Makin dekat ?

202 35 0
                                    

Jahat banget emang si Sarah, savage banget gue dibuatnya. Awas ntar gue maluin didepan Rezvan.


Ngga deng. Sayang Sarah:)


Selesai makan dikantin, gue masih duduk dikantin. Menatap layar ponsel berharap ada notifikasi "dek kita gak jadi rapat" :)


Apasi baru di gibahin langsung muncul notifikasi dari Dafa. Bedanya ini isinya gini "Dek dimana ? Gue di ruang osis"


Aku menarik nafas pasrah. Nyebelin banget si. Padahal gue bukan anggota OSIS. Tapi kenapa jadi ribet gini si. Ngga kuat There mah :(

"Eh gue osis dulu ya" ucapku sambil berdiri memperbaiki seragam.

"Lah ngapain? Kan udah siap jadi panitia?" Tanya Kalisa yang keliatan bingung.

"Jumpa Dafa kali" timpal Sarah asal.

Tampar ga? :)

"Apasih ngga kok. Orang ini rame di gc" balasku membela diri

"Yaudah si hati hati" ucap Sarah.

Aku langsung berlalu, meninggalkan Sarah dan Kalisa. Aku berjalan cepat menuju ruang OSIS, tapi aku sedikit memelankan langkahku, melihat Ilham dkk masuk keruang OSIS.


Ruang OSIS memang besar. Untuk mengumpulkan semua anggota dari berbagai organisasi pasti cukup.


"Lah rame" batinku.


Aku berjalan memasuki ruang OSIS, tenang Ther harus tenang. Ngga boleh jelekin image lo didepan doi. Aku duduk disebelah Alya, duduknya lesehan doang si. Aku melirik mencari anggota yang lain.

"Dafa, Sisil, Arza mana ?"

"Dafa si tadi nyari lo, Arza ngga masuk, Sisil lagi di kantin katanya"

"Lah ngapain Dafa nyari gue?"

"Ngga tau si. Tadi dia nanyain lo terus sama gue"

"Serius?"

Alya menganggukkan kepalanya mantap.

"Aneh nanyanya. Masa dia nanya lo suka nonton ga? Aneh kan?"

Aku sedikit terkejut, lalu merogoh ponselku disaku rok. Aku mengirim pesan kepada Dafa untuk segera ke ruang OSIS


 |bang gue di ruang osis. Lo dimana ?


"Terus lo jawab apa?" Tanyaku penasaran.

"Gue jawab gataulah. Kan emang gue gatau"

Aku mengangguk mengerti. Iyasih masa Alya tau, kita deket aja gara gara jadi panitia.

"Dek yang penanggung jawabnya Dafa kelompok mana ?" Tanya kakel OSIS paling depan sambil setengah teriak.


Gue sama Alya ngangkat tangan. Yang lain pada liat kita berdua, sampe doi ikutan liat.

Baper jangan ? :)

"Kelompok kita kak!" jawab Alya teriak kenceng

"Yaudah dek biasa aja. Bisa tolong chat Dafanya?. Kita lagi perlu dia"

Kita cuma angguk ngerti sambil nurunin tangan.

"Ther cepet chat Dafa, gue gaada kuota"

"Iyaiyaa"

Hijrah, Love and Destiny •Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang