Perwira Dirga Adiaksa [PDA] - 5

2.5K 114 3
                                    

"Nih buat kamu" Bagus memberikan kantong kecil yang berisi kalung pesawat kertas itu kepada Ana.

"Loh, ini kan buat Adik kamu" Tanya Ana.

"Buat dia nanti aja, sekarang buat kamu dulu" kata Bagus tersenyum seperti biasa.

"Loh ko gitu?" Tanya Ana heran.

"Ya emang gitu," Bagus mengecek jam tangannya. "Yasudah na, saya mau pergi dulu ada janji sama teman. Gapapa kan kamu saya tinggal disini?" tanya bagus,

"Eh iya gapapa" Ana tersenyum canggung.

"Yasudah kalau begitu, saya duluan" Bagus pamit meninggalkan Ana sendirian di tengan Mall yang bahkan ia tidak tau letaknya dimana.

"Bodohhh, kenapa bilang gapapa sih. Gini kan jadi bingung pulang" Gerutu Ana sambil berusaha mencari gawai pintarnya di dalam tas. "Loh ko gaada?!" Ana panik ketika tidak menemukan keberadaan gawainya.

"Aduh gimana ini, aku pulang gimana" Ana menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Lama-lama isakan kecil keluar dari mulut Ana. 

Ana's POV

"Loh Ana?!" Seseorang menghampiriku. Aku mengangkat kepalaku untuk melihat kearah orang itu. "Ahhh Mas Wiryaaaa" Kataku lega melihat keberadaan mas Wirya.

"Kamu sama siapa disini? Keyra?" Tanya mas Wirya.

"Tadi sama bagus, tapi dia izin mau ada keperluan ngedadak gitu jadi aku sendirian" Kataku merengek.

"Haduh, si Bagus gimana sih udah tau kamu orang baru disini malah ditinggal" Kata mas Wirya kesal.

Aduh bahaya nih kalo sampe mas Wirya marah sama bagus,

"Salah aku juga lagian mas, tadi aku bilang ke dia gapapa padahal dia bilang mau anterin aku." Kataku berbohong.

"Terus ngapain kamu nangis disini" Tanya mas Wirya.

"Gawai...."

"Ketinggalan?" Potong mas Wirya. yang dibalas anggukan olehku. "Hadeh ada-ada aja kamu, yaudah ayo ikut mas dulu. Nanti mas anter pulang" mas Wirya jalan dihadapanku.

"Kemana?" Kataku mengekori mas Wirya.

"Mas pamit dulu sama temen-temen mas mau anterin kamu" kata mas Wirya.

"Eh?" kataku berhenti berjalan. Mas Wirya menoleh kearahku, "Kenapa?" tanyanya.

"Ah engga" kataku mensejajarkan langkahku dengan mas Wirya.

"Makasih ya mas" Kataku.

"Iya sama-sama" Jawab mas Wirya kalem seperti biasa. 

"dan saya anterin temennya rekanita saya dulu ya, nanti kalo misal kalian mau pulang duluan silahkan tidak usah nunggu saya" Kata mas Wirya membuatku menengadahkan kepalaku. Aku mengikuti arah pandangan mas Wirya, ternyata ia sedang berbicara dengan ketua kelasnya. Tapi ada yang aneh dari ketua kelasnya mas Wirya, dia kaya bukan orang asing buatku. Tapi aku rasa ini kali pertama aku ketemu dia, Tapi....

"Ana, jangan ngelamun" senggolan mas Wirya membuatku sadar dari lamunan.

"Eh iya mas? kenapa?" tanyaku seperti orang bodoh. 

"Bodoh kamu ana bodoh" kutukku dalam hati.

"Kamu ini kurang-kurangin ngelamun, nanti kemasukan kan berabe" canda mas Wirya. "Ayo, katanya mau pulang" lanjut mas Wirya balik badan.

"Eh?" aku kebingungan. Kemudian menganggukan kepala kepada teman-teman mas Wirya dan menyusul mas Wirya yang sudah jauh didepan.

"Tunggu mas ehhh" kataku terengah-engah mencoba menyaingi langkah lebar mas Wirya.

Aku, Kamu dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang