Romeo Juliet Nahi Hai Eps 16

249 10 6
                                    

Awas baper :D

Romeo Juliet Nahi Hai
Eps 16

Sriti merebahkan diri di kasur, tapi ia bangun kembali dan melihat novel Dhruv yang akan dilauching besok
''jadi ini yang ia maksud dua bintang terang? Ibu dan adiknya?" Sriti menatap novel itu
"Dibalik sifat angkuhnya ternyata dia menutupi rasa sakit, hmmm semoga saja ia dan ayahnya bisa segera kembali seperti dulu" Sriti meletakkan kembali novel itu di meja dan bergegas membersihkan diri
Sementara Madhu yang kecewa pada Gurmeet, kini mencari cara untuk melampiaskan kemarahannya
"Semua ini gara-gara kau! Kau Sriti!!!! I Hate You So Much! I HATE YOU!!!!!" teriak Madhu disela tangisnya
Setelah cukup tenang, ia menelfon seseorang
"Gurmeet, kau tahu siapa aku bukan??" Madhu tersenyum sinis
-0-

Keesokan harinya, Sriti sudah tiba di salah satu universitas di Delhi untuk acara launching buku itu, acara sudah hampir dimulai tetapi Dhruv belum terlihat juga
"Kemana Dhruv ini? Sudah hampir jam 10 belum datang juga"
Sriti berkali-kali menelfon tapi tak ada jawaban
"Bagaimana nona? Apakah sudah ada kabar?" Tanya ketua panitia
"Mungkin sebentar lagi dia tiba, aku masih mencoba menghubunginya"
"Baiklah, kalau begitu aku permisi" orang itu pun pergi
Tak berselang lama, Dhruv datang dengan wajah sayu
"Semalam kau minum lagi?" Bisik sriti
"Sudahlah Sriti, lagipula itu hobiku"
"Apa kau tidak bisa mencari hobi yang lebih berkelas?"
"Aaaah terserah kau saja, kepalaku pusing''
Setelah mendengar pegumuman, keduanya segera menuju ruangan itu
Sriti duduk disebelah Dhruv yang masih terlihat lesu
"Dhruv, ini hari penting untukmu, jangan seperti ini, ayo semangat" bisik Sriti
"Sriti, aku..."
"Jika kau tidak peduli dengan apa yang kau usahakan selama ini, lalu untuk apa ini semua?! Lebih baik kau bakar saja semua novelmu!" bentak Sriti
Dhruv menghela nafas berat, mencoba mencerna apa yang Sriti ucapkan
Acara pun dimulai, tiba giliran Dhruv untuk menyampaikan isi bukunya. Sriti melihat Dhruv gugup dan bingung, ia pun berdiri mendahului Dhruv
''Selamat pagi semua, terima kasih sudah berkenan hadir dalam acara Launching buku Dhruv Bathla, mohon maaf saat ini Dhruv sedang kurang enak badan, jadi aku yang akan mewakilinya" Sriti menarik nafas dan menghembuskannya perlahan
"Dua bintang, Buku ini menceritakan tentang kegelapan yang akan menampakkan keindahan bintang meskipun hanya kecil terlihat. Mungkin siang membuat segalanya terlihat indah, tetapi kala malam datang, terkadang kita mengeluh, dan saat itulah bintang yang kecil itu akan mengingatkan kita jika malam tak pernah merusak apapun dalam hidup kita, malam memiliki keindahan sendiri yang mungkin tak kita pikirkan sebelumnya.
Jangan menyalahkan malam, karena semua tergantung bagaimana cara kita menghadapi dan menikmatinya" Sriti memang sudah membaca isi buku itu tapi ada beberapa yang ia tambahkan untuk menyindir Dhruv
"Nona Sriti, lalu apa yang dimaksud dengan gelap malam membutakan?" Tanya seorang partisipan
Sriti menelan ludahnya, ia menoleh ke arah Dhruv tapi Dhruv seperti melamun
"Gelap malam membutakan adalah ya seperti yang ku katakan tadi, saat kita terhanyut dalam satu hal dan tak mau melihat sisi lainnya maka kita akan terjebak"
Sriti cukup panjang menjelaskan isi buku Dua Bintang itu, para hadirin pun tepuk tangan kagum dengan apa yang disampaikan Sriti termasuk Dhruv yang baru saja terjaga dari lamunannya
'dia benar-benar melakukan hal yang menjadi tanggung jawabku' batin Dhruv kagum
Sementara dari kejauhan, Madhu yang mengetahui keberadaan Sriti tersenyum sinis tapi ia tak melihat Dhruv karena tertutup beberapa peserta
'Sriti Rathore, kau boleh tersenyum bangga saat ini, tapi lihat nanti, bagaimana caramu menutupi wajah bahkan dari seekor kucing. Kau ingin pertunanganmu batal bukan? Akan ku bantu dan Shabir, kau bersiap menerima apa yang seharusnya kau terima' Batin Madhu, ia menyeringai lalu pergi dari tempat itu
Setelah acara selesai, Dhruv menahan Sriti yang akan pulang
"Sriti maafkan aku. Aku benar-benar kacau"
"Aku sudah katakan padamu, FOKUS! Ini untukmu sendiri dan penggemarmu. Jika kau saja tidak peduli dengan mereka, bagaimana mereka akan menghargaimu?"
"Oke, aku akui aku egois, tapi ini karena..."
"Apa dengan kau menyalahkan ayahmu ibu dan adikmu akan hidup kembali? Jika.ya, lakukanlah, tapi itu tidak mungkin terjadi, kau harus sadar, tenangkan dirimu. Saat ini hanya ayahmu yang kau punya, jangan sampai kau menyesal, please pergi dan minta maaf padanya"
"Bagaimana kau memahami yang aku rasakan, aku...."
"Sorry, aku akan pulang ke hotel. Pikirkan semua itu" Sriti sengaja meninggalkan Dhruv agar ia bisa berpikir untuk kebaikannya sendiri
-0-
Ditengah perjalanan, Sriti mendapat telefon dari Dokter Raman bahwa beberapa hari lalu ada wanita yang mengaku sebagai calon mertua Shabir datang dan bertanya tentang penyakit Shabir, Sriti menanyakan ciri-ciri wanita tersebut dan mengetahui itu adalah ibunya sendiri
"Hmm aku sampai lupa jika saat ini di Delhi, aku akan menelfonnya, bagaimana keadaannya" Sriti mengambil ponselnya dari tas
"O tidak, aku akan memberinya kejutan lagi" Sriti mengurungkan niatnya
Shabir sendiri baru saja selesai mandi, lalu memesan minuman hangat
"Pastikan minuman itu sampai di tangan Shabir dan setelah wanita itu datang, jangan biarkan siapapun masuk ke dalam" Kata Madhu pada seorang petugas apartemen
"Baik nona"
"Bagus ini untukmu" Madhu memberikan amplop berisi uang kemudian pergi dari depan apartemen tempat Shabir tinggal
Ia sengaja akan membuat Shabir tidak sadar dan mengirim seorang wanita untuk menggodanya, wanita itu juga akan memasang kamera agar memiliki bukti apa yang dilakukan Shabir padanya
Tak berapa lama kemudian Sriti sampai di apartemen Shabir
Ia berpapasan dengan pegawai suruhan Madhu yang baru saja mengantar minuman untuk Shabir
'pasti itu wanitanya' batin pegawai tersebut
Sriti mengetuk pintu kamar Shabir dengan keras
"Kebakaran Kebakaran Kebak...." Sriti menghentikan ucapannya saat Shabir membuka pintu
"Fuggiiiii???!!!!!!" Ia terkejut
"Hai Mr Playboy" Sriti masuk mendahului Shabir
"Bagaimana kau disini?" Kata Shabir sambil mengunci pintu kamarnya
"Sebenarnya dari kemarin aku disini, ada acara launching buku baru dan aku yang mewakili kantor"
"Apa? Dari kemarin tapi kau tak memberitahuku?"
"Aku lupa jika kau disini. Ah lupakan, oya tadi Dokter Raman menelfon, katanya ibuku menanyakanmu?"
"Hm iya Fuggi, saat aku dan Dokter Raman bicara ternyata ibumu mendengar, beruntung Dokter Raman bisa menutupi"
"Oh syukurlah, tapi sampai kapan kita akan menyembunyikan ini? Sekarang sudah 2 hal besar yang kita sembunyikan" Sriti duduk di sofa
"Bagaimana lagi, aku tak ingin mereka sedih"
"Maafkan aku Shab, karena aku kau harus..."
"Ssssttt selalu saja meminta maaf, kau ingat tidak jika bukan karenamu aku pasti sudah..."
"Yasudah, kau minum apa itu?" Sriti mengalihkan pembicaraan
"Ini teh hangat, badanku terasa pegal sekali, disini aku jarang minum kopi"
"Shab, kau ini hanya mau kopi buatanku. Lalu bagaimana kau akan menikah dengan orang lain"
"Aku juga berpikir begitu, tapi...ss..."
"Hei kenapa?"
"Kepalaku tiba-tiba seperti berputar"
"Kau pasti kelelahan lagi, kemarilah" Sriti mencoba memijat kepala Shabir setelah sebelumnya ia juga sempat meminum teh yang sudah dicampur obat itu
"Fuggi, kenapa kau tidak menikah saja denganku?"
"Kau ini bicara apa?" Jawab Sriti sambil memijat kepala Shabir
"Jika aku boleh jujur, akhir-akhir ini aku merasa Madhu berubah, dia seperti tak peduli padaku, dan itu yang membuatku selalu ingat padamu, sesibuk apapun dirimu, kau selalu menyempatkan waktu untukku, bahkan meskipun kau memiliki kekasih kau juga tak pernah sedikitpun melupakanku"
"Kau ini bagaimana, kau ini kakakku, sahabatku, aku tentu peduli padamu. Dan jika boleh jujur, aku juga tak bisa jauh darimu" Keduanya mulai terpengaruh obat itu, pelan tapi pasti mereka mengungkapkan apa yang ada didalam hati mereka
Shabir menggenggam tangan Sriti dan melingkarkan dilehernya sendiri
"Fuggi"
"Hmm"
"Apa kau benar mencintai Gurmeet?"
"Cinta? Aku tidak tahu, aku hanya merasa nyaman dan dia baik"
"Lalu kenapa kau menerimanya?"
"Hei kau sendiri yang memintaku untuk move on, aku kan sedang mencoba"
Shabir naik ke sofa dan duduk disamping Sriti
"Fuggi, bagaimana jika aku memiliki perasaan lebih padamu?"
"Maksudmu?"
"Aku sadar aku tak bisa melakukan apapun tanpamu, meskipun aku merasa mencintai Madhu, tapi nyatanya hanya kau yang aku ingat saat aku sedih ataupun senang. Aku juga ingin selalu menjadi yang pertama saat kau menangis atau tertawa seperti apa yang kau lakukan untukku selama ini" Shabir memegang pundak Sriti
"Fuggi, tolong katakan padaku, apa yang kau rasakan saat bersamaku?"
Sriti menatap mata Shabir
"Aku, aku hanya ingin selalu menjagamu, membuatmu tersenyum, aku tak ingin kau sedih" Jawab sriti
Keduanya menatap satu sama lain, Shabir pun menarik Sriti kedalam pelukannya
#IsqQadarPyaarHai Playing
Shabir mencium tangan Sriti dengan lembut, seperti tersihir Sriti memejamkan mata saat Shabir mendekatkan wajahnya
"Apa kau nyaman saat bersamaku?"
"Haan ji'' jawab Sriti
Shabir mula-mulai mencium kedua pipi dan kening Sriti
Keduanya bisa merasakan nafas satu sama lain saat ujung hidung mereka saling bertemu
Shabir membuka matanya dan melihat wajah cantik Sriti, ia pun menyentuh bibir Sriti dengan tangan kanannya, dan mengecupnya dengan lembut
Sriti yang baru pertama merasakan hal itu seolah mendengar jika jantungnya berdegup kencang

"I Love You Fuggi"
"Love You too"
Shabir pun berbaring disamping Sriti, hingga keduanya terlelap
-0-

Keesokan paginya, Sriti merasa sakit kepala dan nyeri di bagian tubuhnya
Ia membuka matanya dan sangat terkejut saat melihat Shabir disampingnya dan mereka menggunakan selimut yang sama
Sriti duduk dan melihat pakaian mereka sudah berada dikasur dan lantai
Sriti menjerit, Shabir pun terbangun dan tak kalah kagetnya
"Fuggi!!!"
"Shab?!!! Apa yang kita lakukan??"
Keduanya melihat kedalam selimut

"Ya Tuhan! Apa yang terjadi padaku, Fuggi, aku benar-benar tidak tahu ini"
"Kenapa kita Shab? Apa yang kita lakukan?" Sriti menangis tersedu-sedu
"Fuggi, e begini" Shabir menarik handuk tak jauh dari kasur dan segera memakainya
Ia pun memakai kaosnya
"Sekarang kau pergilah mandi"
Sriti menutup seluruh tubuh dan mengambil pakaiannya, ia bergegas ke kamar mandi
Ia menangis sejadi-jadinya, malu marah bingung semua menjadi satu
"Apa yang aku lakukan Tuhan??? Kenapa ini terjadi???" teriak Sriti dibawah guyuran shower
Diluar Shabir pun duduk dengan perasaan berkecamuk, ditambah kepalanya juga masih terasa pusing
"Apa aku ini sudah gila?!!!" Shabir mengusap wajahnya dengan gusar
-0-

Selesai mandi dan mengenakan pakaian, Sriti segera bergegas membereskan tasnya
"Fuggi, Fuggi, aku minta maaf, aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi semalam"
"Aku akan pulang ke Mumbai"
"Fuggi aku tahu kau marah, aku minta maaf tapi kita bisa selesaikan ini bersama, kita cari tahu apa yang terjadi"
"Shab, aku akan tertinggal pesawat!"
"Fuggi, please jangan begini"
"Aku tidak marah padamu! Aku hanya tidak mengerti diriku sendiri!" Sriti tak lagi menghiraukan Shabir yang berusaha menahannya, Shabir sendiri masih mengenakan handuk jadi ia tak bisa keluar kamarnya
Sriti kembali ke hotelnya untuk mengemasi kopernya
"Sriti" Dhruv ternyata sudah menunggunya diresepsionis
"Dhruv?"
"Sriti aku ingin..."
"Sorry Dhruv, aku buru-buru"
"Ada apa? Kau seperti sedang kesal? Oh aku tahu, iya maaf karena kemarin aku membuatmu kecewa, membuatmu kesal, bahkan kau repot karena aku, dan aku janji aku akan berusaha untuk melakukan apa yang kau bilang"
"Berusahalah" Sriti berjalan
"Hei, kau benar-benar marah? Tolong. Aku tahu aku keterlaluan, tapi aku sudah janji ka..."
"Dhruv tolong biarkan aku sendiri" Sriti menutup pintu kamarnya
"Ada apa dengannya?" Dhruv bingung. Ia pun menunggu Sriti keluar
"Thanks Dhruv, aku harus pulang" Kata Sriti setelah keluar
"Aku akan mengantarmu"
"Tidak perlu, bye"
"Sriti katakan padaku, ada apa?"
"please Dhruv. Biarkan aku sendiri!" bentak Sriti, ia mempercepat langkah keluar hotel
Dhruv menyerah, ia pun melajukan mobilnya untuk pulang
-0-
Madhu membanting vas bunga disampingnya karena rencananya gagal, wanita yang ia suruh ternyata tak diijinkan masuk karena orang lain sudah masuk dulu, ia pun tak tahu jika itu adalah Sriti
"Siapa wanita yang berani masuk kamar Shabir? Atau mungkin Sriti? Tidak tidak, dia pasti masih sibuk di acara kantornya itu, Ahrhhh SIAL!!!! Tapi aku tidak akan menyerah, kalian harus merasakan apa yang ku rasakan Shabir,Sriti!!!" Madhu geram
Sementara Gurmeet sedang menyiapkan pesta kejutan untuk Sriti, kali ini benar-benar kejutan untuknya bukan pura-pura seperti saat pertama dulu
"Apa aku benar-benar jatuh hati? Sepertinya iya, dia kekasih terbaik yang pernah ku miliki" Gurmeet mencium setangkai mawar merah yang akan ia persembahkan untuk.Sriti yang masih berstatus menjadi kekasihnya itu
-0

Semenjak kejadian itu, Sriti beberapa hari mengurung diri di kamar
Ia mencoba mengingat apa yang terjadi, terakhir yang ia ingat, ia sedang memijat Shabir dan meminum teh
"Teh itu... jangan-jangan ada sesuatu yang dicampurkan? Tapi siapa yang melakukannya, tak mungkin Shabir sendiri" Sriti bertanya-tanya dalam hati
"Ya Tuhan, satu masalah belum terpecahkan dan sekarang????" Sriti menatap tubuhnya di cermin, bayangan dirinya dan Shabir yang tidur satu ranjang kembali melintas
"Aaaaaaaaaaaaaaa" teriak Srit
"Nak kau kenapa?" Bibi Vandhu berteriak dari luar
Saat itu juga Shabir datang
"Salam bi''
"Salam nak, tolong nak, aku mendengar Sriti teriak tapi ia tak kunjung membukakan pintu"
"Oke bi, kau minggir dulu"
"Fuggi?!!!"
Karena Sriti tak juga menjawab, Shabir mendobrak pintu itu
Ia mendapati Sriti menelungkupkan kepala di kakinya
"Fuggi, Fuggi"
"Pergilah Shab"
"Kau masih marah? Aku tahu Fuggi. Tapi please kita bicarakan ini baik-baik"
Disaat Shabir mencoba membujuk Sriti, Dhruv dan Gurmeet pun sedang dalam perjalanan ke rumah Sriti untuk menyatakan apa yang ada didalam hati mereka
-0-

Madhu memarahi pegawai apartemen suruhannya
"Kau ini bodoh ya? Kau hanya mau menerima uangku saja tapi tidak becus dalam bekerja!!!"
"Nona! Aku sudah selesaikan tugasku! Aku sudah memberikan minuman itu dan mencegah siapapun masuk setelah wanita itu datang"
"Wanita mana yang kau maksud ha?"
"Wanita cantik yang kau suruh pasti"
"Tapi dia tidak datang!!!"
"Lalu siapa dia?!"
"Dasar tidak berguna!!! Ahhhrhhh" Madhu kemudian pergi dari tempat itu dan menuju Mumbai
Ia seperti tidak terima kekalahannya
-0-'

Romeo Juliet Nahi HaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang