Hari ini aku sudah berada di depan kosan tempat Keyra tinggal, sesudah keyra melepaskan keyakinannya ia memutuskan untuk tinggal terpisah dengan kedua orangtuanya. Mengapa aku tahu? karena aku mendapatkan alamat ini ketika aku mengunjungi kedua orangtua Keyra.
"Ana, tante minta tolong sama kamu ya untuk yakinin keyra biar pulang. Tante sama om gapernah mempermasalahkan pilihan yang dia pilih, asalkan dia ada dirumah tante sama om bahagia" ucap Tante Farah;Ibunya Keyra sambil menggenggam tanganku.
"Ana akan bantu sebisa Ana ya tan, mudah2an keyra bisa mengerti dan bisa kumpul sama tante dan om lagi" ucapku lembut.
"Terimakasih banyak Ana, meskipun Keyra sudah menyakiti kamu tapi kamu tetap peduli dengan keyra" kini tante farah terisak.
Aku yang merasa tak enak langsung menenangkan tante Farah "Engga ko tan, aku justru berterimakasih sama keyra karena dia aku bisa tahu kalau Bagus bukanlah orang yang baik untuk Ana"
Setelah pamit aku langsung mengunjungi alamat yang sebelumnya tante Farah beri, sebuah kosan kecil yang jauh dari kata mewah aku bahkan tak percaya bahwa seorang Keyra yang sangat mencintai kemewahan tinggal ditempat seperti ini.
"Betapa menderitanya kamu disini key" gumamku.
"Ana?" ketika aku akan mengetuk pintu kosan keyra, ada suara familiar yang memanggil namaku. Aku mengedarkan pandanganku mencari sumber suara, disana didepanku ada seorang perempuan mengenakan celana jeans panjang dengan kaos yang kebesaran ditubuhnya sedang menatapku dengan mata yang berkaca-kacar.
"Key," kataku menatapnya bahagia. Dia tidak bergeming dari tempatnya, membuat aku berlari dan menghambur kedalam pelukannya. "Cewe bodoh, kalo salah bilang maaf. Jangan buat aku nunggu dan bikin aku merindu" ucapku sambil memeluk keyra dengan erat.
ia terisak, sedetik kemudian ia membalas pelukanku sambil mengucapkan kata maaf berulang kali.
"Ya, seharusnya tahun lalu kamu bilang itu" balasku dengan tangis yang tak bisa dibendung.
"Maaf," kami berpelukan sambil menangis, meluapkan segala kekesalan dan kerinduan yang kami bendung 1 tahun lamanya karena sebuah keegoisan. Perlahan tapi pasti pelukan ini pelan-pelan Memperbaiki ikatan yang Retak.
***
"Jadi kamu wisuda kapan?" Tanya Keyra ketika kami memutuskan untuk mengobrol di sebuah cafe kecil dekat kosan Keyra.
"Aku ngambil yang bulan Februari hehehe" Kataku sambil nyengir.
"Lah ko februari? Lama amat tahun depan?" Keyra menyeruput Ice Americano kesukaannya.
"Bulan depan aku mau berangkat ke Kalimantan, aku mau mengabdi selama satu tahun di sebuah sekolah yang bisa dibilang kekurangan tenaga pendidik gitu" kataku menyuruput machiatto-ku
"Haha ternyata Ana ku yang bocah sekarang sudah lebih dewasa" Keyra menyenggolku pelan.
"Apaan sih, aku bukan Anamu" kataku memeletkan lidah, dan kami berdua tertawa lagi.
Rindu rasanya menghabiskan waktu berdua seperti ini dengan keyra, dulu walaupun kami berjauhan kami tidak pernah sama sekali melewatkan komunikasi seharipun. Sesibuk apapun aku, se sibuk apapun Keyra kami pasti menyempatkan waktu untuk setidaknya saling mendengar suara satu sama lain. Sampai pada akhirnya peristiwa itu terjadi dan kami benar-benar kehilangan komunikasi satu sama lain.
"Hubungan kamu sama Bagus gimana?" Tanyaku membuat senyum di wajah canti Keyra memudar.
Ia mengangguk kecil sambil menyeruput minumannya, "Baik,"
"Bagus kalo begitu" Jawabku. Ada jeda beberapa detik sebelum akhirnya suara hp Keyra berbunyi.
"Bagus," katanya sambil menempelkan hp ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Negara
Teen FictionKisah seorang Farida Kirana gadis bumi pasundan yang memiliki cita-cita unik; Menikahi seorang pengabdi negara yang mengantarkannya bertemu dengan bermacam-macam pria yang berprofesi sebagai abdi negara, tapi anehnya dari sekian banyak abdi negara r...