Dunia sesempit ini ternyata

139 32 0
                                    

"Terus ini mau pulang lagi ?"

"Nggak, mama ngga mau"

"Yaterus kita kemana, tante Lina kan tadi sore udah ke Surabaya ?"

"Yaudah kerumah temen mama aja"

"Loh temen mama yang mana ?" tanya gue bingung.

"Ada temen mama dulu, rumahnya deket sekolah kamu"

"Yaudah kita kesana ya" kata gue. Mama cuma ngangguk.

Sampe dirumah temen mama kita langsung ketuk pintu. Mata mama udah sembab, dan gue jadi khawatir kalo mama jadi stres karena masalah ini.

Ngga lama, pintunya kebuka dan muncul ibu ibu seumuran mama kayanya, pake kerudung juga. Adem pokonya.

"Loh Linda" Kata ibu itu sambil peluk mama.

"Kamu kok malam malam kerumah saya? Ada apa ? Ayo masuk dulu"
Kata ibu itu sambil senyum kearah gue dan ngerangkul bahu mama.

Kita udah diruang tamu ibu ini, gue masih ngga tau nama temen mama siapa. Kayanya ibu ini temen deket mama dulu, kebukti sekarang mama lagi cerita semua tentang papa.

Selesai cerita tentang papa, temen mama ngelirik gue terus senyum "kamu yang namanya Theresa kan ?"

Gue balas senyum "Iyaa"

"Oh iya, saya temen SMA mama kamu, panggil saya Tante Rini aja"

"I iyaa tante Rini" Kata gue malu malu.

"Kalo gitu, kalian tinggal aja dulu disini untuk beberapa hari. Saya juga kadang kesepian, karena anak anak udah pada sekolah"

"Assalamualaikum"

Kita bertiga jadi reflek liat kearah pintu, ada cowo sambil nentengin plastik kresek. Kayanya baru beli makanan. Waktu liat cowo itu gue shock banget sampe nutupin mulut gue pake tangan.

Cowo itu salim tante Rini, mama dan waktu mau ikutan salim gue jadi kaget. "There ?"

"Ilham ? Kamu ngapain disini" tanya gue dengan bodohnya.

"Ya aku tinggal disini" jawab Ilham yang bikin gue makin shock.

"Kalian saling kenal?" tanya tante Rini. Gue reflek ngangguk sambil melongo.

"Kita satu sekolah dan sekelas" kata Ilham sambil liat gue.

"Oh gitu, ya bagus dong" kata tante Rini enteng.

"Kalo gitu mama bantu tante Rini masak dulu ya, kalian bisa ngobrol ngobrol" kata mama ke gue.

Sambil ngangguk gue ngelirik Ilham hati hati. Ilham ngasih isyarat buat ikut dia keluar, gue cuma ngekor di belakangnya.

"Ngapain kamu kesini ?" Tanya Ilham to the point

"Yaelah gue juga gatau kali kalo ini rumah lu"

"Terus kenapa bisa sampe sini"

"Mama yang ngajak, tau taunya temen karib mama"

"Emangnya dirumah kamu kenapa ?"

"Mama sama papa mau pisah" kata gue to the point juga sambil liat lantai.

Ilham diam, dia cuma natap tembok tetangga yang ada dibelakang gue. "Maaf"

"Buat ?" Tanya gue bingung.

"Karena kasar sama kamu"

"Kan lu cuma nanya, kasar dari mananya si?"

"Gue ngga pernah ketus ke cewek"

Hijrah, Love and Destiny •Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang