Apakah Kita Teman?

478 55 1
                                    

Saat membaca tulisan dipapan tulis, aku sangat kaget. Bukan karena satu kelompok dengan Andre atau Jesy tapi karena satu kelompok dengan Ilham.

"Ther satu kelompok sama mantan tu" celetuk Bayu kepadaku

"Biarin, dari pada lu satu kelompok sama Tia. Cewe kesayangan lu tapi malah ditolak mentah mentah" balas ku tak kalah sengit.

Memang benar Baya satu kelompok dengan Tia, dulu bagi Bayu Tia adalah bidadari dari kayangan tapi sekarang Tia dan Bayu sudah seperti orang yang tidak saling mengenal apalagi setelah Tia mencampakkan Bayu begitu saja saat Bayu menyatakan perasaannya.

Ilham sekilas menatap ku. Bagaimana tidak Ilham berada di tengah antara aku dan Bayu. Aku tersenyum simpul tapi tetap saja, tak ada senyuman diwajahnya.

Huh padahal ganteng, muka lu datar amet tong

Untuk jam kedua, bu Mela tidak masuk. Kami sangat senang karena tidak ada guru yang menggantikan alias free class.

Aku duduk sambil mendengarkan musik. Bagiku musik adalah ketenangan. Selain aku bisa melupakan duniaku musik seperti bagian dari dalam diriku.

Kringgggg

Pertanda bel istirahat telah tiba, tapi aku tetap duduk manis dibangku ku. Terlalu malas untuk kekantin apalagi jika harus bertemu pasangan baru itu. Saat kulihat ke samping, aku melihat Ilham juga tidak keluar.

Aku diam, tidak tau harus berbicara apa dengannya. Menurutku dia terlalu kaku tapi aku tidak bisa membantah wajah tampannya.

Beberapa menit kemudian aku melihat Ilham mengeluarkan buku yang sedikit tebal. Tak terlalu kecil tapi tidak terlalu besar juga kemudian Ilham membuka benda tersebut dengan membaca Basmalah. Aku pernah melihat benda tersebut saat si mbok membacanya dirumah, kucoba ingat kembali namanya. Waktu itu si mbok bilang itu Al Quran, kitab suci umat Islam. Bahkan papa dan mama tidak pernah membacanya. Saat si mbok membacanya ada ketenangan dalam diriku, rasanya damai dan tentram, semua masalah ku seperti hilang.

"Hmm Ilham?" panggil ku ragu

Tanpa menjawab pertanyaanku Ilham hanya menatapku datar, membuat nyaliku benar benar menciut.

Tapi aku segera menghilangkan rasa takut itu, dia bilang kan semoga bisa berteman baik. Ini aku lagi mencoba berteman baik sama dia.

"Kamu lagi baca Al Quran?" tanyaku sebisa mungkin menghilangkan rasa takutku.

"bisa liat sendirikan" ucap Ilham dingin, sangat dingat.

Aku hanya menganggukkan pertanda bahwa aku mengerti.

5 menit lamanya aku bersama Ilham didalam kelas. Tidak ada yang memulai percakapan selain pertanyaanku tadi. Kami sibuk dengan kesibukan masing masing.

Tapp! Aku melihat Jesy dan Andre datang ke meja ku sambil mengetuk mejaku kasar.

"Ntar pulang sekolah kita belajar ya?!, di taman aja" ucap Jesy dengan nada tidak bersahabatnya dengan ku.

"Gue sibuk bisa lusa aja gak?" jawabku dengan nada dingin

"Sibuk apa? Sibuk cari pengganti gue?" kini giliran Andre yang berbicara

Sebisa mungkinku tahan emosiku, tapi tetap saja kali ini benar benar tak tertahankan. Aku berdiri dari kursiku dan menatap Andre tajam.

"Cari pengganti lo?Haha cowo BRENGSEK kaya lo mah banyak di obral dipasaran, harganya murah kualitasnya rendah" ucapku menekankan kata Brengsek.

"Heh ngaca dong, dari dulu lo pacaran sama dia kurang murah apa?" balas Jesy tak terima sambil mendorong ku, hingga aku terjatuh tepat didepan kursi Ilham.

Aku meringis kesakitan, lututku berdarah.

Lalu hal tak terduga terjadi, Ilham berdiri dan menanggapi kalimat Jesy

"Maaf sebelumnya saya ikut campur, gak seharusnya manusia saling menyakiti. Dan ini bukan ajang perjodohan yang buat kalian bebas milih pacar sepuasnya. Kalo merasa tampang kurang baik dan kesulitan mencari jodoh silahkan cari Allah. Allah itu pasti akan memberikan kita yang terbaik. Oh ya sekali lagi Ini sekolah tempat BELAJAR bukan tempat buat tebar pesona apalagi berantem.

Setelah mengatakan itu Ilham langsung pergi meninggalkan kelas. Tak hanya aku, Jesy dan Andre yang terkejut, bahkan seisi kelas tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Gila itu Ilham yang tadi gue sapa kan? beda bener cuy" cerocos Bayu mencairkan suasana.

Dapat kulihat ada rasa kesal di wajah Jesy, Andre langsung menenangkan Jesy.

Aku langsung keluar kelas untuk mencari Ilham, saat kucari ternyata Ilham sedang duduk dikursi taman.

Aku membawa jus buah instan sebagai tanda terima kasih untuk Ilham.

"Ham makasih ya " ucapku mantap tanpa ada keraguan dan langsung duduk disebelahnya.

"Buat?" tanya Ilham bingung

"Tadi yang dikelas, masa lu lupa?" ucapku sambil tersenyum manis.

"Maaf saya melakukan hal tadi karena merasa terganggu dengan pertengkaran kalian, dan lakilaki dan perempuan tidak baik berduan di tempat sepi, saya duluan" ucap Ilham langsung pergi meninggalkan ku.

"Padahal tadi dikelas berduaan juga deh" ucapku bermonolog

"Lah terus minumnya? Nyebelin bgt sih"- There

TBC

jangan lupa vote dan comment ya:))

Hijrah, Love and Destiny •Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang