Langkahnya yang berat seakan menandakan bahwa dia semakin dewasa saat ini. Ia melangkah menyusuri koridor koridor rumah sakit yang sudah sepi.
Pemuda itu baru sampai indonesia sekitar pukul 9 malam dan sampai di rumah sakitnya jam 10 lebih,Langkahnya begitu berat saat ruang ICU yang ia tuju itu semakin dekat dengannya, dari kejauhan ia melihat banyak orang disana. Ia juga melihat dua sahabatnya itu.
"Assalamu'alaikum"
Ali mengucapkan salam saat sudah berada diantara mereka, yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing masing, sekarang mereka semua beralih pada pemuda pemilik mata elang itu. Yang ditatap hanya memasang wajah santai seperti biasanya, ia menganggap ini adalah konsekuensi dari semua apa yang dilakukannya.
"Sayang..Mama kangen" Sarah langsung menghambur memeluk putranya, Ali membalas pelukan mamanya itu
"Al juga Ma, maafin Al ya" ucap Ali, mamanya hanya mengangguk
"Udah udah sesi kangen kangenanya, sekarang kamu masuk" ujar Fariz dingin
Sarah melepaskan pelukannya dan membiarkan Ali masuk keruangan dimana Prilly sekarang dirawat.
"Gue tunggu dirumah Lo, kita Feat disana" kata Digo saat Ali lewat didepannya
Ali hanya mengangguk, ia memaklumi jika Digo marah padanya, dan jika ia mengajaknya Feat itu wajar wajar saja, karena ia pergi ke jerman tanpa memberi tau sahabatnya itu.
Kreeeeettt
Hati Ali begitu sakit saat melihat gadisnya terbaring lemah seperti ini. Ali mendekat kearah dimana Prilly terbaring sekarang, diusapnya puncak kepala Prilly yang tertutup hijab itu.
Lagi lagi ia menangis karena gadis yang sama, PRILLY"Kenapa bisa kaya gini?" Ali duduk disebuah kursi yang ada disamping ranjang
"Bangun Lly" digenggamnya tangan Prilly
"Kalo kemarin Aku pergi nggak pamit ke kamu, sekarang Aku pulang cuma buat Kamu" dikecupnya punggung tangan Prilly yang berada dalam genggamannya
"Bangun ya Dek" pinta Ali
"Kita mulai semuanya dari awal" Kata Ali lirih
Tidak ada respon dari Prilly, Ali memutuskan untuk keluar dari situ setelah sekitar 30 menit didalam.
Ia menyeka sudut matanya yang basah.
Saat i keluar, sudah tidak ada orang kecuali sahabatnya, DIGO"Ikut Gue" Digo menarik paksa tangan Ali
Seperti yang Digo katakan tadi, ia benar benar Feat dengan Ali. Ia memukuli Ali habis habisan.
Ryan ada disana, namun ia tak berniat melerai, toh itu memang pantas Ali dapatkan."Hajar aja Go, biar kapok dia" Kata Ryan sinis
Sarah yang melihat putranya dipukuli anak sahabatnya sendiri, bahkan putranya dipukuli dirumahnya itu, hanya bisa pasrah.tangannya dipegang erat oleh suaminya.
----------------------
"Tidak ada perubahan, malah keadaanya semakin menurun, mungkin kita harus memancingnya dengan apa yang ia tidak suka. Siapa tau itu membuat sedikit perubahan"
Ucapan Dr. Ryan itu begitu membuat dada Fariz sesak, bayang bayang kehilangan putrinya seakan akan berada didepan matanya.
