Pengakuan Lagi? [PL] - 19

2.2K 112 4
                                    

Ana's POV

"Bodohhh bodoh Ana, masa gitu doang kamu baper sih" rutukku sambil memukul kepala pelan.

"Heyyyy kenapa?" ka Saga menahan tanganku supaya tak memukul kepalaku lagi. "Bahaya, nanti kalo geger otak gimana" lanjutnya.

Aku melepaskan genggaman ka Saga, "Eh? Sorry ka" kataku cengengesan.

"Ngapain minta maaf? emang kamu salah apa?" Tanyanya. 

Kalau saja moodku sedang bagus aku pasti akan menjawab pertanyaan ka Saga dengan jawaban yang lucu, tapi saat ini moodku entah mengapa amat sangat buruk.

"Kenapa sih?" Tanyanya, reflek aku langsung berdiri ketika ka Saga akan duduk di sampingku. Ia kebingungan, aku pun.

"Ah! Sorry ka Ana mau kesana dulu" kataku gagap sambil berjalan meninggalkan ka Saga.

"Semenjak ketemu tentara itu sikap kamu ke saya berubah An" perkataan ka Saga membuat langkahku terhenti. "Kamu menjauh dari aku kan?" lanjut ka Saga. Aku membalikkan badan untuk menatap ka Saga langsung.

"Maksud kaka apa?" Tanyaku heran.

"Iya, kamu seperti menjauhi saya" lanjut ka Saga sambil berdiri.

"Ana ga jauhin ka Saga ko" kataku singkat.

"Yang lain juga ngerasa gitu An, kamu jadi lebih intens sama tentara itu ketimbang kita" ada nada kesal yang terlontar dari mulut ka Saga, tapi aku bingung kenapa dia mesti kesal?

"Apaan sih ka, Ana ketemu sama mas Wira aja seminggu 2 kali. itupun kalo emang lagi bisa ketemu, kalo engga kan Ana juga ngabisin waktunya sama temen-temen yang lain" kataku ketus.

Ka Saga tertawa kecil, "Lihat? Bahkan sekarang nada bicaramu bisa sedingin ini" kata ka Saga.

Aku menatap ka Saga kesal, Maksudnya apa? Moodku yang sebelumnya sedang buruk sekarang semakin memburuk dengan perlakuan ka Saga yang aneh seperti saat ini.

"Apaan sih ka posesif amat" ketusku membalikkan badan, bermaksud untuk pergi meninggalkan ka Saga.

"Saya suka sama kamu An" ucap ka Saga.

Seketika tubuhku membeku mendengar pernyataan yang diucapkan ka Saga.
'Apa? ka Saga suka aku? Ga mungkin lah.' Tanyaku dalam hati. 

Aku mencoba untuk tak menanggapi ucapan ka Saga, karena aku pikir saat ini dia sedang bercanda.

"Saya serius An, saya sedang tidak bercanda. Saya beneran suka sama kamu" ucapnya lagi seolah bisa membaca pemikiranku. 

Aku menoleh ke arah ka Saga sebentar, aku bisa melihat ketulusan dari wajah tampan ka Saga. Bukannya luluh, aku malah merasa semakin kesal dengan tingkah laku ka Saga, no...Tepatnya tingkah laku mas Wira dan Ka Saga.

"Kenapa mereka ngungkapin perasaannya barengan kaya gini sih" gerutuku sambil berjalan menjauh dari ka Saga. 

Author's POV

Setelah pembicaraanya dengan Dini selesai Wira berniat untuk membicarakan 'Pengakuan tak sengaja'nya kepada Ana. Entah mengapa setelah pembicaraan singkat ia dengan Dini beban yang selama bertahun-tahun ini ia simpan hilang semua.

Wira melihat Ana dari kejauhan sedang berbicara dengan seseorang yang ia kenal juga. Wira berjalan pelan ke arah mereka berdua hingga akhirnya...

"Saya suka sama kamu An" Kalimat Saga membuat langkah Wira terhenti waktu itu juga. Dejavu. 

"Saya serius An, saya sedang tidak bercanda. Saya beneran suka sama kamu." Kalimat selanjutnya yang Saga ucapkan membuat hati Wira sedikit merasakan nyeri.

Aku, Kamu dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang