Perkenalan Tokoh [PT.] - 1

5.3K 175 4
                                    


Farida Kirana, 19.

Seorang gadis yang memiliki obsesi untuk berpacaran dengan seorang abdi negara, tepatnya seorang tentara. Hal ini berawal ketika Farida kecil bertemu dengan seorang teman yang kebetulan ayahnya adalah seorang tentara, Ana; panggilan Farida. selalu bermain dengan kawannya itu dan ia merasa sangat kagum dengan kepribadian ayah kawannya itu. Semenjak saat itu Ana menjadi tergila-gila dengan apapun yang berkaitan dengan tentara. Ana adalah mahasiswi semester 2 disalah satu Universitas Negeri di Bandung, ia merupakan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang tidak menyukai sastra. Aneh bukan? Ketika ditanya mengapa ia memilih jurusan sastra Indonesia jika ia tak menyukai sastra, ia akan menjawabnya dengan santai : "Sebelum mencintai seorang abdi negara yang mencintai negeri ini, apa salahnya aku belajar untuk lebih mencintai negeri ini dengan mempelajari bahasanya terlebih dahulu?" Ana gadis ceria yang mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, Sehingga tak sedikit temannya yang nyaman ketika berteman dengan Ana.

Ana adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, kakaknya adalah seorang dokter baru disalah satu rumah sakit ternama di Bandung dan Adiknya adalah seorang siswa SMA kelas 11 di SMA swasta di Bandung. Ana adalah anak perempuan satu-satunya, maka tak heran jika kedua orangtuanya selalu memanjakan Ana. Meskipun Ana selalu dimanja oleh kedua orangtuanya baik kakak ataupun adiknya tidak pernah merasa cemburu dan kesal,

"Ya enggak lah, untuk apa cemburu? toh uang jajan yang Mama dan Papa kasih juga tetap sama. dan kami para lelaki tak perlu diberi perhatian yang berlebih seperti Ana, bukan artinya kami tak membutuhkan perhatian mereka tapi Ana lebih butuh. Karena jika ia sudah menikah nanti ia akan dibawa oleh suaminya. Sedangkan kami, kami akan membawa istri-istri kami kan?" begitulah yang dituturkan Radit;Kakak Ana, ketika ditanya apakah ia dan adiknya cemburu ketika orangtuanya memberi perhatian lebih kepada ana.

Hubungan antara Ana dengan kedua saudara laki-laki dan kedua orangtuanya bisa dibilang cukup harmonis namun tak bisa dibantah jika sesekali mereka semua berselisih dan saling mendiamkan satu sama lain, tapi itu semua tak lama. Pasti ada salah satu dari mereka entah itu Ana, Radit (23), Mama, Papa atau Samuel (17);adik Ana, yang akan membuka pembicaraan dan suasana kembali seperti semula.

Perwira Dirga Adiaksa, 21.

Anak pertama dari 4 bersaudara, ayahnya adalah seorang tentara angkatan darat yang berpangkat kapten dan sebentar lagi akan naik menjadi mayor. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang cekatan, sehingga ke-4 anaknya mampu dididik secara baik walaupun sering ditinggal sang ayah. Wira; panggilan perwira, adalah seorang siswa tingkat akhir di Akademi Militer. Sesuai namanya, sang ayah mengharapkan wira menjadi seorang perwira gagah yang mampu mengemban amanah menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI. Sejak kecil ia dan ke 3 adiknya sudah terbiasa hidup di lingkungan militer sehingga ketika ia masuk ke Akademi Militer ia tak sepenuhnya kaget, ya walaupun pada awalnya ia sempat ingin menyerah juga. Adik keduanya pun mengikuti jejak sang kakak yang melanjutkan jenjang pendidikannya di Akademi Militer tahun pertama. Meskipun perempuan, Zalna (19);adik wira, bisa lolos mengalahkan ribuan pesaingnya. Adiknya yang ketiga berbeda dengan kedua kakaknya, Tama (17) ingin menjadi seorang musisi dibanding menjadi seorang pengabdi negara seperti kakak-kakaknya. Dan terakhir si bungsu Zahra (15), ia lebih memilih menekuni cita-citanya yang ingin menjadi sastrawan handal suatu hari nanti.

"Bang Wira orangnya flat, gapunya emosi. Tapi kadang-kadang juga suka manis sih, mungkin karena hidupnya dihabiskan di militer jadi ya kaya gitu. Kaku" Begitulah jawaban dari Zahra ketika ditanya bagaimana sosok Wira untuknya.

"Tegas sih, kadang suka kepo. Maksa juga, terlalu disiplin. Rapi kaya emak-emak" kalau itu pendapat dari Tama.

"Bang Wira bukan hanya kakak bagi saya, tapi dia juga senior saya. Tegas dan disiplin, terkadang saya takut jika sudah membuat kesalahan dan membuat beliau marah. Pokoknya kalo misalnya Bang Wira masang muka garang ke saya ya itu sudah dipastikan kalau dia sedang marah. Dan yang bikin sebalnya lagi dia seolah-olah tak mengenal saya, menganggap saya seperti orang asing. Tapi tidak lama ko, beberapa hari setelahnya dia suka manggil saya dan membicarakan semuanya dan selesai deh" Cerita Zalna panjang lebar.

Sebenarnya Wira memiliki wajah yang bisa dibilang diatas standar;Tampan, ditambah dengan postur tubuhnya yang semakin hari semakin kekar dan gagah. Tak sedikit dari taruni, mahasiswi bahkan siswi yang melihat Wira akan jatuh hati kepadanya. Tapi bak angin berlalu, Wira sama sekali tak memperdulikan tatapan-tatapan kagum yang tertuju padanya.

"TNI Kuat bersama Rakyat" itulah yang Wira jawab ketika ditanya tentang pendapat dia yang disukai oleh banyak wanita. "Mapan dulu saya, abis itu baru cari pendampinng." Jawab Wira ketika ditanya apakah dia sudah memiliki kekasih.

***

Assalamualaikum Dear Readers :D
Ini cerita pertamaku yang berbau militer loh :)
Jadi mohon maaf bila ada adegan yang tak sesuai dengan kenyataan, wong namanya baru belajar :D
Semoga kalian suka ya, jangan lupa Comment dan Votenya. Satu Comment dan Vote kalian sangat berarti :)))

Terimakasih,

Penulis.

Aku, Kamu dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang