Romeo Juliet Nahi Hai Eps 4

147 11 0
                                    

Romeo Juliet Nahi Hai
Eps 4

Sriti asyik mengunyah bubble gum,nya sambil berjalan menyusuri koridor kampus. Kuliahnya mulai jam 11 jadi dia masih bisa santai
"Sriti" Panggil Gurmeet
"Oh Gurmeet, kau baru datang juga?"
"Iya, aku kuliah jam 10"
"Oh"
"Kau sendirian saja? Biasanya kau bersama..."
"Shabir? Dia kuliah jam 8"
"Pantas saja, apa hari ini kau ada acara?"
"Tidak, kenapa?"
"Aku ingin mengajakmu menonton"
"Menonton apa? Film? Di bioskop? Lebih baik kau ajak aku menjelajah hutan"
Gurmeet tertawa geli
"Kau ini benar-benar berbeda ya"
"Apa yang berbeda? Apa aku ini seperti makhluk luar angkasa?"
"Bukan, hanya ya begitulah, em aku ingin mengajakmu menonton pameran fotografi, aku yakin kau akan suka"
"Jam berapa?"
"Nanti jam 2, di dekat Asian Library"
"Oke" jawab Sriti singkat
Mereka melanjutkan perjalanan
"Tuk" sebuah pulpen mengenai pundak Sriti dan jatuh ke lantai, paham siapa yang melakukan itu, Sriti mengambil pulpen tersebut, mematahkannya lalu membuangnya ke tempat sampah
"Heh Fuggi, kenapa kau rusak pulpenku?" tegur Shabir
"Bukankah aku membantumu? Kau ingin membuang ke tempat sampah kan?"
"Sini berikan pulpenmu"
"Tidak! Salah sendiri melempar pulpen begitu saja"
"Fuggiiiiii"
"Tidakkk"
Shabir mendengus kesal, Sriti tak mempedulikan itu
"Ayo Gurmeet" Sriti menarik tangan Gurmeet
"He beri aku pulpen!" kata Shabir kemudian pada seorang mahasiswa
"Aku hanya punya satu Shab"
"Bagaimana kau ini? Mahasiswa hanya punya pulpen satu"
"Kau sendiri kenapa meminjam?"
"Diam kau!!!" Shabir langsung pergi
-0-

Melihat Gurmeet sedang duduk sendirian di kelas, Shabir menghampirinya
"Kau yang bernama Gurmeet?"
"Ya, aku Gurmeet"
Shabir duduk di meja depan Gurmeet
"Aku dengar kau sedang mendekati Sriti"
"Memangnya kenapa kalau iya?"
"Begini, aku sangat menyayanginya, dia sangat penting untukku, jika kau mendekatinya hanya untuk membuatnya sedih, lebih baik kau mundur dari sekarang!"
"Memang siapa dia untukmu?"
"Aku sudah katakan, dia adalah orang yang sangat berharga untukku, jadi kau jangan macam-macam"
"Oke oke, tapi tenanglah, aku juga tak akan berbuat hal buruk padanya, aku benar-benar menyukainya, dan aku ingin menjaganya"
"Aku pegang kata-katamu, jika satu saja air matanya menetes karenamu, ingat kau berhadapan dengan siapa!" Ucap Shabir lalu pergi
"Sriti, aku akan buktikan bahwa aku bisa membahagiakanmu" gumam Gurmeet
-0-
Sriti menunggu Gurmeet didekat tempat parkir karena mereka akan pergi bersama ke pameran fotografi, namun hampir setengah jam Gurmeet tak datang juga, Sriti mulai jenuh, ia memakai helm dan siap menjalankan motor
"Sriti Tunggu!!!" Teriak Ankit
"Ada apa?"
"Shabir..."
"Shabir? Kenapa dia?"
"Ayo ikut saja" Sriti mulai khawatir, ia kembali melepas helm dan mengikuti Ankit yang membawanya ke unit kesehatan
"Shabir cedera saat berlatih sepak bola tadi" ujar Ankit
"Ada-ada saja dia ini" Mereka pun tiba di ruangan tempat Shabir dirawat, disana sudah ada Madhu dan dokter
"Kenapa kau?" tanya Sriti seraya masuk ruangan
"Kau ini tidak ada lembut-lembutnya" gerutu Shabir
"Kenapa kakimu?"
"Kau tidak lihat aku cedera?"
"Aku tahu maksudku bagaimana bisa terluka?"
"Aku juga tidak tahu, tiba-tiba aku terkilir dan jatuh"
"Makanya jika aku bicara dengarkan! Aku kan sudah melarangmu untuk bermain bola dulu sebelum keadaanmu pulih" Shabir langsung melotot ke arah sriti
"Maksudku, kau kan akan mengikuti kontes menyanyi, seharusnya kau jaga dulu kondisi badanmu, jangan memforsir tenaga"
"Wah Shabir, sepertinya kau tidak membutuhkanku" kata dokter
Sementara Madhu hanya diam disamping ranjang Shabir, menyadari itu, Sriti langsung mencairkan suasana
"Madhu, kau lihat kan betapa dia ini keras kepala? Jika kau mau, pukul saja dia agar menurut" ucap sriti, Madhu tersenyum sekilas
"Yasudah, aku harus pergi sekarang, Madhu kau pasti bisa mengurusnya, bye" Sriti pun keluar ruangan
"Sriti, memang kau mau kemana?" tanya Ankit
"Aku ada janji dengan gurmeet"
"Ehmmm sepertinya kau mulai membuka hati"
"Ankit, kau ingin masuk uks seperti Shabir atau memilih rumah sakit?"
"Tidak Tidak, thank you, oya aku juga sudah ditunggu Sheena, see you tomorrow " Ankit pergi
'Kak Jagdish, jika memang ini waktuku untuk membuka hati, tolong bantu aku yakin' batin Sriti, sesaat ia teringat semua kenangan tentang Jagdish, hingga hujan di stasiun yang memisahkan mereka untuk selamanya
"Hai" Seseorang menepuk pundaknya
Cepat-cepat Sriti menghapus air matanya
"Gurmeet, kau baru selesai?"
"Iya, are you okay?"
"Ya. Aku baik-baik saja"
"Oke, mari berangkat"
Mereka kemudian pergi dengan motor masing-masing menuju tempat pameran
Selama disana, Gurmeet menjelaskan banyak hal tentang fotografi pada Sriti, bahkan tak jarang mereka saling bercanda, hingga Sriti mulai terbiasa.
-0-

"Thanks, kau sudah menemaniku kemari" Ucap Gurmeet saat mereka keluar dari tempat pameran
"Seharusnya aku yang berterima kasih, kau mengajakku kemari. Sungguh ini pengalaman luar biasa bagiku"
"Apa ini pertama kali?"
"Ya, biasanya aku hanya menonton konser musik dan pertandingan bola saja"
"Dengan Shabir?"
"Bukan, tapi dengan Ka... ya dengan Shabir" Jawab Sriti yang hampir saja menyebut nama Jagdish
"Jika aku boleh tahu, sedekat apa kau dengan Shabir?"
"Aku dan Shabir? Hmmm aku tidak bisa menjelaskannya, yang pasti kami menyatu, bahagianya adalah bahagiaku, dan sakitnya adalah sakitku, begitu juga sebaliknya"
"Em apa dia mantan kekasihmu?"
"Hahahaa bicara apa kau ini? Kami tak pernah menjalin hubungan, dia itu kakakku"
"Kakak? Yang aku tahu kau anak tunggal"
"Maksudku, dia sudah seperti kakakku sendiri, sejak semester 4 kami kenal dan dekat hingga sekarang"
"Oh aku pikir..."
"Jangan banyak berpikir! Hei Lihat, itu ada tukang ice cream, aku mau beli, kau mau?"
"Em ya boleh" Gurmeet mengikuti langkah Sriti
Keduanya menikmati sore itu dengan memakan ice cream ditepi jalan
-0-

Satu bulan kemudian
Sriti meraba-raba meja samping tempat tidurnya untuk mematikan alarm di ponselnya
"Uhhh siapa yang memasang alarm ini?" katanya sambil mematikan alarm
Ia membuka mata dan melihat peringatan 'Shabz Contest'
"Ya Tuhan, hari ini Shabir akan maju kompetisi" Sriti langsung bangun dan bergegas mandi
Setelah siap ia langsung melajukan motornya ke tempat lomba
Orang-orang menatapnya dan tertawa
Sriti agak bingung melihat mereka
"Fuggi" Shabir menarik tangan Sriti
"Apa kau tidak sadar?"
"Memang kenapa?" tanya Sriti
"Sepatumu" Shabir menunjuk, ternyata Sriti memakain sepatu yang berbeda kanan dan kiri
Awalnya ia terkejut, tapi ia bisa menguasai diri
"Kenapa? Its my style" Sriti menyilangkan kedua tangannya didepan dada
"Heh aku tahu kau tak sengaja kan?"
"Jika kau tahu diamlah"
"Hai Shab, Hai Sriti" Sapa Madhu yang baru datang
"Hai, akhirnya kau datang juga" Shabir tambah ceria dengan kedatangan Madhu
"Kau sudah siap Shab?"
"Sangat siap, apalagi kau disini. Aku sangat sangat semangat"
"Kau bisa saja, tenang, jangan grogi, kau pasti bisa" Madhu memberikan senyum manisnya
Beberapa saat kemudian Ankit,Shargun,Sheena,Ravi dan Nia juga datang memberikan dukungan untuk Shabir
Bahkan Gurmeet pun datang karena ia menjadi salah satu panitia acara itu
"Hi guys, tepuk tangan sekali lagi untuk Rohit Malhotra" Kata MC
"Dan sekarang, peserta yang kita tunggu-tunggu, jika biasanya kita melihat dia jago membobol gawang, kali ini bisakah ia membobol hati para juri??? Langsung saja kita tampilkan... Shabirrrr Mehraaaaa"
"Wuuuuuuuu Good Luck Shabbbb, im with youuu!!!!" Teriak Sriti
Shabir naik ke panggung, dan mulai memetik gitarnya
"Main Phir Bi Tumko Chahunga Main Phir Bi Tumko Chahunga..." Shabir mulai menyanyi
Tepuk tangan penonton menyambutnya
Madhu maju kedepan untuk memberikan semangat, namun saat hampir akhir tiba-tiba suara Shabir hilang, karena sebenarnya ia juga sedang flu dan batuk
Sriti tak kehilangan akal, ia segera berlari ke panggung
"Tum yun mile ho jabse mujhe, aur sunehre ho laga se hun..." Setelah suara Shabir kembali, mereka melanjutkan lagu hingga selesai, para juri pun berdiri mendengar mereka menyanyi
"Thank you Fuggi" Shabir memeluk Sriti diatas panggung
"Wahhhhh tepuk tangan sekali lagiiii, benar-benar luar biasaaa, kolaborasi yang sangat tepattt" Tepuk tangan kembali riuh
"Shab, kau tidak bilang akan duet? Lalu bagaimana dia bisa kemari?"
"E sebenarnya ini memang konsep kami" jawab Shabir asal
"Ohooo bagus sekali, oke silahkan kembali ke tempat kalian, semoga berhasil"
Shabir dan Sriti turun dan menemui teman-teman mereka
"Kalian sangat bagus" Ucap Madhu
"Fuggi, aku tak tahu harus berkata apa, tadi tenggorokanku tiba-tiba sangat sakit"
"Sudahlah, aku hanya menutup liriknya saja"
"You are the best Fuggiiii, i Love you" Shabir mengangkat Sriti
"Turunkan aku"
"Sorry, e Madhu, maafkan aku, aku dan Sriti..."
"Aku tahu Shabir, dia adikmu" Mereka pun tersenyum
-0-

Romeo Juliet Nahi HaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang