"Apa yang kau sembunyikan?. Mengapa selalu kau yang terluka?."
=================================================================
Sesuatu yang tidak terfikir atau lebih tepatnya tidak ingin memikirkan jika seorang guru sekolah harus berhadapan dengan yang namanya polisi. Terlebih, ini bukan kali pertama dia menginjakkan kaki di bangunan berbau penjahat ini. Yah berkat murid kesayangannya, dia berada disini. Mengenal hingga hafal siapa yang akan ia temui. Sedangkan sang pemantik masalah justru bertindak layaknya patung tanpa jiwa dengan tatapan tak peduli jika saja pada akhirnya dia akan terkurung di ruang besi dengan kungkungan borgol yang sama dinginnya dengan ekspresi bocah ini.
"Bukankah kita terlalu sering bertemu?."
Tanya sang petugas lengkap dengan cengiran mengejeknya.
"Yeah! Berkat anak ini. Tidakkah kita terlalu dekat?."
Keduanyapun terkekeh karena saling bertukar kalimat yang menggelikkan. Sedangkan sang tokoh utama justru mendesah sebal. Siapa lagi yang mereka bicarakan kalau bukan anak badung yang masih mengenakan seragam lengkapnya ini.
"Hei bocah! Tidakkah kau bosan selalu mengunjungiku?."
Smirk menyebalkan langsung tersemat di wajah yang sialnya tampan dari bocah yang tingkat kesopanannya di bawah rata-rata ini.
"Kau saja yang senang mencampuri urusanku!."
Jawab bocah ini tak terima. Bukankah terdengar menyebalkan?. Sangat. Tapi karena keduanya telah hafal dengan sikap buruk dari bocah berseragam ini pasti akan memilih diam sebelum pada akhirnya mereka akan kembali tersulut emosi karena kata-kata tajam nan menyebalkan darinya.
"Ish! Aku benar-benar merasa gagal mendidikmu, jungkook-ah!."
"Kau hanya wali kelasku, bukan orang tuaku. Tak usah repot-repot merubahku."
Sang wali kelaspun hanya bisa menghembuskan nafas beratnya. Yah mungkin dia lebih baik mendidik hewan untuk bersikap ramah dan sopan. Daripada ia harus mendidik anak bermarga Kim ini yang sialnya sama sekali tidak bisa ia jinakkan.
"Huft! Apa lagi kali ini, Jin?."
Lihatlah! Betapa dekatnya seorang guru dengan polisi satu ini. Bahkan saat sang guru hanya menyebutkan nama tanpa embel-embel apapun, dia tidak marah atau merasa tidak enak. Berkat bocah ini. Yah berkat bocah badung satu ini?. Adakah waktu yang pas untuk melenyapkan bocah bergigi kelinci itu?. Karena mereka berdua sangat ingin menerkam kelinci setan satu itu.
"Seperti biasa. Karena dia memiliki banyak musuh, jadi dia berkelahi dan sialnya dia menang."
Kenapa polisi ini mendadak berbinar?. Aneh. Meski dia mengutukinya, tapi mereka pasti tau kalau ada sedikit kegembiraan dari nada bicaranya.
"Ck! Kenapa kau mengatakan seolah kau bangga padanya, jin?."
Tanya sang guru sakartis.
"Kau tau, Joon?. Sekarang lawannya tidak mendekam di kantor ini. Tapi dia di rumah sakit karena beberapa patah tulang."
Owh lagi-lagi. Bagaimana bisa mematahkan lawan adalah sesuatu yang terdengar membanggakan?. Jungkook bukan tentara, bukan polisi ataupun penjaga keamanan. Dia hanyalah seorang anak sekolahan yang sikapnya melebihi seorang preman. Tapi lihatlah bagaimana polisi ini begitu membanggakan tawanannya. Apa dia gila?. Atau kekurangan obat?. Baru pertama kali namjoon melihat ada polisi seperti ini?. It's so stupid, right?
"Ayolah hyung! Apa kau bercanda?. Kenapa kau justru membanggakan preman kecil ini?. Apa dari tadi kau juga terus memujinya?. Apa kau sedang mengatakan kalau kasus kali ini tidak bisa hanya di selesaikan dengan pernyataan ma'af?."
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET
Fanfiction"Karena kita sama-sama memiliki luka."_Jungkook_ "Tolong biarkan aku di hukum. Ku mohon ma'afkan dosaku."_Taehyung_ Story about brothership, schoollife, little action, mistery