Romeo Juliet Nahi hai Eps 19

282 9 2
                                    

Romeo Juliet Nahi Hai
Eps 19

Sriti menatap bayangan dirinya didepan kaca dan menemukan sesuatu yang aneh dibibirnya
"Aa tanda apa ini?" terdapat warna biru dibibir bawahnya, tepatnya disebelah kiri
"Jangan-jangannn.." Sriti teringat kejadian tadi malam, saat ia dan Shabir datang ke rumah singgah untuk membahas tentang Madhu dan Gurmeet
"Aku curiga jika Madhu yang telah melakukan semua ini" kata Shabir sambil tidur dipangkuan Sriti seperti yang sering mereka lakukan saat kuliah dulu
"Tapi bagaimana kau bisa mencurigainya sejauh ini?"
"Dia sendiri tiba-tiba datang ke apartemenku dan langsung menyebut nama Gurmeet, setelah ku tanya apa hubungannya dengan Gurmeet, dia langsung lari"
'sebenarnya aku ingin menceritakan padamu, tapi aku belum yakin' batin Sriti
"Fuggi, Fuggi" Shabir menepuk pipi Sriti
"Ha iya apa?"
"Hei apa yang kau pikirkan?"
"Em tidak ada, maksudku apa mungkin Madhu? Dan siapa Gurmeet sebenarnya?"
"Itulah yang benar-benar membuatku penasaran Fuggi, dan aku akan mencari tahu, ehhh" Shabir bangun dan duduk disebelah Sriti
"Fuggi. Sorry, apa aku boleh bertanya sesuatu?"
Sriti menaikkan sebelah alisnya
"Apa kau masih merasa sakit? E maksudku bagian..."
"Em tidak Shab, aku sudah baik-baik saja" Sriti memahami maksud Shabir
"Maafkan aku, tapi...."
"Tapi apa?"
"Aku rasa kita melakukannya karena kita sama-sama memiliki perasaan, jika tidak tak mungkin kita...."
"Sudahlah jangan bahas lagi"
"I love you Fuggi, I love you so much" Shabir mencium kening dan kedua mata Sriti yang membuatnya meneteskan air mata
"Kenapa kau menangis?"
Sriti menggeleng, ia sendiri tak tahu apa yang membuatnya sedih
Angin malam menerpa keduanya, Sriti melipat kedua tangannya
Shabir pun langsung melepas jaket dan memakaikannya pada Sriti
"Semoga kau lebih baik"
"Thanks Shab"
Shabir masih menatap lekat wajah Sriti, entah bagaimana dan apa yang ia pikirkan, tiba-tiba saja ia mencium bibir Sriti
Kedua mata Sriti membelalak mendapatkan serangan tiba-tiba, saat ini keduanya dalam keadaan sadar, Sriti menjauhkan wajah namun tangan Shabir justru mendekapnya, ia masih melekatkan bibirnya dibibir Sriti, kini lidahnya mulai memaksa masuk kedalam mulut Sriti, cukup lama dan hampir saja Sriti kehabisan nafas
"Awhhh" teriak shabir saat mendapat cubitan kecil di pinggangnya
Ia pun menjauhkan wajahnya, namun masih menatap gadis cantik didepannya
"Shab...."
"Fuggi, rasanya aku mulai takut kehilanganmu"
"Ayo kita pulang" ajak.Sriti sambil berdiri, ia melepas jaket Shabir
"Pakailah, udara diluar sangat dingin" kata Sriti
Shabir menerima jaket itu dan keduanya pun pulang
#flashback berakhir
"Shabbbb" Sriti menyentuh bekas luka di bibirnya itu, tentu saja luka akibat Shabir
Tak sengaja ia melihat kalender dimeja riasnya
"Tanggal 9, oh Ya Tuhan....." Wajah Sriti berubah panik
Ia mulai berkeringat, namun ia bisa dengan cepat menguasai dirinya sendiri. Ia mengambil tas dan pergi
"Nak kau mau kemana? Ini minum dulu susumu"
"Su...oek..." sudah beberapa hari setiap kali mencium bau susu Sriti pasti mual
"Apa kau sakit nak?"
"Tidak bi, aku baik-baik saja, aku harus pergi"
Sriti pergi menemui dr. Sumitra
"Nak, mana suamimu?" tanya dr. Sumitra setelah selesai memeriksa Sriti
"Suami?"
"Iya, seharusnya kau mengajaknya kemari, dia pasti senang mendengar kabar ini"
"Kabar apa dok? Aku kenapa?"
"Nak selamat kau akan menjadi seorang ibu"
"Ibu?"
"Haa usia kandunganmu sudah berjalan dua minggu, selamat"
'darrrr' Sriti merasa seperti tersambar petir
Dia bahkan belum pernah memakai mangalsutra ataupun mengenakan sindoor dibelahan rambutnya tapi ia hamil
"Dok tapi...."
"Kenapa? Kau terlihat terkejut? Kau tidak senang? Atau kau melakukan ini...."
"Ee tidak dok, suamiku bekerja di Delhi, itulah mengapa aku tidak bisa mengajaknya saat ini, terima kasih, permisi" Sriti mengambil laporan hasil kehamilannya lalu pergi
Ia tak mungkin pergi ke kantor jika suasana hatinya tak menentu seperti saat ini. Ia memutuskan kembali ke rumah
-0-
Sriti duduk dilantai, bersandar ditepi ranjangnya
"Kenapa ini terjadi Tuhaannnnn, aku melakukan kesalahan besar berulang kali" Sriti menangis, bibi Vandu yang mendengar isaknya dari luar menjadi khawatir
"Sriti kau kenapa??"
Karena tak kunjung dijawab, ia segera menelfon Shabir karena bibi Vandu tahu, hanya pada Shabirlah Sriti bisa menceritakan apapun
Namun sayang saat itu Shabir tengah menggelar mini konser jadi tak satupun panggilan dari bibi Vandu ia jawab
Ditengah kepanikannya, terdengar seseorang mengetuk pintu
"Salam" ucap pria dengan kacamata didepan pintu
"Nak Ankit?" bibi Vandu terkejut
"Oh bibi, maaf aku bukan Ankit, aku Dhruv, aku tahu wajah kami memang mirip, tapi percaya aku ini Dhruv"
"Oh eh iya nak wajah kalian benar-benar mirip"
"Bi, apa Sriti dirumah?"
Bibi Vandu terlihat bingung, berulang kali ia menatap kamar Sriti yang ada disebelah kanan ruangan
"Bi, ada apa? Sriti baik-baik saja kan?"
" eee nak Sriti...."
Karena khawatir, Dhruv langsung lari kearah kamar Sriti
"Sriti Sriti kau kenapa????!!! Ini aku Dhruv buka pintunya" Dhruv menggedor-gedor pintu kamar Sriti
"Sriti jika kau tak keluar juga, aku akan mendobrak, satu.... dua....ti....cklek" Pintu kamar pun terbuka
"Oh syukurlah, ada apa Sriti?"
"Kenapa kau kemari Dhruv?" Sriti membalikkan pertanyaan
"Sorry aku tadi tertidur"
Dhruv memperhatikan mata Sriti yang sembab
"Kau habis menangis?"
"Tidak, im alright"
"Aku tidak perca..." Dhruv tak sengaja melihat kertas yang ada dilantai
"Apa itu?"
"Tidak Dhruv, bukan apa-apa" Sriti berusaha menghalangi Dhruv, tapi ia kalah cepat, kertas itu kini berada di tangan Dhruv
"Apa??? Kau hamillll???"
Sriti menarik Dhruv
"Dhruv please jangan katakan pada siapapun..." Sriti menangis, ini mungkin pertama kali ia menangis didepan orang lain selain Shabir
"Bagaimana bisa Sriti....aku pikir kau...."
"Dhruv. Aku tak mungkin mengatakan padamu yang sebenarnya, kau tak akan mengerti..."
"Siapa laki-laki.itu?"
"Dhruv, cukup, kau tak perlu tahu"
"Tunggu! Kau bilang kau sudah tunangan, apa dia yang melakukannya?!" wajah Dhruv nenyiratkan amarah
"Dhruv, sudah, lebih baik sekarang kau pergi dari sini"
"Tapi Sriti..."
"Aku sedang ingin sendiri Dhruv!"
Dhruv menjatuhkan kertas itu ke lantai, dan dengan perasaan hancur pergi meninggalkan Sriti
-0-
Shabir yang baru saja turun panggung dan memeriksa ponselnya terkejut melihat banyak panggilan tak terjawab dari bibi Vandu, ia pun mengubunginya
"Halo Nak"
"Bi, ada apa? Kau menelfonku berkali-kali tadi?"
"Nak, tadi Sriti mengunci pintu dikamar dan aku mendengarnya menangis"
"Apa? Tapi kenapa?"
"Aku tidak tahu"
"Lalu dimana ia sekarang?"
"Ia masih dikamar, dan ta..."
"aku akan pulang" baru saja Bibi Vandu akan mengatakan jika ada orang yang datang, Shabir sudah mematikan telefon
Ia bergegas pulang ke Mumbai, hatinya tidak tenang
-0-
Keesokan paginya Shabir tiba di rumah Sriti
"Bi dimana Sriti?"
"Dia masih dikamar, tadi aku menyuruhnya sarapan tapi dia belum mau"
"Permisi bi, aku kesana dulu"
Sriti baru saja kembali dari toilet, ia kembali mual-mual
"Fuggii apa kau sudah bangun?"
Mendengar suara Shabir, Sriti bergegas membuka pintu kamarnya
"Shab" Sriti memeluk erat Shabir dan menangis
"Ada apa Fuggi? Ssstttt jangan menangis begini"
Setelah agak tenang Sriti meregangkan pelukannya
"Kemari" Sriti menyuruh Shabir duduk di sofa dan mengambil hasil labnya
"apa??? Kauuuu" Shabir menatap Sriti, badannya pun terasa lemas
"Sekarang bagaimana Shab? apa aku harus menggugurkannya?"
"Tidak!!! Kau tidak boleh menggugurkannya, itu anak kita Fuggi"
"Tapi bagaimana kita akan menyembunyikan ini? Sedangkan pernikahan kita masih 7bulan lagi baru dilaksanakan"
"Kita akan mempercepatnya"
"Apa? Shab, kau tahu kan relasi orang tua kita bukan orang sembarangan, kita harus memikirkan reputasi keluarga besar kita"
Shabir tampak berpikir
"Aku tahu Fuggi..." Shabir kemudian menjelaskan rencananya pada Sriti
"Shab, kau yakin?"
"Kesini" Shabir membuat Sriti duduk disampingnya
"Aku bertanggung jawab atas dirimu, dan sekarang ada calon anak kita, aku akan menjaga kalian sebaik mungkin" Shabir menyentuh perut Sriti dan memeluknya
Bibi Vandu ternyata mendengar semua percakapan mereka, ia segera lari ke kamar
"Ya Tuhan, apa yang kutakutkan terjadi, inilah kedekatan mereka yang selalu aku khawatirkan" ucap bibi Vandu lirih
-0-
Diam-diam Sriti dan Shabir pergi menemui pendeta di kuil, mereka ingin menikah tanpa sepengetahuan orang tua mereka
"Nak tapi aku tak bisa menikahkan kalian begitu saja"
"Tapi pandi ji, kami...."
"Aku yang akan menjadi wali Sriti" bibi Vandu sudah berdiri dipintu masuk kuil
"Bibi...."
"Aku sudah mengetahui yang terjadi, dan memang lebih baik kalian segera menikah" Sriti menghampiri bibi Vandu dan memeluknya
"Bibi maafkan akuuuuu"
"Cuppp cuppp sudah, ayo kesana"
Setelah beberapa saat ritual pernikahan pun dimulai
Shabir dan Sriti akan pindah ke Delhi setelah menikah dan menunggu bayi mereka lahir
Baru nanti mereka akan menjalani pernikahan sesuai yang sudah direncanakam oleh keluarga mereka
Kini keduanya telah resmi menjadi suami istri
Saat Shabir mengenakan mangalsutra dsn sindoor, kejadian 6tahun lalu hadir dibenak Sriti, tentang bagaimana mereka bisa mengenal satu sama lain
#Flashback
Sriti yang jiwanya kembali terguncang atas kematian Jagdish,kembali bersikap urakan, pulang kuliah ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi dijalan raya, saat melewati sebuah tikungan, ada mobil yang berlawanan arah juga melaju dengan kencang, sementara dari belakang mobil ada seorang pengendara motor
Karena sama-sama terkejut, Sriti membanting stir ke kiri, mobil itu berhasil lolos sementara pengendara motor dibelakangnya menabrak sebuah pohon, karena ia hendak menghadang Sriti tadi
Pengendara motor itu mengeluarkan banyak darah dan tak sadarkan diri, sementara Sriti masih bisa bangun meskipun merasa nyeri dikepalanya
Para saksi mata segera menolong mereka dan membawa keduanya ke rumah sakit
Sriti hanya lecet-lecet, sedangkan orang itu mengalami hal parah
Dia kehilangan banyak darah, untung saja golongan darah Sriti adalah O universal, jadi tanpa berpikir panjang setelah mengetahui keadaan orang itu Sriti pun mendonorkan darahnya
Sriti terus menunggui orang yang telah menolongnya itu hingga sadar, setelah pasien itu bisa ditemui, Sriti langsung menemuinya
"Hai, kenalkan namaku Sriti'' sriti memperkenalkan diri
Laki-laki itu masih terlihat lemas
"Kau tidak apa-apa?" tanya lelaki itu
"Aku baik-baik saja, kau.... Shabir?" Sriti membaca tulisan diranjang Shabir
"Shabir Mehra'' jawab Shabir
"Ee Shab, terima kasih dan maaf kau jadi begini"
"Aku yang berterima kasih karena kau sudah mendonorkan darahmu" Shabir tersenyum
Semenjak saat itu keduanya menjadi akrab, ditambah ternyata mereka satu kampus tapi tak saling mengenal
Setelah kedekatan itulah mereka jadi terkenal.di kampus karena sering berulah, Shabir sendiri memang sudah terkenal playboy, beda dengan Sriti yang awalnya pendiam
Hari-hari mereka lewati bersama, hingga suatu hari Sriti buru-buru pergi dari kampus setelah mendapat telefon
Shabir penasaran dan mengikutinya, ternyata Sriti pergi ke rumah sakit
Bibi Vandu, yang sudah seperti ibu kandungnya sendiri mendapat penyakit gagal ginjal, Sriti sangat shock
Saat itulah Shabir dengan mantap mendonorkan satu ginjalnya untuk bibi Vandhu, Sriti menolak tapi Shabir terus membujuk sampai Sriti setuju, namun Sriti tak boleh mengatakan pada siapapun jika saat ini Shabir hidup dengan satu ginjal
Itulah mengapa Sriti saat protektif terhadap kesehatan Shabir, karena itu adalah hal yang bisa ia lakukan untuk membalas kebaikan Shabir
#flashbackberakhir

Sriti memeluk bibi Vandhu erat dan mengucapkan terima kasih
-0-
Tiga hari kemudian, Sriti sudah mengajukan surat pengunduran diri karena ia akan ikut Shabir tinggal di Delhi
"Kau sudah siap?"
"Iya, bibi kami berangkat"
"Nak bagaimana ayah ibumu?"
"Aku sudah mengaturnya. Bibi jaga kesehatan" Sriti memeluk dan mencium pipi bibi Vandhu
Mereka pun berangkat ke New Delhi
-0-

Romeo Juliet Nahi HaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang