Part 6

58 5 0
                                    

Bukannya Tuhan membenci perpisahan, tetapi mengapa kalian melakukan hal yang dibenci-Nya. (Clara)

Ini hati bukan persinggahan, ini hati bukan mainan, ini hati ciptaan Tuhan. Tolong buat pilihan, pindah atau bertahan. (Clara)

Pagi itu Clara sudah bersiap untuk ke sekolah, ia jelas mengingat kejadian sebelumnya. Dan mencoba menguburnya dalam-dalam. Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari kamar bawah. Fikiran Clara langsung pada Rafa yang berada di kamar bawah dengan mama dan papanya. Dengan langkah tak beraturan ia menuruni tangga. Dan apa yang dilihat sangat miris, dilihatnya sang Mama dengan muka kucel dan rambut berantakan serta selembar kertas yang ia pegang dengan tatapan kosong. Di sampingnya ada Rafa dengan tangisan lirihnya sambil memeluk pergelangan tangan mama.
"Ada apa Ma? Apa yang terjadi?" tanya clara dengan lembut pada sang mama.
Tanpa menjawab mamanya hanya memberikan selembar kertas.
"What? Kertas apa ini Ma? Apa yang terjadi Ma?" buliran bening itu tak terasa jatuh di pipi merona clara.
"Kita pindah minggu depan" ungkap sang mama lalu pergi meninggalkan Rafa dan Clara.
Rafa langsung berhamburan memeluk Clara erat. Seakan menyiratkan kalau dia takut dengan kejadian pagi ini.
"Dek? Kakak anter ke sekolah yuk. Nanti kamu telat lo"
"Kak, aku takut. Papa jahat sama Mama kak. Kasihan Mama. Kita harus bela Mama kak. Aku takut Papa kak" lontaran itu membuat clara hancur berkeping keping.
"Gausah takut. Kan ada kakak. Yaudah sekarang kita gausah sekolah dulu. Kakak mau ngajak kamu kerumah Eyang. Gimana? Mau?"
Dan dibalas anggukan oleh Rafa.

Clara Po'v
Hari ini aku bolos sekolah. Pikiranku sedang kacau. Aku butuh ketenangan.  Aku juga gak mau ngrepotin semua sahabat dan orang yang aku sayangi. Tak terkecuali Brandon.
"Kak ayo berangkat. Keburu siang kerumah Eyangnya. Nanti macet" ucapan Rafa menyadarkanku.
"Are you ready? Lets go!!!" Teriakku dengan semangat.

Perjalanan cukup panjang dan akhirnya sampai di rumah Eyang. Aku membawa koper ukuran sedang. Dan Rafa hanya membawa tas ransel besarnya. Rencananya sih mau di Rumah Eyang terus aja.
"Selamat datang cucu Eyang yang ganteng dan cantik. I miss you so much" sambutan Eyang heboh banget ngalahin teriakan soimah di liga dangdut.
"Cucu Eyang yang cantik cetar membahana dan seksi tiada tara datang Eyang. Siapkan red carpet dong!!!"
"Kak nyebut, pendek gitu kok"
"Eyangggg! Rafa tuh pasti ngomongin fisik. Dasar cebol kerjaan makan mulu"
"Sudah sudah. Eyang sudah masak banyak buat kalian. Cepetan masuk kamar kalian trus mandi lalu makan. Kita lunch bareng ya"
"Siap Eyang"
Ya dia adalah Eyang Celine. Eyang paling pengertian sedunia.  Dia adalah nenek paling perfect. Aku sayang banget sama Eyang sampai kapapun.

"Ra, are you ok?" tanya eyang membuyarkan lamunanku.
"Maybe. Eyang, aku gak tau harus bagaimana. Aku kasihan Rafa. Dia trauma atas kejadian ini. Mereka egois eyang" ungkapku tak kuasa menahan air mata.
"No! Jangan nangis. Kamu kuat. Sekarang hanya kamu yang bisa membuat semua lebih baik. Eyang tau, ini berat buat kamu sama Rafa. Mama kamu butuh support dari kamu dan Rafa. Dia terlalu rapuh. Kamu satu-satunya yang bisa dia harapin. Eyang akan bantu sebisa eyang"
"Makasih eyang"
Aku langsung memeluknya erat. Rasanya aku ingin lupa ingatan tentang kejadian ini.
Brandon is calling.......
Nada dering i-phone ku menusuk telinga hingga akhirnya aku melepaskan pelukanku.
"Eyang nengokin Rafa bentar. Kamu cepetan beberes ya. Eyang tunggu di meja makan"
"Oke siap Eyang"

Tanpa pikir panjang aku langsung menekan tombol hijau.
"halo brandon. Sorry aku baru pegang hp"
"................."
"Iya maaf, aku sibuk banget. Makanya aku gak masuk sekolah. Kamu lagi di sekolah?"
"................"
"ketemuan? Aduh kayanya gabisa. Aku sibuk banget"
"................"
"Bukannya sok sibuk, emang sibuk. Aduh kamu bawel banget sih. Kangen ya?"
"................."
"ya ampun cuek banget. Iya deh aku usahain ketemuan. Dimana? Kafe Dandelion?"
"................"
"Okay brandon. I miss u too"
Po'v end

Cafe Dandelion
Dengan ditemani lemon tea Clara melamunkan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya akhir-akhir ini. Mulai dari jadiannya dengan brandon sampai dengan perpisahan kedua orangtuanya.
"Sayang" ucap brandon sambil menoel pipi clara.
"Apaan sih sayang-sayang. Lebay!"
"Lebay tapi kok blushing gitu hehe" balas brandon yang membuat clara salting.
"Ih apaan. Orang kena saos" elak Clara.
"Saos apaan sih? Kamu aja cuman pesen lemon tea. Kamu ini ada² aja" ceringan brandon melebar.
"Kamu udah makan bran?"
"Udah tadi di kantin. Kamu itu jangan panggil bran bran gitu dong. Panggil sayang atau beb apa gimana kek. Malah dibilang alay. Dasar!" ungkap brandon dengan mengacak rambut Clara.
"Resek kamu bran. Berantakan nih rambut. Gini yang katanya kangen?"
"Iya, gak ketemu kamu sehari aja kangen. Kenapa gak boleh? Suka suka aku dong. Kangen sama pacar sendiri"
Anya is Calling.......
Tulisan itu tercetak jelas pada layar i-phone brandon.
"Siapa?" tanya Clara.
"Bentar sayang, penting"
Dengan cepat brandon pergi meninggalkan clara sendiri. Ada rasa sedih ketika brandon menjauh. Ia ingin meluapkan kesedihannya bersama brandon. Tetapi clara urungkan niatnya.
"Ra, aku duluan ya. Ada urusan penting soalnya. Bye bye. Jangan lupa kalo udah nyampe rumah kabarin aku yaa" ungkap brandon segera berlalu.
"Ini yang dinamakan kangen bertepuk sebelah tangan? Aku benci sibukmu" gerutunya sendiri.
Mama is calling.......
"Halo ma?"
"..............."
"Mama dimana? Kenapa ramai sekali?"
"............."
"Sekarang mamaku ada RS mana?"
"............"
"Saya segera kesana"
Tut...

Setidaknya kalau aku bukan prioritas jangan lupa makan ya. Supaya kamu gak sakit. Karena nebus obat mahal wkwk

Yeay alhamdulillah bisa nyelesaiin 1 part yang telah tertunda beberapa minggu. Vote dan comment jangan lupa yaaa 😘😘
Happy reading 💕💕

Clara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang