Part 8

53 3 0
                                    

Jika kalian diberi pilihan untuk memilih 2 hal antara mendengarkan suatu hal yang menyakitkan hatimu untuk sesaat atau menyesali tingkahmu lalu kamu diminta meninggalkan. Kalian pilih yang mana?

******

Pagi itu Clara sudah bersiap untuk menembus embun yang dingin. Embun itu seakan ingin memeluk Clara dengan erat. Embun itu menelusup ke jaket biru dongker khas dengan tanda centang.
"Demi apa gue jemput Edo pada jam gue masih mimpi indah" gerutunya sambil menggosokan kedua telapak tangannya.
"Sumpah ya! Gue bisa mati kedinginan! Sepupu durhaka emang"
Dari arah berlawanan terlihat seseorang mendorong kotak berwarna silver. Dengan gaya sok cool ia langsung menyerbu Clara.
Bruk.....
"Sepupu gue makin cantik ajaaaaa" ucapnya sembari melingkarkan tangannya pada tubuh clara.
"Dasar! Lo kesini mau ngapain Ed? Awas lo ngrepotin gue!"
"Hiss, nyebelin lo Ra. Gue kangen kalian kaleee. Gimana kabar om dan tante? Baik kan? Katanya mereka ma... "
"Iya, besok mereka sidang" ucap Clara menyambar dengan lesu.
"Kamu kuat sistaa, mana Clara yang gue kenal dulu. Lo selalu nglindungin gue waktu kecil. Lo harus semangat, gue akan disini sampe masalahlo kelar" balas Edo menyemangati.

SMA Nusa Bangsa
Pagi itu seluruh siswa dan siswi sudah masuk ke kelas masing-masing karena bel sudah berbunyi 10 menit yang lalu.
"

Gue masih kepikiran Clara, gaktau kenapa. Rasanya gue sahabat yang gak guna banget deh. Kalian gimana ra, chel?" tanya Maya dengan mengabstrakkan coretan bolpoinnya.
"Sama gue juga" ucap keduanya bersama.
"Elah cabe, disama-samain. Tapi omongan mutya sueer deh rasanya ngejleb ati banget. Gak tega gue liatnya. Yuk pulang sekolah kerumahnya Clara"
"Ngapain?" tanya michele.
"Maen aja" timpal Maya.
"Trus hubungannya sama Brandon gimana ya? Gue aja pernah liat Brandon main sama cewek. Tapi gatau siapa" Aura nimbrung pembicaraan.
"Cabe lo mending diem deh, ini lagi bahas Clara. Bukan pacarnya. Gini deh, kita tungguin aja beritanya Clara. Coba nanti gue whatsapp deh. Minta maaf apa kek segala macemnya. Nanti gue kabarin lagi"
Tuk..
"Sakit bego!" teriak maya lantang.
"Ada apa maya?" tanya bu rus dengan tatapan menyelidik.
"Maa.. Ma.. Maaf bu"
"Chel ra, diem aja lo. Dasar!"
"Nanti aja kerumah Clara, gue khawatir sama cabe satu itu. Kalo lo pada gak pada mau. Gue sendiri aja" Michele berbicara setengah berbisik.
"Ya iya kita temenin. Aelah cabe kek sama siapa aja. Naik mobil gue aja"
"Siap ucap keduanya"

Di Appartemen Edo
"Gimana sekolah lo?" tanya Edo yang melihat dari tadi Clara hanya melamun padahal sedang menayangkan tom and jerry.
"Biasa, nothing special"
"Lo mau main gak ke mall?" tanya Edo.
"Gue lagi males banget Ed"
"Ed seandainya gue gausah sekolah aja gimana? Gue mau kerja aja. Capek gue" ucap Clara menatap Edo teliti.
"No Clara! Lo apa-apaan sih, gausah lebay deh. Lo masih punya gue, gue bakalan bantu lo sebisa gue" Elak Edo dengan tatapan tajamnya.
"Gue capek, gue gaktau mau ngapain. Gue dulu punya segalanya Ed, keluarga lengkap, bahagia, cukup, sahabat selalu jalan, cowok banyak yg ngejar dan gue punya cowok. Tapi apa Ed? Setelah mereka tau gue kayak gini mereka ilang! Gue capek Ed, gue harus gimana?" rengeknya dalam pelukan Edo.
"Ed, gue pengen ilang. Gue pengen bebas"
"Lo masih punya gue, Omma, Oppa, Rafa, Mami, Papi. Semua sayang sama Lo"
"Gue sementara pindah kerumah Omma aja, gue mau nenangin pikiran gue dulu. Anterin kerumah gue Ed. Mau ambil baju"
"Cup.. Cup, udah jangan nangis. Yuk gue anterin kerumah"

Dengan menaiki mobil honda brio merah menyala keduanya membelah jalanan ibu kota yang tidak begitu macet. Terlihat Clara hanya mematung dengan tatapan kosong. Edo sebenarnya sangat sibuk dengan urusan kuliahnya di Inggris, tetapi Maminya memaksa untuk terus menjaga Clara. Hampir 1 jam berlalu akhirnya keduanya sampai di rumah Clara.
"Ra, udah nyampe. Loh kok rame rumah lo Ra? Ada apa?"
"Yuk turun" Balas Clara sambil berlari kecil.
Terlihat dua orang bapak-bapak sedang mengecek kelengkapan surat dan satunya menggantungkan papan bertuliskan Seluruh Aset dan Rumah ini Milik Bank Tiitt
Seketika kaki Clara lemas, ia tidak bisa menjaga keseimbangannya.
"Ed, gu...gue pasrah. Gue gelandangan"
"Udah Ra, sekarang kita ke mall aja. Beli baju, gue yang beliin"
"Thanks Broo, gue sayang sama lo" balas Clara memeluk Edo erat.
"Gue akan bantu sebisa gue"
Edo membalas pelukan Clara, mendekap dengan hangat dan menenangkan.

Dari gerbang rumah Clara nampak seorang laki-laki berseragam sekolah dengan membawa sebuah kotak, ia terus menatap tajam kearah dua sijoli yang terus berpelukan itu. Ia mencekram sebuah kotak itu hingga kukunya memutih.
"Clara" panggilnya lantang membuyarkan pelukan keduanya.
"Brandon?"
"Jadi ini yang lo lakuin, setelah lo bangkrut lo plorotin semua cowok tajir? Hebat ya Lo!"
Plak...
"Jaga mulutlo Brandon, gue gak sehina apa yang lo fikirin" ucap Clara bergetar.
"Trus apa? Duh alasan basi Ra. Nyesel gue pacaran sama lo" terangnya membuat Clara menegang.
"Gue bisa jelasin Brandon, tapi gak sekarang. Tapi please, gue butuh lo" ucap Clara sembari menggegam tangan Brandon.
"Setelah lo nampar gue lo ngrasa bersalah? Oh no! Gue kira lo cewek yang beda. Ternyata SAMA!" ungkap Brandon melepas tangan Clara dengan kasar lalu beranjak meninggalkan Clara yang mematung dengan isakan tangis.
"Edo!!! Lo kenapa diem aja? Hah! Lo kenapa? Katanya lo bakalan terus ada buat gue? Gue benci lo semua" teriak Clara lantang dan pergi meninggalkan Edo sendirian yang hanya bingung dengan apa yang ia lakukan.
Tin.. Tin... Tin.....
Bruk.......
"Claraaaaaaa" teriak seseorang dengan lantang.





Tuhan memberikanmu masalah itu untuk dihadapi dan membuatmu mengerti. Jadilah seperti air, ia akan selalu mengalir meskipun sesekali ada hambatan.

Hallo para readers, enaknya cerita ini diterusin gak ya???? :"(
Jangan lupa vote dan comen lo yaa, aku butuh support dari kalian 💕💕

Clara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang