Teman Ayah [TA] - 27

618 51 10
                                    

"Makasih yaa ibu, mbak Ana. Udah mau nampung saya dan memperlakukan saya layaknya keluarga sendiri." ucap mbak Tiara sambil menitikan air matanya.

Saat ini aku, ibu dan mbak Tiara sedang berdiri di depan rumah kami. Menunggu kekasihnya mbak Tiara menjemput. Ternyata teman-teman mas Wira membantu mencarikan Robi ; kekasih mbak Tiara, yang ternyata juga sedang mencari mbak Tiara.

"Ya gapapa atuh, neng. Lagian mbak sama dedeknya enggak ngerepotin kok." Kata ibu sambil menggenggam tangan mbak Tiara. "Nanti kalo neng mau jalan-jalan ke Bandung lagi, jangan malu-malu buat kesini ya? Pintu rumah kita selalu terbuka buat neng Tiara sama si dedek." Lanjut ibu mengusap perut mbak Tiara lembut.

"Iya ibu. Terima kasih banyak ya" mbak Tiara memeluk ibu erat, kemudian beralih kepadaku.

"Wira pria baik, An." Ucap mbak Tiara sambil memeluk aku, kemudian ia menggenggam tanganku pelan "Maaf karena tadi mbak tidak sengaja mendengar sedikit pembicaraan kamu sama ibu, tapi kamu coba bicarakan baik-baik keinginan kamu maunya seperti apa kepada Wira. Wira kadang terlalu cuek sama sekitar, jadi kamu harus sering-sering ngingetin dan terbuka sama kemauan kamu apa. Dia pasti dengerin dan memutuskan dengan bijak" Lanjut mbak Tiara menepuk pundakku pelan.

Setelahnya Mas Robi datang dan membawa Mbak Tiara pergi dengan mobilnya.

*******

Aku berdiam diri dibangku taman halaman rumahku sambil mengurutkan satu persatu perkataan yang diucapkan Ibu dan mbak Tiara tadi.

Apakah aku harus memberitahu keinginan keluargaku kepada mas wira?

Bagaimana kalau ternyata dia tersinggung dan berakhir meninggalkan aku?

Atau kenyataan pahit yang aku pikiran akan menjadi kenyataan?

Aku meremas kuat ujung bajuku hingga kusut sambil memejamkan mata, berusaha menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang daritadi berkeliaran di kepala.

"An! Lagi apa kamu disana? sini bantuin Ibu" ucapan ibu membuat aku tersadar dan langsung bergegas masuk rumah untuk membantu ibu membereskan sisa perkejaan yang tadi sempat terjeda.

******
Isi chat Mas Wira dan Anna sebelum bertemu nanti sore.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku, Kamu dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang