"Mereka benar-benar lebih sering mengaktifkan alat itu.
Apa mereka tidak tau kalau itu artinya mereka membunuhku secara perlahan?.
Atau mereka ingin memulai penderitaan keduaku?."
=================================================================================
Sudah terhitung empat hari jungkook mengurung diri didalam kamar. Dia yang biasanya menjadi pembangkang nomer satu jika berurusan dengan berdiam diri di ruangan pribadinya itu, sekarang dia justru menjadi penikmat setia. Berteman dengan keheningan yang jungkook inginkan.
Ya, dia membatasi orang lain untuk masuk ke kamarnya.
Dia ingin sendiri. Tidak ingin ayah, yoongi, namjoon apalagi taehyung mendatanginya. Hanya sang bibi yang bisa keluar masuk dengan leluasa. Dia berubah menjadi anak yang sangat menyukai kesendirian. Hari-harinya hanya dia habiskan untuk duduk diam sambil menatap pemandangan di luar jendela. Ah, entah sejak kapan taman depan rumahnya menjadi sangat menarik untuknya. Dia begitu menikmatinya, bagaimana pepohonan mulai disinari teriknya matahari samai pepohonan itu basah karena hujan. Sesekali dia tersenyum hanya karena burung yang lewat dan tidak jarang dia menangis bersama hujan.
"Jungkook-ah! Kau tidak lupa kalau hari ini kau akan check up, bukan?."
Tanya sohyun lembut, dengan mengelus surai si manis dengan pelan agar kelinci kecilnya mau menoleh padanya.
"Kenapa belum bersiap?."
Lagi sohyun bertanya dan tak ada jawaban dari jungkook. Anak itu tetap bungkam sejak hari itu. Terhitung hanya beberapa kalimat yang jungkook katakan pada sohyun selama empat hari ini. Apa sebenarnya yang terjadi pada jungkook?. Kenapa jungkook bisa semarah itu hingga mendiamkan semua orang?.
"Mau bibi bantu mengganti pakaian?."
Tawar sohyun dengan kesabarannya setelah dia menyadari kalau jungkook memaksakan membuka gips terlalu cepat dari ketentuan dan mugkin saja jungkook masih kesulitan menggunakan tangannya. Tapi, usahanya untuk membantu jungkook pupus begitu si manis menolaknya dengan menggelengkan kepala.
"Ya sudah. Mau bibi ambilkan longcoatmu?."
Kali ini jungkook mengangguk. Ada sedikit senyum yang jungkook berikan. Mungkin itu pengganti ucapan terimakasih untuk sang bibi.
"Aigoo! Kau juga tidak makan sarapanmu, Jung?."
Pekik sohyun melihat ke atas nakas, makanan dan susu yang tadi pagi ia tinggalkan nyatanya masih ada disana tanpa berkurang sedikitpun.
"Ma'afkan aku, bi."
Tidak ingin membuat sang bibi semakin kecewa akhirnya jungkook menghadiahinya sebuah suara. Jujur, hari ini tubuhnya kembali berulah. Sejak dia bangun sampai sekarang kepalanya terasa berdenyut dengan mual yang masih ia tahan samai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET
Fanfiction"Karena kita sama-sama memiliki luka."_Jungkook_ "Tolong biarkan aku di hukum. Ku mohon ma'afkan dosaku."_Taehyung_ Story about brothership, schoollife, little action, mistery