Naluri konfirmasi (?)

295 39 0
                                    

Kangen aku tyda? :)

Setelah mengetahui anggota kelompok kami saling berkumpul.

"Hmm disini ada yang mau jadi ketua?" Dafa

Ucap Dafa tibatiba memecah keheningan.

"Lo aja bang. Arza mana bisa. Melambai kaya gitu orangnya" ceroros Alya sambil memelas.

Arza dan Alya adalah adik kakak. Kebetulan mereka sama sama pintar dan kebetulan pula mereka satu kelompok.

"Heh pendek, diam aja lo" balas Arza tak kalah sengit.

"Udah ah ngapain juga si kalian satu kelompok" ucap Sisil yang mulai kesal.

Aku dan Dafa hanya diam menatap mereka bertiga.

"Yaudah yaudah gue aja biar ngga berantem" ucap Dafa menengahi mereka bertiga.

"Dek rumah lo deket toko foto copy bukan?" Tanya Dafa kepada ku.

Tapi aku tidak terlalu yakin dia berbicara padaku. Jadi aku sama sekali tidak menoleh kepadanya.

"Dek?" Panggil bang Dafa sekali lagi.

Aku menoleh.

"I iya?" Aku bertanya dengan sedikit kikuk.

"Rumah lo deket fotocopy bukan si?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya bang. Kenapa ya?"

"Nah pas banget. Beli barang dekorasinya di toko itu aja"

"Yaudah boleh si, terus siapa yang mau beli?"

"Gue aja udah" jawab Arza

"Rame ramelah" balas Dafa tak terima

"Yaudah si. Mau rame rame kek, mau jomblo kek. Terserah ah. Orang tokonya bukan punya gue" ucap ku panjang lebar sambil setengah kesal.

"Yaudah si gausah banyak bacot" ucap Alya menengahi

"Btw lo tau dari mana kak rumah gue deket foto copy?" Tanyaku pada Dafa

Dafa sedikit meringis.

"Hmm itu... waktu itu kebetulan gue liat lo depan rumah lo"

"Ohhh" balasku sambil memelas. Entah kapan itu, tapi aku sangat malas bertanya lebih lanjut.

"Oiya inikan acaranya udah mau seminggu lagi, mulai dari barang sampe dekorasinya kita kerjain sama sama oke. Jangan berantem. Tolong kerjasamanya hehe" ucap Dafa panjang lebar diakhiri senyuman manisnya.

"Oke bang!" ucap Alya sambil mengangkat jarinya.

"Oke deh. Bisa langsung balik" Dafa

Kami semua bangkit dari tempat duduk. Aku sedikit membenarkan seragam ku. Tak lama kemudian

"Dek boleh minta ID linenya?" tanya Dafa sambil menyodorkan smartphonenya

Aku menoleh tanpa menjawab. Seolah olah berkata untuk apa didalam hati melalui tatapan mataku.

Hijrah, Love and Destiny •Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang