Part 9

53 2 0
                                    

Menyesal adalah bagian dari sebuah kekecewaan (Brandon)
-------------------------------------------------

Bau antiseptik menyeruak, menusuk indra penciuman ara. Sesekali ia mengerjapkan matanya yang masih berembun.
"Raf... Rafa?" panggil ara lemah sambil menggoyangkan siku adiknya. "Kakak?" balasnya dengan matanya yang sembab.

"Ada apa raf? Kakak ngapain disini?" dari sorot mata yang dipancarkan Rafa ia tau bahwa kini ia sedang tak baik-baik saja. Ada rasa khawatir dan ketakutan dimata adik kecilnya itu.

"Kakak istirahat saja, Eyang lagi nunggu Mama. Aku yang jagain kakak" seketika ucapan Rafa mengingatkan Ara pada sebuah telefon Mamanya.

"Mama udah baikan?" ucapan ara yang dibalas rafa dengan gelengan lemah. "Kakak cepet sembuh ya, aku gak mau sendirian kak. Kasihan Eyang, beberapa hari gak tidur" balas Rafa mengelak sembari menarik selimut untuk menutupi tubuh kakaknya.
"Kakak istirahat aja biar cepat sembuh" ucap Rafa lagi.

"Maafin kakak Raf, Gara-gara kakak semua jadi rumit" monolog Ara.

SMA Nusa Bangsa
Kabar bahwa Clara tertabrak seseorang yang tak bertanggung jawab telah menyebar luas.
"Bran, lu kagak jenguk pacar? Dia lagi sakit, kasian gue" ungkap Rama sambil mencemol cilok di warung Mang Harun.

"Iya gue juga kasihan, udah Mama Papanya cerai, trus Mamanya sakit, etdah Clara juga sakit. Rencana lu kapan mau jenguk? Gue ikut"

"Lo berdua apaan sih, ogah gue jenguk. Dia bukan pacar gue lagi. Udah putus"

"Apa?!" teriak Rama dan Arga bersamaan.

"Diem bego!"

"Yaudah gue sama Rama mau jenguk mantan lo, bareng sama gengnya. Iya gak ga?"
"Iya gue mau jenguk, ati-ati karma, karena karma tak semanis kurma" ungkap Arga sambil menampilkan barisan giginya.

"Terserah udah males sama tuh orang"

T

iba-tiba nada dering i-phone Brandon terdengar menusuk telinga, menampilkan nama "Anya"
Dengan cepat Brandon menggeser tombol hijau dan menjauh dari kedua sahabatnya.

"Nanti jam berapa jenguk? Bawa buah ato apaan?"
"Aelah ram, udah biar dipikir cewek². Kita ngikut aja"
"Yaudah gue tanya Maya dulu. Nanti gue chat"

Brandon Po'v
Hari demi hari gue jalani dengan mood yang buruk. Entah kenapa setelah melihat perselingkuhan Clara gue jadi mangkin benci padanya. Gue ngrasa gue gak dihargai sebagai cowoknya, bagaimana bisa gue gak tau apa-apa soal keluarganya. Meskipun keluarga gue sendiri juga masih tanda tanya. Anya. Cewek yang akhir-akhir ini nemenin gue. Gue nyaman banget sama dia, hobby gue sama, yaitu main skate. Gue bersyukur setelah Clara enyah dari hidup gue, gue punya satu semangat lagi. Ya meskipun gue cuman saling nyaman dan perhatian saja.
Po'v end

Rumah Sakit Pelita Harapan
Maya, aura, rama dan arga sudah
di lobby untuk menanyakan keberadaan Clara. VIP 004. Kamar yang menjadi saksi bisu sakitnya Clara. Tiba di depan pintu kamar, dari cendela mereka melihat Clara terbaring lemah, sambil menerima suapan dari seorang anak kecil.
"Gak tega gue liat sahabat gue kek gitu, lo duluan aja may" ucap aura sambil menatap nanar sahabatnya.

Aura membuka knop pintu dan masuk ke ruangan yang sepertinya bukan seperti rumah sakit. Tetapi hotel.

"Selamat sore Araaa" teriak Aura disusul dengan kedatangan ketiganya. "Hey kalian, ayo masuk. Kakak makanya udah dek. Kamu tidur aja di sofa. Kakak udah ada temen" balas Clara lemah, yang diberi anggukan oleh Rafa.

"Cepet sembuh ya Clar" ungkap Rama. "Cepet sembuh, buk kantin udah kangen lo" ungkap rama tak tau suasana.
"Ra, lo harus cepet sembuh. Gue kangen lo cabe!" Maya memeluk ara erat dan ditambah dengan lingkaran aura.
"Makasih ya, akhirnya gue ngerasa punya semangat sekarang. Maaf kalian tadi liat gue disuapin hehe, soalnya tangan gue masih gemeter"

"Elah cabe! Lo itu emang sakit. Bege banget. Udah sono lu tidur, gue mau nonton tv. Nonton anak jalanan" ungkap Aura yang berhadiah toyoran oleh Maya.

"Bege banget, anak jalanan kan udah tamat" gelak tawapun pecah di kamar Clara.
Dari balik cendela terlihat ada seseorang yang melihat dengan tatapan lega. Edo. Dia merasa bersalah soal kesalahpahaman antara Clara dan pacarnya. Ia sampai lupa bahwa niatnya tadi ingin memberi tahu bahwa Mamanya koma. Tetapi melihat keadaan sedang tak bagus dan Rafa sedang terlelap, ia tak tega. Dan berbalik menuju kamar Mama Clara.

"Ra, lo sama Brandon putus beneran?" tanya Rama yang ditatap tajam oleh Arga. "What???" teriak Aura dan Maya.

"Mmm iya, sebelum gue sakit dia putusin gue. Karena dia liat gue sama abang ponakan gue lagi pelukan di rumah sitaan. Oiya kalo gue sembuh, gue pindah ke Jogja. Tolong jangan bilang ke siapa². Makasih udah peduli sama gue" balas Ara mencoba tegar.

"Lo sabar bgt raaa, kalo lo butuh apa² bilang sama kita gausah sungkan" ungkap maya kembali memeluk sahabatnya lagi.
"Karena Tuhan tahu gue bisa ngadepin ini semua, thanks ya guys. Aku seneng punya kalian"

"Clar, emang lo gak inget siapa yang nabrak lo waktu itu?" tanya Rama penasaran yang dibalas gelengan oleh Clara.

"Kayaknya harus kita pecahin nih guys, tapi sulit deh. Soalnya Clara gainget apapun" ungkap maya.

"Udahlah gapapa, aku ikhlas, kalau gue pindah jagain Brandon ya Ram, Ga. Jagain juga geng syantiq kita May, Au, meskipun tanpa adanya aku"

Sahabat adalah orang yang tak tau harus melakukan apa untuk membantumu tetapi selalu ada untuk selalu disisimu

Clara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang