Romeo Juliet Nahi Hai
Eps 25Keluarga Sriti dan Shabir menikmati makan malam bersama dengan bahagia, besok kedua orang tua Shabir dan ayah Sriti harus kembali ke Dubai sedangkan ibu Sriti, bibi Vandu dan kakek Shabir akan tetap di Delhi hingga Sriti melahirkan
"Shab, kapan kau akan mengeluarkan lagu baru?"
"Mungkin tiga bulan lagi ayah, saat ini aku memang mengurangi rutinitas menyanyi"
"Oh aku mengerti pasti Nyonya Shabir marah jika kau terlalu sibuk" Goda ayah Sriti
"Ya kau tahu kan ayah mertua, dia tidak bisa jauh dariku sebentar saja"
"Seharusnya itu dialogku" kata Sriti
"Tapi aku setuju dengan Sriti,kau tak boleh terlalu memforsir tenagamu Shab" Kali ini Nyonya Mehra menyetujui ucapan Sriti
"Hei hei, Shabir itu cucuku, dia kuat dan cicitku pasti seperti ayahnya" sahut Kakek
"Baiklah baiklah, aku yakin anak kalian akan sangat pintar, cerdik,berani..."
"Dan cerewet" Shabir memotong kata-kata ayahnya
"Awww" Kemudian ia berteriak karena dicubit oleh Sriti
"Lihatlah ibu mertua, pinggangku sudah hilang setengah gara-gara putrimu"
"Ah Shab, kau pura-pura saja jika Sriti tidak mencubitmu pasti kau yang mencubitnya" goda Tuan Rathore
Sriti menunduk malu
Setelah selesai makan malam, mereka kembali ke kamar masing-masing
Tapi saat Sriti akan menaiki tangga, Shabir menahannya
"Jangan buru-buru"
"Ada apa?"
"Fuggi, aku ingin mengatakan jika besok aku harus ke Lucknow"
"Lucknow? Untuk apa?l
"Bertemu dengan produser disana, kami akan bekerja sama untuk lagu baruku nanti"
"Berapa lama?"
"Hanya satu pekan"
"Oh aku pikir kau akan meninggalkanku saat aku melahirkan"
"Mana mungkin, aku justru ingin disampingmu. Aku rela jika kau akan menyiksaku saat diruang operasi besok"
"Oh apa kau sudah berpengalaman menemani orang melahirkan?" Sriti duduk di anak tangga, Shabir pun mengikutinya
"Aku pernah bertanya pada Saif, dia bilang saat istrinya melahirkan, tangan istrinya memegang erat tangannya, bahkan terkadang menarik-nariknya, jadi aku harus persiapan bukan?"
"Hmmm aku akan berusaha tidak merepotkanmu"
"Aku suka kau repotkan"
"Iya karena kau memang suka repot"
"Emhhh bagaimana lagi. Aku sudah terbiasa dengan segala kelakuanmu yang merepotkan itu" Kata shabir sambil memeluk pinggang Sriti dari belakang dan menempelkan dagunya dibahu Sriti
"Suniye, nanti ada ayah atau ibu melihat"
"Memangnya kenapa, kita ini suami istri kan?"
"Ishh kau ini, bukan berarti kita bebas berdekatan didepan umum"
"Yasudah kalau begitu ayo..."
"Aku mengantuk dan ingin tidur jangan ganggu aku" Sriti berdiri pelan-pelan sambil memegangi perutnya
"Apa rasanya berat?"
"Asal kau tetap denganku. Tak ada yang berat" jawab Sriti lalu berjalan membelakangi Shabir
"Ankit, jika kau masih ada aku ingin sekali berterima kasih padamu, yang katakan itu benar, she is the best, the best for me" ucap Shabir lirih lalu menyusul istrinya
-0-Moscow
Dhrasti dan Gurmeet menjadi lebih dekat, perdebatan demi perdebatan justru membuat mereka mengenal satu sama lain lebih jauh
"Tuan amatir, kau tahu tidak hal yang paling aku rindukan dari India adalah pani puri, aku bisa memakannya banyakkk sekali"
"Aku tidak tanya"
"He aku ini bercerita"
"Lalu aku harus apa?"
"Kenapa kau ini sok judes begitu?! Kita ini sudah lama kenal, hampir setiap hari jadi satu, kenapa tak bisa bersikap baik padaku, coba bersikap lembut. Aku kan sudah sering membuatkanmu minum. Membantumu, mengikuti perintahmu, tapi kau? Kau in..."
Gurmeet membekap mulut Dhrasti
"Sssttt, diam!" Gurmeet menempelkan telunjuk tangan kanannya di bibirnya sendiri
"Emph lepaskan! Apa kau ingin membunuhku?!"
"Kau ini banyak sekali bicara!"
"Hei Tuan, kita ini sama-sama manusia kan? Kita satu bahasa, tidak bisu, kenapa seperti orang asing?!"
"Jadi apa maumu?"
"Mauku...e begini, kita main games"
"Games?"
"Ya, permainannya adalah kita lomba lari sampai ke toko cokelat itu, yang kalah harus mentraktir"
"Itu kau sebut permainan? Itu taruhan, apa kau tidak bisa membedakan?!"
"Kau akan kalah jika banyak bicara, wleeee" Dhrasti langsung lari meninggalkan Gurmeet
"Gadis ini benar-benar tidak waras! Awas kauuuuu...." Gurmeet pun mengejar Dhrasti, hampir saja ia kalah tapi ia pura-pura jatuh, saat Dhrasti akan menolongnya ia gantian menarik tangan Dhrasti dan berdiri
"Hei hei kau mau curang?" Dhrasti berhasil menahan tangan Gurmeet, karena tak imbang, Gurmeet pun jatuh tepat diatas Dhrasti hingga wajah mereka begitu dekat
Keduanya menatap satu sama lain
"Im sorry" Kata Gurmeet lalu menyingkir
Dhrasti pun mengatur nafasnya dan mencoba menenangkan diri karena jantungnya berdegup kencang tadi
"A aku aku menang, kau kalah" kata Dhrasti kemudian, ia pun berjalan masuk ke toko cokelat itu, Gurmeet menatapnya sambil.tersenyum
-0-"Fotoku atau Ankit yang kau lihat?" Dhruv mengejutkan Sheina yang sedang duduk ditepi kolam renang rumahnya
"Oh Dhruv" Sheina meletakkan foto itu
"Maaf, sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahun Ankit, jadi aku mengingatnya"
"hmm tak perlu meminta maaf" Dhruv mengusap rambut Sheina
"Aku pernah marah pada Sriti, karena ia memintaku sabar saat Ankit tiada, aku merasa dia sok tahu. Dulu, Sriti juga pernah kehilangan orang yang ia cintai, hingga Shabir datang dan membuatnya kembali bangkit. Aku merasa Sriti bisa menceramahiku karena ia tak merasakan apa yang kurasakan, tetapi setelah bersamamu, aku mengerti bahwa rasa cinta itu tak mudah terhapus tetapi kebahagiaan kita adalah bagaimana kita bisa menerima bahwa akan ada hal baik untuk kita, terima kasih kau telah membuatku bangkit kembali, membuatku semangat"
"Sheina, dengar aku, masa lalu adalah pelajaran untuk kita, tetapi kita harus melanjutkan hidup bukan? Setelah ibuku tiada, aku merasa hancur apalagi ayahku melakukan hal salah, tapi aku mulai sadar jika aku terus terpuruk aku akan hanvur sendiri, dan aku akui karena Sritilah aku sadar semua itu"
"Maksudnya kau memiliki perasaan untuknya?"
"Ya aku pernah merasa kagum padanya tapi denganmu, aku sadar jika aku mencintai seseorang dan tak ingin kehilanganmu, tolong tetap bersamaku"
"Dhruvvvvv" Sheina pun memeluk Dhruv
-0-Sriti mulai marah-marah lagi karena Shabir meletakkan sepatu sembarangan
"Suniyeeee lihat ini! Jika membutuhkan kau akan ribut seperti cacing kepanasan, tapi meletakkan sepatu tidak pada tempatnya, apa aku ini vacum cleaner?!" Kata Sriti sambil membenahi sepatu Shabir dan merapihkan ke rak sepatu
"Ada apa Fuggi? Pagi-pagi sudah berteriak?"
"Ada apa ada apa, sudah ku katakan berkali-kali, letakkan kembali barang ke tempatnya, kenapa susah sekali kau melakukan itu?"
"Ya ampun, aku lupa"
"Lupa? Jika aku yang lupa kau tidak terima, kau sendiri seenaknya menjawab lupa"
"Sudahlah sayang tidak baik marah-marah sepagi ini"
"Apa aku harus punya jadwal untuk marah?"
"Yasudah maafkan aku"
"Maaf maaf, tapi diulangi lagi diulangi selalu diulangi terus, kau in..."
"Emmuuuahhhhh" Shabir langsung mencium pipi Sriti
"Sekarang aku berangkat kerja dulu, dah sayang" Shabir langsung lari keluar kamar
"Hihhhhhhhh dasarrrr"
"Ada apa nak?" bibi Vandu masuk membawakan susu untuknya
"Lihat kelakuan Shabir, suka sekali membuat kamar berantakan"
"Sudahlah, mungkin dia lelah saat pulang kerja, tenangkan dirimu dan minum susu ini"
"Hmmm terima kasih bibi"
Sriti baru minum susunya setengah
"Aa bibii bibii" Sriti meletakkan gelas susu dimeja dan memegang perutnya
"Kenapa nak?"
"Aduh perutku sakit"
Nyonya Rathore yang baru akan ke dapur mendengar teriakan Sriti langsung masuk kamar
"Sayang kau kenapa?"
"Sepertinya dia akan melahirkan nak"
"Kalau begitu tolong bibi telefon dokter dan Shabir ya"
"Baik nak"
"Sayang sabar ya, tarik nafas, hembuskan tarik nafas hembuskan..."Jeng jeng, Sriti mau melahirkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo Juliet Nahi Hai
RomanceHai Aku balik lagi dengan cerita baru nih Judul : Romeo Juliet Nahi Hai (Bukan Romeo Julie) PU : Shabir,Sriti,Madhurima Tuli, Gurmet Choudary Author : Fara Tika Fanani Romeo Juliet Nahi Hai Di salah satu universitas di Mumbai, ada dua orang sahab...