Sepulang sekolah aku benar benar tidak menemui mereka di taman. Aku langsung keparkiran dan melajukan mobilku, tapi saat aku di parkir aku melihat Ilham yang sedang memperbaiki sepedanya. Ya dia naik sepeda kuno, sangat kuno.
"Gak kerja kelompok Ham?" tanyaku sekedar basa basi
"Gak" jawabnya singkat
"Dih songong, anak baru juga" balasku pada Ilham
"Undang undang mana yang ngelarang anak baru gak boleh songong" Ilham hanya berbicara datar sambil terus fokus pada rantai sepedanya.
"Ya gaada si, ya tapi harus ada so..." belum selesai aku berbicara, Ilham langsung menaiki sepedanya dan pergi.
Aku menghentakkan kaki ku berulang kali, kali ini aku benar benar kesal.Aku langsung pergi kearah mobil, dan melajukan mobil kearah rumah ku.
"There pulang!"
"Sini non mbok bawain tasnya"
"Nggak perlu kok mbok aku bisa sendiri"
"Hmm kalo gitu non There mau dibuatin air apa?" tanya si mbok lagi
"There nggak haus kok, mbok istirahat aja ya" ucapku sambil tersenyum manis
Aku langsung bergegas kekamar.Hari ini sekolah sangat melelahkan.Aku memejamkan mataku tanpa melepas seragam.
20.30 WIB
"Non bangun non, ayo makan malam"
Aku merasakan si mbok mengguncang guncang tubuhku.Mataku perlahan terbuka dan aku mulai sadar.
"ayo makan dulu non" ucap si mbok mengulang kalimatnya sekali lagi
"Hmm iya mbok.Aku mau mandi dulu" ucapku dengan suara serak khas bangun tidur.
"Iya non. Mbok tunggu dibawah ya"
Aku hanya mengangguk
Aku segera mandi dan bersiap untuk turun kebawah. Seperti biasa mama dan papa tak ada. Mereka selalu melewatkan makan malam dengan ku.
"Mbok kalo besok mama pulang, bilang ya sama mama kalo There nginap dirumah temen ya"
"Iya non. Tapi ngomong ngomong non There nginep dirumah temen non yang mana?"
"Umm ada kok. There emang jarang cerita sih, tapi dia baik kok"
"Yaudah terserah non There aja, tapi hati hati ya non, mbok takut kalo non There kenapa kenapa"
"Iya mbok tenang aja. There bisa jaga diri kok"
Kami melanjutkan makan malam sederhana ini tanpa berbicara sedikit pun. Selesai makan aku membantu si mbok mencuci piring. Tanpa banyak bicara aku lansung mengumpulkan piring kotor dan mencucinya.
"Duh non jangan, biar mbok aja. Non belajar sana" ucap si mbok sambil mengambil beberapa piring kotor ditangan ku.
"Udah mbok santai aja, There cuma mau nyuci piring kok. Ntar kalo There nikah masa cuci piring aja nggak bisa" ucap ku sembari memberi sabun pada piring.
"Yaudah mbok nggak larang. Tapi kalo non There ada apa-apa bilang sama mbok, jangan diem aja" ucap si mbok mengalah
"Iya mbok, pokoknya mbok tenang aja"
Selesai menyuci piring aku kembali kekamar dan mengambil beberapa buku. Aku membawanya ke ruang TV dan membacanya disana. Si mbok yang kebetulan sudah selesai langsung ku ajak ke ruang TV juga.
"Mbok?"
"Hmm"
"There mau nanya sesuatu boleh yah?"
"Iya boleh. Emang non There mau nanya apa?"
"Mbok dulu jatuh cinta sama mang Cecep gimana sih ceritanya?" tanyaku penasaran.
Dua menit kemudian wajah si mbok bersemu merah
"Ih non There tanya apaan sih, mbok malu tau"
"There kan kepo, habisnya mbok sama mang cecep walaupun udah tua, tapi romantisnya gak pernah luntur"
Aku hanya tertawa kecil dengan si mbok yang mukanya hampir seperti kepiting rebus
"Mbok sama mang Cecep gak pacaran"
"Terus? Dijodohin"
"Nggak non, kami gak di jodohin walaupun mbok hidup waktu jamannya Siti Nurbaya, mbok gak mau di jodohin"
"Lah terus mbok kenal mang Cecep dari mana?"
Tanyaku makin penasaran
"Kami ta'aruf"
"Ta'aruf? Apaan tu mbok?"
"Ta'aruf itu adalah pengenalan. Ta'aruf bisa dengan teman, sahabat, ataupun dengan calon imam sekalipun. Dalam islam gak ada yang namanya pacaran, adanya ta'aruf, islam punya caranya sendiri untuk memperindah sebuah hubungan" ucap mbok panjang lebar
"Terus kenalannya gimana? Kan tetap jalan dan berduaan terus?" tanyaku bingung
"Non, kalo mau kenalan harus pake perantara, jadi nggak bakal ada zina, pandangan maupun pikiran"
"Terus kalo dia jelek? Dia jahat? dia nyebelin ? dia rese? Gimana?" tanyaku semakin penasaran
"Non, jodoh itu cerminan diri, semakin non menjaga kehormatan non, Allah pasti menghadirkan lelaki yang terbaik yang bisa menjaga non, begitu pula sebaliknya, jodoh itu gak akan salah alamat dan gak akan tertukar"
Aku menganggukkan kepala ku mengerti
"Ohh, gitu ya mbok hehe sorry ya There banyak nanya"
"Iya nggak papa, selama mbok masih bisa jawab mbok bakal jawab"
-SKIP-
Pagi ini aku datang sangat cepat, bahkan sekolahpun masih sangat sepi. Aku terlalu malas untuk masuk kelas. Aku memutuskan untuk pergi ke atap. Disana sepi. Sangat sepi.
"Tuhan itu nggak adil! Kenapasih aku harus dapet orang tua kaya mereka. Temen kaya mereka. Ngga ada yang peduli sama aku kecuali mbok! KENAPA?!"
"Karena Allah sayang sama kamu"
Aku sangat terkejut setelah mendengar suara tersebut dan segera menoleh kebelakang
"Risma?"
"Hehe aku ngagetin ya?
TBC
Jangan lupa vote dan comment
Typo bertebaran :((
Maafkan awtor yang baru update setelah sekian abad :))
kusayang kalian cemuaa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah, Love and Destiny •Huang Renjun
Teen FictionArleta Theresa Putri, wanita cantik, pintar dan kaya raya harus memulai hidupnya tanpa kasih sayang kedua orang tua. Tapi apa yang terjadi ketika There jatuh cinta kepada lelaki dingin bahkan sangat dingin bernama Ilham Aditya Alatas yang bersifat r...