"Ku mohon jangan."
================================================================================
Kegelapan mulai merajai, merembet menebarkan udara dingin keseluruh penjuru kota. Awan hitam pun seolah tak mau kalah untuk meramaikan kota dengan suasana yang tak bersahabat. Seolah menuntun para penghuninya untuk tetap berada di dalam rumah. Terlihat dari beberapa ruas jalan yang mulai lengang.
Tapi berbeda dengan jalur satu ini. Dimana di hari biasa hanya ada hitungan jari mobil berlalu-lalang, sedangkan malam ini ada puluhan mobil yang menerjang masuk ke arah hutan. Ya, akan ada pesta besar untuk mereka malam ini. Hingga cuaca bukanlah hambatan untuk mereka bergerak. Justru mereka bersorak sorai pada alam yang seolah ikut andil mensukseskan acara.
"Bagaimana?. Masih pusing?."
Tanya hoseok yang kini masih terkurung bersama kedua temannya di dalam bilik putih ruang penelitian ilegal milik Park Jungsoo. Tangannya mengusap pelan punggung rapuh yang ia paksa untuk tegak. Kejam memang tapi tak ada waktu yang tersisa untuk menyusun siasat yang lebih matang dari ini. Terlebih pergerakan mereka kian sempit setelah hoseokpun tak di ijinkan keluar dari ruangan itu.
Sementara si bungsu Kim hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan hoseok. Matanya tertutup rapat mencoba menetralisir pening yang menghujam kepalanya karena baru saja hoseok menambah dosis obat buatan yoongi kedalam tubuh ringkih jungkook.
"Kau harus tetap sadar, Jung. Aku tau kau bisa."
Si manis hanya tersenyum kecil pada hoseok. Rasa sakit yang menghujamnya kian menambah berat untuknya bertahan. Tapi usapan lembut dan rengkuhan sang kakak berhasil membuatnya tersadar sampai detik ini.
"Jungkookie kau baik-baik saja?. Mana yang sakit?."
Kali ini taehyung membuka suaranya begitu kerutan di dahi si manis kembali tercipta. Mengisaratkan kalau rasa sakit kembali menghampiri adiknya. Ya, ini juga bagian dari proses dimana obat itu bekerja.
"Se-sak... hyung."
Eluh jungkook yang kini merasa udara seakan semakin menjauh darinya. Sementara taehyung hanya bisa mengusap dada sang adik untuk menenangkan. Kembali dia menilik wajah si manis yang masih saja pucat tanpa rona. Andai ini bukan waktunya, taehyung pasti sudah meminta hoseok untuk memasang infus dan alat bantu pernafasan untuk jungkook yang kian sekarat di matanya.
Ingin sekali taehyung mengumpat karena efek obat yang hoseok berikan tidak bereaksi dengan cepat. Justru menyiksa jungkook terlebih dulu sebelum memberi manfaatnya. Sakit, sungguh sakit melihat jungkook yang tengah berjuang seperti ini. Awal jungkook menerima obat itu dengan satu suntikan saja sudah bisa membuat jungkook tak kuat dan berakhir pingsan. Sedangkan sekarang, dengan dosis dua kali lipat yang hoseok berikan, jungkook harus bertahan tanpa bantuan apapun untuk mempertahankan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET
Fanfiction"Karena kita sama-sama memiliki luka."_Jungkook_ "Tolong biarkan aku di hukum. Ku mohon ma'afkan dosaku."_Taehyung_ Story about brothership, schoollife, little action, mistery