"Aku tau gimana caranya" Fariz memejamkan mata
"Maksudnya?" Ryan tidak paham
"Aku akan menikahkan Putriku dengan Maxim" ucap Fariz, tidak ada sorot keraguan dari matanya
"Kau sudah gila ? Kau mau menikahkan Prilly disaat dia koma?" Ryan tidak habis pikir
"Kamu sendiri yang bilang, kesadaran Prilly harus kita pancing dengan apa yang tidak ia suka" jawab Fariz dingin
"Tapi nggak gitu juga kali Riz" kata Ryan dongkol
"Dia anakku, yang Aku lakukan adalah untuk kebaikannya" ucap Fariz tak kalah sinis
"Dia keponakanku, Anak dari Adikku, Aku juga berhak atas dirinya" ujar Ryan penuh penekanan
Fariz menghela napasnya berat.
"Yan, Kau tau anakku masuk rumah sakit karena siapa ?" Tanya Fariz, Ryan hanya mengangguk
"Kau tau akar dari masalah putriku itu siapa ?" Tanya Fariz lagi
"Itu bukan mutlak salah Al, kalo seandainya kamu nggak bawa sikembar jauh dari keluarga kami,pasti nggak akan kejadian sejauh ini" bela Ryan
"Kamu kan tau alasan Aku bawa si kembar pergi jauh" balas Fariz tak kalah sinis
"Oke, kita lupain ini, jadi rencana kamu apa ? Kita nggak punya waktu lama, keadaan Prilly semakun kritis, satu detik itu sangat berharga untuk Prilly" ucap Ryan apa adanya
"Atau kita lakukan operasi, tapi kemungkinan operasi itu berhasil sangat kecil, mengingat keadaan Prilly yang sekarang koma" tambag Dr. Ryan
Lagi lagi Fariz memghela napasnya kasar.
"Kita coba cara pertama, kalo nggak ada hasil, Aku ikut cara kamu, asal putriku selamat"
Ucap Fariz lalu pergi meninggalkan Ryan tanpa sepatah katapun. Ryan hanya menatap punggung Fariz dengan nanar.
Ia pernah ada dalam posisi seperti Fariz, ia juga hampir kehilangan Ali dulu.--------------------
"Baik, saya akan urus semuanya" ucap pemuda itu
"Saya tunggu kamu nanti malam" kata pria yang ada di depannya
"Om pulang dulu" pamit pria itu
Maxim hanya memandangi punggung Fariz yang menghilang dari balik pintu rumahnya.
Fariz datang untuk memberi tau bahwa pernikahan mereka dipercepat nanti malam."Ibu nggak mau kamu nikah sama gadis itu" ucap Jevina, Maxim membalikkan badannya menghadap ibunya.
"Ibu, Abang mohon, abang sayang sama dia" Maxim memegang tangan ibunya
"Abang kan tau, Ayah lagi tugas" Jevina sudah berlinang air mata
"Pokoknya ibu nggak setuju" Jevina tetap menolak
"Bu, Abang mohon" rayu Maxim, Jevina tetap menggeleng
"Mau Ibu setuju atau enggak, Abang tetep bakal pergi" ujar Maxim
"Pilih Ibu atau gadis itu" tanya Jevina
"Untuk saat ini, Abang milih dia bu" dengan berat hati Maxim harus memilih Prilly
Maxim melepaskan genggamannya dan berlalu meninggalkan Jevina yang sudah ambruk dilantai.
Sebenarnya itu berat baginya, tapi Fariz bilang, keadaan Prilly sekarang sedang kritis. Ia tidak mau kehilangan gadis yang ia cintai untuk kedua kalinya."Ma'afin Abang bu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
Nanaz updetnya banyak ya ?
Kenapa ?
Biar cepet End aja.Semoga Nanaz bisa updet part terakhir cerita ini pas malam idhul fitri.
Doain aja..Vote sama komen jangan lupa.
Wassalamu'alaikum wr.wb
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi And Prilly Love Story (END)
RandomFOLLOW NANAZ DULU YAAA, BIAR BACA CERITANYA LEBIH FAEDAH ! Ini adalah kisah cinta yang menurut gue kisah paling rumit. Kisah cinta yang hanya mengedepankan kebahagiaan orang yang di cintai. Tidak ada yang peduli dengan kebahagiaan diri sendiri, semu...