15. Dear Name

1.6K 149 18
                                    


"Kakak aku merindukanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak aku merindukanmu."

================================================================================

[[Matahari kembali bertengger diangkasa. Menyebarkan sinarnya keseluruh penjuru negeri mengusik tiap makhluk yang masih terlelap. Burung-burung bahkan telah menari dengan riang diangkasa melihat betapa cerahnya hari ini, membuat siapapun tergugah untuk segera melihat dunia. Tapi tidak dengan pemuda satu ini.

Kedua matanya masih terpejam dengan nyaman, bergelung dengan selimut tebal yang menghangatkan tubuhnya serta ada tangan lembut yang masih setia melingkar dipinggangnya.

Sohyun tersenyum melihat si bungsu yang sama sekali tidak terusik tidurnya meski jam berangkatnya sudah lewat. Jika sebelumnya ia akan khawatir kalau jungkook tidak juga bangun, tapi pagi ini dengan jarak yang sedekat ini dia bisa melihat bagaimana nyamannya tidur si manis meski satu tangannya masih terlilit infus.

Perlahan tangan lembutnya membelai rambut jungkook yang menutupi mata, ia sibak perlahan agar tidak menyakiti mata jika si manis bangun nantinya. Hingga tanpa disadari gerakannya membuat si bungsu menggeliat.

Mata bulat jungkook yang begitu menggemaskan mengerjap beberapa kali berusaha meyakinkan apa yang kini ia lihat sebelum pada akhirnya dia melotot begitu kesadarannya telah terkumpul.


"Bi,... bibi?."

Tanya jungkook yang tidak mengerti dengan situasi yang terjadi. Tunggu!. WHAT?. Bibi ada di kasurnya?. Memeluknya?. Apa itu artinya bibi kang tidur semalaman dengan posisi seperti itu?. Owh tidak! Bagaimana mungkin jungkook?!. Tapi, apa sesuatu terjadi tadi malam?. Owh kenapa otak bodohmu belum bekerja juga, Jung?. Apa jungkook meminta bibi kang untuk tidur bersamanya?. Oh Tuhan katakan pada jungkook jika itu TIDAK benar. Mau di letakkan dimana wajahnya jika jungkook benar-benar meminta hal sememalukan itu?. Sial!. Dia jadi uring-uringan sendiri memikirkan hal yang tidak tidak.


"Kenapa?. Malu?. Padahal tadi malam kau sendiri yang merengek agar bibi jangan pergi."


BLUSSS


Aish memerah sudah wajah si manis terbakar malu. Mau berpaling bagaimana lagi kali ini?. Nyatanya alam bawah sadarnya sudah melakukan sesuatu yang menjatuhkan harga dirinya. Ish! Ingin sekali dia membuang mulut bodohnya agar tidak berulah.


"Syukurlah sudah tidak demam."

Ucap sohyun setelah mengecek suhu tubuh si bungsu dengan telapak tangannya yang kini masih ia tempelkan diatas dahi jungkook. Membuat jungkook dengan mata bulatnya bisa melihat bagaimana senyum manis itu menguar begitu indah, sementara sohyun tidak menyadari jika anak asuhnya tengah dilanda rasa yang tidak karuan di hatinya.


RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang