Gue tunggu
(namakamu)
***
***

Sedangkan di tempat lain, Iqbaal tengah duduk di sebuah studio tempat ia tengah berlatih naskah 'Bumi Manusia'.

Ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk, sebuah pesan dari gadisnya yang mengajaknya bertemu malam nanti. Iqbaal menghela nafasnya, ia tidak siap untuk bertemu dengan gadisnya itu. Ia masih sangat merasa bersalah.

"Men, gue ke belakang bentar ya," ucap Iqbaal ijin untuk memisahkan diri dari teman-temannya sekaligus untuk menenangkan pikirannya sejenak.

Omen yang mengerti langsung menanggukkan kepalanya membiarkan Iqbaal untuk mencari udara segar.

Setelah melihat anggukan Omen, Iqbaal langsung berjalan ke taman belakang dan mendudukkan dirinya di sana.

Dear Itchy -IDR-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang