14. The Sacrifice

1.5K 150 9
                                    

"Karena kelinci manis itu sudah bisa berbohong padaku, lantas kenapa aku tidak bisa berbohong padanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Karena kelinci manis itu sudah bisa berbohong padaku, lantas kenapa aku tidak bisa berbohong padanya?."

===========================================================================


PLAKKK





Tamparan keras berhasil mendarat sempurna pada permukaan wajah pemuda yang sama sekali tidak menunjukkan perlawanan. Bukan karena dia tidak bisa melawan, hanya saja kenyataan kalau dia hanyalah seorang bawahan yang membuatnya enggan melawan karena masih ingin mempertahankan jabatan.

Amarah yang jelas sekali terlihat dari pria tegas dihadapannya. Matanya menyalang kesetanan dengan mimik tenang seperti biasa. Ya, dia masih mempertahankan wibawanya di depan anak ingusan yang baru saja memberikan jawaban yang mengecewakan.

"Sudah cukup lama aku menunggu dan kau hanya bisa memberi jawaban dengan belum mendapatkan apa-apa?."

Pria tua itu selangkah maju membuat pemuda itu makin menunduk dalam.

"Hoseok-ah! Kau tidak pernah mengecewakanku selama ini. Lantas kenapa kau menjadi sepayah ini sekarang?."

Pria ber jas dengan tittle perdana mentri itu kembali meluapkan emosinya. Dia tarik kerah baju pemuda bernama hoseok itu menuntut jawaban.

"Ma'afkan saya, tuan!. Saya akan bekerja lebih cepat lagi."


PLAKKK



Lagi tamparan itu hoseok terima tanpa elakkan. Ia cukup tau bagaimana perangai si tua yang tengah marah ini. Bagaimana dia akan kehilangan nyawanya hanya dengan si tua yang menjentikkan jari.

"Panggil yang benar, hoseok-ah!."

Park Jungsoo si tua yang kini tengah mengintimidasi hoseok karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Perangai yang gagah dan lemah lembut jika di depan publik. Tapi akan berubah menjadi iblis tak berperasaan jika sudah berbalik pada kepribadian aslinya.

"Saya akan bekerja lebih cepat, bos!."

Jawab hoseok dengan lantang tangannya mendadak gemetar tak karuan saat jungsoo mengeluarkan batonstick kebanggaannya seolah dia mendandai kalau permainan sirkus akan segera dimulai.

Perlahan tangan jungsoo meraih pundak tegap hoseok dan membimbing nya untuk berlutut sedangkan hoseok hanya bisa mengikuti alur permainan tuannya yang sepertinya ingin bermain dengan tubuhnya karena kesalahan yang ia dibuat.

BUKKK

BUKKK

Arggh!

Satu persatu bagian tubuh hoseok mendapat hujaman dari batang besi hitam di tangan jungsoo dengan sekuat tenaga. Rasa sakit sekaligus nyeri tak dapat hoseok elakkan lagi. Punggungnya yang kini berdenyut tak karuan karena dua pukulan dengan tenaga penuh itu sukses membuat hoseok memejamkan matanya.

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang