Merasakan patah

852 59 0
                                    

"Bunda kan udah bilang, ngeyel sih kamu" seorang ibu sedang marah marah dengan anaknya

Dan yang dimarahipun hanya diam.

"Pokoknya pas nanti kelas 12 Bunda nggak akan ijinin kamu ikut acara begituan" Katanya lagi

"Udah tau manja masih aja maunya ikut yang gituan" Anaknya merasa tersinggung dengan kata kata ibunya

"Adek nggak manja Bun" elak anaknya

"Manja"

"Enggak"

"Manja"

"Enggak"

Stoppppppppp

Teriak Fariz membuat Liana dan Sisi yang tadi berdebat bungkam.

"Udah ?" Tanya Fariz sinis Liana dan Sisi hanya diam

"Ayah masa Adek dikatain manja sama Bunda" Sisi berpindah tempay duduk disamping Ayahnya

"Adek nggak manja kan yah?" Sisi bertanya sambil bergelayut manja dilengan Fariz

"Iya Adek nggak manja" Fariz mengusap kepala putri kesayangannya itu

"Belain aja terus belain" Liana berkata sinis

"Bun..." Prilly menyentuh pundak ibunya

"Iya.." Liana menggenggam tangan Putri sulungnya itu

"Mending Bunda sama Adek belanja aja sekarang" usul Fariz membuat binar pada mata Sisi dan Liana

Lianapun melupakan kemarahannya pada Sisi saat suaminya mernyuruhnya untuk, BELANJA

"Boleh yah?" Tanya Liana memastikan

"Iyaa..boleh" Fariz menjawab

"Kakak ikut ya Kak?" Tanya Liana pada Prilly

"Iya Kak, ikut aja" kata Sisi pula

"Kakak nggak bisa ikut, karena nanti siang jadwalnya Kakak harus ke dokter. Kata dokternya orang yang suka donorin darahnya ke Kakak kemarin kerumah sakit" Kata Fariz dingin, lalu ia pergi kedalam kamarnya

Brakkk

Pintu kamarnya dibanting, Sisi dan Liana berpandagan sedangkan Prilly hanya tersenyum melihat sikap Ayahnya itu karena bagi Prilly itu sudah, BIASA

"Nggak apa-apa Bun, Sisi sama Bunda pergi aja" Suruh Prilly

"Kakak nggak apa apa kan?" Tanya Bundanya memastikan

"Iyaaa" Prilly menggenggam tangan Bundanya

"Kakak kekamar ya Bun" pamit Prilly

Sesampainya dikamar tubuh Prilly ambruk, inilah Prilly selalu saja bersikap biasa saja bila didepan keluarganya namun, akan menangis sejadi jadinya saat sendiri dikamarnya.

*************

"Yang ini bagus nggak dek?" Tanya Liana pada Sisi

Ia menunjukan gamis berwarna merah maroon.

"Nggak ! Adek nggak mau pake kaya gituan" Sisi menolak

"Ini buat Kakak dek" kata Bundanyq membuat Sisi memutar bola matanya malas

"Kakak aja terus, Adek nya kapan dong?" Sisi berkata sedikit sinis

"Adek bunda itu...."

Pukkk

Satu tepukan dibahu Liana membuat nya mengurungkan niat untuk membalas perkataan Sisi, ia membalikan badan nya dan betapa terkejutnya Liana saat mengetahui yang menepuk pundaknya adalah Lilis.

"Loh, mb Lilis ?" Kata Liana kaget

"Iya, lagi belanja Na ?" Tanya Lilis

"Eh, iya mbak, ini sama Sisi" Liana menarik tangan Sisi agar Sisi mendekat padanya

"Loh Kakaknya mana?" Lilis bertanya, Ia memutar bola matanya keseluruh penjuru ruangan

"Enggak ikut tan" jawab Sisi

"Oooh, Kata Digo pas Gladi tangguh kalian nyasar ya? Sekarang gimana keadaan kamu nak?" Tanya Lilis, ia menggenggam tangan Sisi

"Aku baik baik aja tan" Sisi tersenyum

Liana dan Lilis pun akhirnya terlibat obrolan ringan, seperti gosip terbaru. Khas ibu ibu banget kalo ketemu.
Sisi merasa sangat bosan mendengarkan obrolan Bundanya dan Umi nya Digo, hingga ia memutuskan untuk berkeliling  pusat perbelanjaan ini sendirian.

Saat ia sedang berjalan hendak pergi ke toko sepatu, langkahnya terhenti saat matanya melihat dua sosok yang sangat ia kenal tengah tertawa bersama dibalik dinding kaca sebuah toko buku.

"Mereka lagi ngapain ?" Tanyanya dalam hati

Sisi melangkahkan kakinya menuju tempat dimana dua orang itu berada, namun entah mengapa saat ia semakin dekat dengan dua orang yang sedang tertawa bahagia itu dadanya merasakan sesak.

"Apa gue balik aja ?" Katanya dalam hati saat ia sudah berada kurang dari 2 meter dari Dua orang yang tengah membelakanginya itu.

***************

"Sekarang kita udah baikan?" Tanya seorang pemuda pada seorang gadis

"Emang kapan kita marahan?" Balas gadis itu membuat sang pemuda menggaruk tengkuknya kikuk

"Hahaha" gadis itu ketawa

"Kok ketawa ?" Tanya pemuda itu

"Lo tuh kalo lagi salting, lucu" Kata gadis itu yang tidak lain adalah Prilly

"Emang gue Lucu, ganteng lagi" kata Ali sambil memamerkan senyum menawannya itu

Untuk sesaat Prilly merasakan jantungnya berdetak sangat cepat hingga bernafaspun rasanya sangat sulit.

"Iiih, PD gila" Prilly menepuk lengan Ali dengan buku yang ia pegang

"Biarin" kata Ali sambil ketawa, dan Prilly hanya mencibirnya

"Sekarang kok jarang ikut pengajian?" Tanya Ali

"Kok tau gue sering ikut pengajian?" Prilly bertanya balik

"Gue kan juga sering ikut pengajian" Ali menjawab dengan malu malu

"Masak?" Prilly tidak percaya

"Iyaa beneran, kan yang biasanya tilawatull qur'an gue" Ali berkata  yakin

"Beneran ?" Prilly bertanya memastikan dan Ali hanya mengangguk angguk

"Coba bacain surah ar rahman pake nada tilawah" tantang Prilly dan Ali menyanggupinya

Ali membaca surah Ar rahman dengan sangat merdu, memang hanya beberapa ayat sih, tapi itu sudah membuat Prilly ternganga tidak percaya.

"Ali..kamuu" Prilly menutup mulutnya tidak percaya dan Ali hanya tersenyum malu

Setelah itu Prilly dan Ali malah saling melemparkan guyonan hingga mereka berdua tertawa ngakak dan tidak ingat jika mereka berdua sedang berada di toko buku."Kak Illy...." panggil seseorang

Ali dan Prilly dengan spontan menghentikan tawanya dan berbalik badan. Wajah Prilly seketika pucat saat melihat yang tadi memanggilnya adalah....

Sisi,

Ali sangat terkejut Bahkan Ali menjatuhkan buku yang sedang ia pegang saat melihat seorang gadis yang wajahnya mirip dengan gadis yang ia cintai.

"Apa yang sebenernya terjadi?" Batin Ali bertanya tanya

Sisi And Prilly Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang