Will you marry me ?

846 44 1
                                    

Prilly melangkahkan kakinya dengan gontai kearah masjid kampus. Ia bolos masuk kelas dihari pertama ia masuk kampus setelah beberapa bulan mengambil cuti.
Prilly duduk di pelataran masjid, ia ingin menenangkan dirinya dengan duduk dan murojaah hafalannya, mungkin itu bisa membuat hatinya sedikit lebih baik. Itu pikirnya.

Suara Prilly mengalum indah mendominasi area masjid yang sepi. Saat Prilly masih tenggelam dalam bacaannya, seorang pemuda yang kini sudah terlihat dewasa itu tanpa di duga duduk disebelahnya. Prilly menghentikan bacaannya lalu menoleh kearah pemuda tadi.

"Kok berhenti ?" Tanya pemuda itu

"Kok disini ?" Prilly malah nanya balik

"Bukannya jawab pertanyaan malah nanya balik" cibir Ali

Prilly nyengir.

"Kok kamu nggak masuk kelas sig Dek ?" Tanya Ali

"Nggak papa Bang, males aja" jawab Prilly tak semangat

Ali menaikan sebelah alisnya heran.

"Tumben Kamu bolos ? Ini bukan Illy yang Abang kenal looo" ujarAli

Prilly hanya tersenyum kecut.

Hening

Hening

"Mau dengerin Aku ngaji nggak?" Tawar Ali dengan senyum yang mengembang dibibirnya setelah terjadi hening

'Senyumnyaaa masih sama'

"Mau nggak?" Tanya Ali memastikan, Prilly mengangguk

Alunan merdu tilawatil qur'an surah Ar-rahman itu begitu menggetarkan hatinya. Ingatanya kembali pada masa dua tahun lalu, dimana Ali juga membaca surah Ar-rahman itu dengar merdu sama seperti sekarang.
Bahkan bayangan ia yang selalu membangunkan Maxim untuk sholat subuh dengan kesusahan terlintas begitu saja dipikirannya. Prilly menghela napasnya berat saat mengingat bahwa Maxim begitu jauh dari kriteria imam idamanya dulu.

Tes

Tes

Tes

Hiks...hiksss...hiksss

Ali menghentikan bacaannya saat mendengar sebuah isak tangis. Ia menoleh kearah Prilly yang kini tengah terisak dengan tangan yang menutupi wajahnya.

Ali tertgun.

"Kenapa nangis ?" Tanya Ali, Prilly menggeleng

"Maaf y Abang bikin kamu nangis" ujar Ali

Prilly menurunkan tangannya yang menutupi seluruh wajahnya. Ia meatap Ali lekat untuk beberapa saat lalu mengalihkan pandangannya.

"Aku cuma sedih aja Bang, denger suara Abang ngaji"ujar Prilly, kini ia sudah tidak lagi terisak

Ali tersenyum.

"Aku duluan ya" Prilly berdiri dari duduknya lalu melangkah meninggalkan Ali

Ali tak tinggal diam, ia berlari menghadang langkah Prilly hingga membuat mereka berdua sekarang berdiri berhadapan.

"Maxim ? " ujar Ali tiba tiba

Prilly mendongkak menatap Ali, lalu kembali menunduk.

"Natasya ?" ujar Ali lagi

"Abang kenal ?" Tanya Prilly, kini mereka berdua bertatapan

Ali mengangguk.

"Walaupun Abang dulu kuliah di Jerman, Abang itu sahabat suami kamu Dek, Abang juga teman curhat Maxim. Dan Natasya itu datang sebelum kamu Dek. Maxim dan Natasya itu sahabatan dari dulu" Ujar Maxim panjang lebar

Sisi And Prilly Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang