Romeo Juliet Nahi Hai Eps 2

196 12 0
                                    

Sriti membawa Mishal untuk menemui Mahi di kelas, kuliah baru ada jam 10 nanti jadi mereka masih punya waktu luang.
"Hei kalian, tolong keluar dulu, ada masalah penting yang harus diselesaikan" teriak Sriti pada teman-temannya
"Memang ada apa Sriti?"
"Jangan banyak tanya Lal, cepatlah" tak mau berurusan panjang dengan Sriti, teman-temannya pun memilih segera meninggalkan ruang kelas itu
"Thank youuuu" kata Sriti mengiringi langkah teman-temannya menuju pintu
"Nah sekarang selesaikan urusan kalian!" Kata Sriti pada Mishal dan Mahi yang hanya saling diam
Mahi menunduk dikursinya sedangkan Mishal berdiri didekat pintu dan menyilangkan dada
"Ya Tuhan! Apa ini cara menyelesaikan masalah?? Jika kalian hanya diam sampai salju turun di sahara juga tak akan selesai"
Sriti pun keluar dan mengunci pintu dari luar
Sebenarnya ia dan Shabir memiliki persamaan, mereka tak pernah setengah-setengah dalam membantu orang lain meskipun dengan cara mereka yang unik
Para dosen juga tidak menegur mereka secara tegas karena memang mereka tak pernah melakukan hal di luar batas, selain itu keduanya juga termasuk mahasiswa berprestasi di bidang masing-masing
"Sriti" panggil Ankit yang baru saja datang
"Kenapa?" jawabnya sambil mengunyah permen karet
"Kenapa kau menyuruh teman-teman keluar?"
"Karena didalam sedang ada ujian"
"Ujian? Ujian apa? Aku tidak tahu itu"
"Memang apa yang kau tahu? Kau kan sebelas dua belas dengan Shabir , merayu gadis saja tahumu"
"Jangan samakan aku dengan kakakmu itu, aku hanya mendekati Sheina saja bukan gadis lain"
"Yaya terserah dengan pembelaanmu"
"Memang ada apa didalam sebenarnya?"
"Begini, Mishal dan Mahi sedang ada masalah, kau tahu kan Mahi sangat sensitif, dia sering memikirkan hal-hal yang tidak penting dengan serius, sedangkan Mishal sangat angkuh, maka dari itu aku ingin membuat keduanya baikan lagi"
"Wah wah rupanya sekarang kau menjadi konsultan hati juga?"
"Bukan sekarang. Memang aku sering melakukannya"
"Baiklah nona Sriti. Kalau begitu aku ingin bertanya padamu, kenapa kau sendiri tak memiliki kekasih?" Sriti langsung melotot ke arah Ankit
"So sorry. Aku hanya bercanda" Ankit menepuk pundak Sriti
"Aku akan menemui Sheina, bye" Ankit lalu pergi
"Macam-macam dia" gumam Sriti
Setelah cukup lama, ponsel Sriti berbunyi, ada pesan masuk dari Mahi yang memintanya membukakan pintu
"Sriti sebenarnya kau tak perlu melakukan ini" kata Mahi setelah Sriti membukakan pintu
"Tapi kalian sudah tidak ada masalah kan?"
"Tidak Sriti, kami baik-baik saja, thanks" ucap Mishal kemudian ia meminta ijin kembali ke lapangan
"Mulai sekarang, cobalah selalu selesaikan masalah dengan bicara satu sama lain Mahi, jangan hanya diam"
"Iya, sekali lagi terima kasih" Mahi memeluk Sriti dan kembali ke tempat duduknya
"Ok teman-teman, silahkan masuk lagi" kata Sriti pada teman-temannya yang masih duduk diluar
Ketika ia akan masuk, Shabir menarik jaketnya dari belakang
"Aduh. Apa-apaan sih kau ini?"
"Sriti. I have a good news"
"Apa? Kau mau bilang berhasil mendapatkan nomor ponsel Madhu?"
"Bukan"
"Kau mendapatkan alamat rumahnya?"
"Bukan itu"
"Lalu apa? Ohhh atau kau berhasil mengajaknya berkencan?"
"Bukan! Ini tidak ada hubungannya dengan Madhu"
"Lalu apa?"
"Kau tahu?"
"Tidak"
"Dengarkan dulu!"
"Kau kan tanya, aku hanya menjawab, apa aku salah?"
"Jangan rusak moodku Fuggiiiiii" Shabir mulai gemas
"Yasudah kalau begitu katakan"
"Aku lolos National Singing Contest"
"Are serious???"
"Im serious yaaarrr"
"Waaaaa congratulatioooonnnn" Mereka berpelukan karena bahagia, Shabir sudah lama mendaftar kontes menyanyi tersebut tetapi masih selalu gagal, tapi kali ini ia benar-benar lolos
"Thank you so much Fuggi"
"Heh mau apa kau?!" bentak Sriti saat Shabir hendak mencium pipinya
"Maaf aku sangat bahagia" Shabir mundur lagi
"Karena kau sedang senang maka pulang nanti kau traktir aku makan"
"Wait Wai Wait, kau ini banyak makan tetapi badanmu tetap kecil, coba kulihat" Shabir menunduk didepan perut Sriti
"Wah pantas saja ternyata didalam perutmu para cacing sedang berpesta"
"Kau mengatakan itu agar aku tak jadi meminta traktir kan? Tidak akan, aku akan tetap menagih. Sudah sana pergi. Aku mau masuk kelas"
"Sudah meminta dan sekarang mengusir" gerutu Shabir
"Hei aku mendengar! Kenapa? Kau tidak terima?!"
"Ku terima atau tidak tak akan berpengaruh untukmu"
"Itu tahu, kau memang kakak yang baik, sudah aku mau masuk" Sriti menepuk pipi Shabir lalu masuk kelas
"Selama kau bisa tertawa seperti ini Fuggi, aku akan turuti apapun maumu" ucap Shabir lirih
Dia pun lalu kembali ke kelasnya
-0-

Keesokan paginya, Sriti datang sendirian ke kampus karena Shabir berangkat lebih pagi, ia bilang ada latihan menyanyi
"Morning Fuggi" Sapa Shabir menghalangi langkah Sriti didekat tempat parkir
"Katanya ada latihan menyanyi"
"Iya tapi mulai jam 8"
"Lalu kenapa kau datang sebelum jam 4 pagi?" Sriti kembali melangkah
"Jam 4? Kau pikir aku pindah tidur disini? Sebenarnya pagi ini Madhu siaran pagi"
"Memang jadwalnya setiap Senin seperti itu kan? Lagipula memang apa yang sudah kau lakukan untuk mendekatinya?"
"Eng dia itu agak sulit didekati, tidak seperti yang lain, aku sapa pun dia kadang hanya tersenyum sekilas"
"Itu masih mending dia mau tersenyum. Daripada kau hanya didiamkan saja"
"Fuggi, ayolah tolong aku"
"Tolong apa?"
"Kau bantu aku mendekatinya"
"Hahaha kau ini, apa sudah tidak ada stock cara mendekati gadis sehingga kau meminta bantuanku?"
"Jangan tertawa! Aku benar-benar butuh bantuanmu''
"Hmmm baiklah aku akan bantu tapi aku tidak janji akan berhasil"
"Apa maksudmu? Kau selalu bisa membantu masalah orang lain"
"Itu karena mereka baik-baik saja. Tapi lihat dirimu, kau ini terkenal playboy, aku harus berusaha keras meyakinkan Madhu"
"Oke jika aku mendapatkan Madhu. Aku tak akan menggoda gadis lain lagi"
"Aku tak bisa memegang kata-katamu"
"Intinya kau akan membantuku kan?"
"Iyaaaaaaaaaaaaaa ya ampun, sepertinya kau meragukanku"
"Kau kan memang kadang perlu diragukan"
Sriti hanya mencibir
Saat melewati lapangan, mereka melihat kumpulan mahasiswa yang sedang berlatih menari
"Hei Sarah, ada apa ini?"
Tanya Sriti pada mahasiswa yang baru saja lewat didepannya
"Namaku Sejal bukan Sarah"
"Oh iya maaf, karena kalian mirip jadi aku kira kau Sarah" Sebenarnya Sriti memang tidak mengetahui nama gadis itu
"Mereka sedang berlatih untuk prom night"
"Prom night? Aku tidak tahu akan ada prom night"
"Ini memang baru di infokan Sriti, dan karena mereka semangat jadi mereka langsung latihan"
"Ohhh oke, thanks infonya"
"Sama-sama" ucap Sejal
"Eh tungu-tunggu" Sriti membisikkan sesuatu pada Sejal
"Oke" Sejal pun pergi
"Apa yang kau bisikkan padanya?"
"Kau mau tahu saja urusan perempuan"
Sriti meninggalkan Shabir dan bergabung dengan mahasiswa yang sedang menari di iringi lagu Malang
Shabir hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Sriti
Tiba-tiba lagu berubah menjadi Gerua
"Kau mencariku?" Suara lembut terdengar dari samping kanan Shabir
Ia pun menoleh dan melihat wajah cantik Madhu
"Kau?"
"Tadi Sejal bilang kau mencariku karena ada hal penting"
"Aku menca..." belum selesai Shabir bicara, ia melihat Sriti mengedipkan mata, Shabir langsung mengerti maksud Sriti
"ehmm iya aku ingin bertanya sesuatu"
"Tanya apa?"
"Bagaimana kalau kita bicara di kantin saja?"
"Apa sangat penting?"
"Ya ini sangat penting untukku"
"Um baiklah" Shabir dan Madhu pun pergi ke kantin
-0-
Di tepi lapangan, Ankit mendekati seorang laki-laki yang sejak tadi ia perhatikan mengarahkan kamera ke arah Sriti
"Hei" Ankit menepuk pundak orang itu
"Oh hai"
"Sepertinya aku baru melihatmu"
"Ya benar, aku baru masuk hari ini, perkenalkan aku Gurmeet"
"Aku Ankit, selamat bergabung dengan kami, kau fakultas apa?"
"Aku ambil management,kau?"
"Aku sastra bahasa Inggris. Dan kau bertemu orang yang tepat, aku akan membantumu mengenali kampus ini"
"Thanks, kau sangat baik"
"Oya aku perhatikan kau daritadi mengarahkan kamera pada dia" Ankit menunjuk Sriti yang sedang bercanda dengan Shargun dan Nia
"Hmmm dia sangat lincah menari"
"Tentu saja, dia memang seorang penari"
"Ohh" Gurmeet tersenyum
"Ayo ku ajak kau berkeliling"
Mereka pun pergi dari tempat itu
-0-

Romeo Juliet Nahi HaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang