6. Closer?

2K 206 12
                                    

"Jika kau takut itu akan rusak,... kau tenang saja. Karena jungkook,... sudah tidak bisa menggunakannya. Puas kau?."

=================================================================

=================================================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


­­­Entah sudah berapa lama ia terlelap. Membuat rasa sedikit tidak nyaman mengusik tidurnya. Pegal. Yah mungkin itu salah satu rasa yang ia rasakan, hingga akhirnya dia menguatkan diri untuk terbangun.

Berat.

Pusing masih menyelubunginya. Tapi kali ini dia tidak ingin kalah. Dia ingin terbangun dan menyapa sang mentari. Dia rindu sejuknya pagi, dia rindu sinar matahari dan dia rindu pada deru angin yang melengkapi.


"Ayah?."

Suara lirih itu berhasil terlontar dari mulut kelinci manis ini. Dahinya berkerut tanda dia sedang keheranan.

Bagaimana bisa?.

Ayahnya yang super sibuk sampai-sampai pulang ke rumahpun jarang dan sekarang dia ada disampingnya?, tidur semalaman bersamanya? Dan dia juga mendapatkan pelukannya. Pelukan seorang ayah yang entah sudah sejak kapan ia tidak mendapatkannya.

Pagi yang indah,

Atau dia masih dialam mimpi?. Oh Tuhan ingin sekali jungkook menghentikan waktu. Entah ini mimpi atau nyata bolehkah dia merasakan kebahagiaan ini sedikit lebih lama?.


"Kenapa melihat ayah seheran itu?."

Mata jungkook mengerjap imut. Jadi ini asli?. Wah ada keajaiban apa sampai dia seberuntung ini?. Tanggal berapa sekarang?. Sepertinya dia harus memperingati hari ini sebagai hari bersejarah dalam hidupnya. Bukankah berlebihan?. Memang, tapi bagaimana kalian akan mampu merasakan kebahagiaan jungkook jika keadaan kalian tidak sama dengannya?. Dia berada diantara dua jurang yang sama mematikannya.

Dia ingin dekat, tapi dia tidak bisa dekat. Bagaimana caranya mengatakan situasi jungkook?. Mungkin seiring berjalannya waktu kalian akan memahami kalimat tadi.

"Ayah tidak kekantor?."

Suara lirih itu membuat daehwi tersenyum seraya mengulurkan tangan mengusap wajah si bungsu yang masih pucat. Aigoo! Berapa banyak waktu yang terlewat hingga dia tidak menyadari kalau bungsunya sudah sebesar ini?.

"Ck! Setelah sekian lama tidak berjumpa. Pulang jarang-jarang dan sekarang kelinci nakal ini mengusir ayahnya, eoh?."

Rajuk daehwi tidak terima dengan pengusiran jungkook. Ok! Dia tidak benar-benar marah. Dia hanya ingin sedikit bermain dengan kelinci manisnya karena dia tau betapa susahnya anak ini di atur jika sudah sehat nanti. Eits! Tapi, bukan berarti daehwi senang jika jungkook sakit, right!. Dia hanya merasa sedikit beruntung karena bisa mendapatkan waktu untuk bermanja dengan berandal ciliknya.

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang