Romeo Juliet Nahi Hai Eps 24

308 13 2
                                    

Romeo Juliet Nahi Hai
Eps 24

Sheina dan Dhruv berdiri didepan rumah Sheina, dengan segenap keyakinan untuk membuktikan kejahatan Raj
"Ayo Dhruv"
"Ayo" jawab Dhruv mantap
Keduanya pun melangkah masuk rumah
"Sheina! Untuk apa kau membawanya kesini?"
"Ayah, kami ingin membuktikan apa yang kami ucapkan tentang Raj!"
"Oh lalu apa yang kalian akan lakukan?"
Dhruv mengambil ponselnya
"Ini Tuan, kau bisa lihat"
Didalam video itu terlihat Raj sedang bermesraan dengan Madhu disebuah cafe
'Raj, sampai kapan kau akan melakukan ini?'
'kau yang memintaku mendekatinya'
'tapi apa yang kau dapat dari mereka?'
'sayang, kau tahu kan sebentar lagi aku dan Sheina akan tunangan, aku pastikan setelah itu aku akan mendapatkan apa yang kita inginkan'
'aku tidak bisa percaya padamu'
'oh ayolah sa....grab' Raj menyadari bahwa ada yang memperhatikan mereka, maka Dhruv langsung menghentikan video itu dan lari
"Tuan sekarang kau percaya kan?"
Kata Dhruv
Tuan Oberoy hanya terdiam
"Kurang ajar! Jadi selama ini dia hanya memperalatku! Awas kau Raj!!!" Tuan Oberoy mengepalkan kedua tangannya
"Ayah. Tenanglah ayah, kau tidak boleh tegang, begini yah. Biar aku dan Dhruv yang membereskan ini, ayah harus menjaga kesehatan ayah"
"Hmm baiklah. Aku beri kesempatan padamu untuk membuktikan bahwa kau bisa menjaga putriku"
Dhruv merasa bahagia, begitu juga dengan Sheina
"Tu Tuan, terima kasih tuan, aku akan sangat berusaha untuk selalu menjaga dan membahagiakan Sheina"
Mereka meminta restu Tuan Oberoy.
-0-

Shabir baru saja pulang dari Mumbai saat menjelang petang, ia dan Sriti sudah mulai menempati rumah baru, tapi peresmiannya akan dilaksanakan bersamaan dengan upacara 7 bulan kehamilan Sriti
"Bibi kau istirahat dulu saja ya"
Kata Shabir sambil meletakkan koper bibi Vandu di dekat almari
"Iya nak, oh ya kau biarkan saja disitu nanti akan ku tata sendiri"
"Bi, kebetulan disini kita ada pelayan. Nanti dia yang akan membantumu"
"Terima kasih. Tapi tidak perlu nak, kau juga istirahat ya"
"Iya bi. Tadi aku lihat Sriti sedang tidur"
"Tidak masalah. Dia pasti lelah, ya sudah aku ingin merebahkan diri sebentar"
"Baik bi, selamat istirahat"
Shabir pun keluar dari kamar bibi Vandu dan pergi ke kamarnya
Ia melihat istrinya sedang tertidur pulas
Shabir meletakkan tasnya dan duduk ditepi ranjang, ia menyibakkan rambut Sriti yang menutupi wajah lalu menyelipkannya dibelakang kepala
"Fuggi" bisik Shabir ditelinga Sriti, tetapi Sriti hanya mengubah posisi tidurnya membelakangi Shabir
"Sepertinya dia sangat mengantuk" Shabir mengusap lembut kepala Sriti, merasakan itu Sriti pun terjaga, ia membuka mata
"Suniye?"
"Tidurmu nyenyak?"
"Mh jam berapa ini?"
Sriti duduk menegakkan badannya
"Jam setengah 6 sayang" Shabir yang merindukan istrinya bermaksud mencium , tapi Sriti menghindar, ia pun bergegas mandi. Setelah itu, Sriti pun bergegas turun ke dapur
"Nak"
"Bibiiiii, apa kabar?" Sriti langsung memeluk bibi Vandu yang sedang memasak
"Aku baik, wahhhh perutmu sudah besar nak"
"Ah iya bi, aku mulai sering merasa pegal"
"Bersabarlah, seorang wanita akan menjadi sempurna saat ia telah menjadi anak,istri dan seorang ibu. Saat anak ini lahir kau akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa"
"Restui aku bi"
"Pasti nak, doaku selalu bersamamu dan Shabir" Bibi Vandu mencium kening Sriti
"Bibi sedang masak apa?"
"Ini aku membuat biryani, gulab jamun untuk makanan penutup,kari dan camilannya papri chat"
"Waahhhhh, nikmat sekali. Maaf bi, tadi aku tertidur"
"Sudah tidak apa-apa, aku justru senang bisa memasak untuk kalian lagi"
"Terima kasih bibi, ayo ku bawa kemeja makan"
Sriti membawa makanan-makanan itu ke meja dan saat itu suaminya turun
"Wah kita makan besar" kata Shabir sambil.duduk
"Pasti bukan kau yang memasak"
"Kau menyindir atau menghinaku?" Sriti berkacak pinggang
"Aku bicara jujur, kau kan hanya bisa memasak air, itu pun terkadang gosong"
"Jadi menurutmu aku tidak bisa apa-apa?''
"Bukan, kau punya keahlian khusus. Marah-marah, kau paling jago urusan itu"
"Oh begitu, jadi aku hanya bisa marah, oke aku tidak akan marah lagi padamu!"
"Ayolah sayang, kenapa kau marah lagi katanya kau tidak mau marah?"
"Terserah"
"Heiii kalian ini, masih saja suka bertengkar untuk hal yang tidak penting"
"Dia yang mulai bi"
"Enak saja, kau yang marah-marah"
"Sudah-sudah, Shabir mengalah saja dengan istrimu. Sekarang duduk dengan tenang dan makan"
Shabir masih saja menggoda istrinya seperti anak kecil, Sriti hanya mendelik tajam ke arahnya
Mereka kemudian menikmati makan malam itu
-0-

Romeo Juliet Nahi HaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang