"Tapi sampai kapan kau akan diam?. Dia takkan puas hanya dengan ini, Jung. Karena pada akhirnya dia juga akan menghabisi jiwa dan ragamu. Karena dia takkan puas hanya dengan menyakitimu."
=================================================================
Angin berhembus pelan menerpa tubuhnya, bahkan dari ketinggiannya kini tak jarang sang angin menerjangnya kasar seolah menyuruhnya untuk beranjak dari tempat dimana pemuda ini duduk. Tempat favoritnya yang mampu membuat siapapun yang melihat polahnya akan langsung meneriakinya. Tapi itu dulu. Saat ia baru memulai aksinya.
Saat itu semua orang meneriakinya dan menyuruhnya turun dengan raut kekhawatiran. Banyak yang mendadak menjadi bijak karena tingkahnya. Tapi sekarang, dia telah diabaikan. Pemandangan seperti ini sudah dianggap biasa oleh penghuni sekolah dan tak jarang dia mendapatkan makian karena dianggap mencari sensasi.
Yah, bagaimana tidak?. Tempat dimana dia berada sekarang adalah atap gedung sekolah. Duduk di tepi atap dengan sesekali memainkan kakinya yang menggantung tak menapak tanah. Benar, dia menikmati semua kengerian itu tanpa pengaman. Dan dia menganggapnya hal biasa. Tidak ada rasa takut yang datang walaupun dia menatap jarak antara tempatnya berada dengan tanah yang di tutupi rerumputan itu. Bukankah ketinggiannya sudah cukup untuk membuat nyawanya melayang?. Yes, that's true!. But, that's reason can't frighten him.
"Hya, Jeon!."
Interupsi seseorang berhasil menghentikan senandungnya.
"Mau ku bantu untuk menuntaskan hasratmu?. Mendorongmu misalnya?."
Dengan malas dia memutar pandang dan... yah, para pengganggu yang sangat tertarik padanya kembali mengotori penglihatannya. Ck! Mau apalagi kali ini sang senior mendatanginya dengan formasi lengkap begitu?. Menggelikan! bagaimana bisa seluruh siswi menyukai rombongan preman di depannya ini?.
"Ada urusan apa kali ini?."
Jawab jungkook singkat dengan nada ketusnya. Ya sudah sangat jelas jika dia tidak menyukai pertemuan ini.
"Aku hanya menagih hadiahmu, Jung!."
Itu hoseok. Si kuda dengan cengiran menyebalkannya. Hadiah?. Wah apa hoseok baru saja mengadu pada kawanannya?.
"Cih! Hanya karena itu kau mengumpulkan semua orang ini?."
Hoseok langsung meradang mendengar ucapan dari target yang seharusnya menjadi mainannya. Sial. Kelinci buluk satu ini memang sangat sulit diatur. Haruskah hoseok membungkam mulut pembangkang itu?.
"Wah! Apa kau baru saja di remehkan?."
Tanya jackson pada hoseok dengan memberikan lirikan tajam pada jungkook tanda dia juga ikut terusik karena perkataan juniornya.
"Baguslah jika kalian mengartikan demikian."
PLAKK
Dengan kecepatan super, satu tangan berhasil mendarat dipipi jungkook dengan kasar. Menyisakkan bekas kemerahan pada permukaan kulit pucatnya tanda orang itu tidak main-main.
"Siapa yang memperbolehkanmu bicara mendahului kami, eoh?."
Kali ini pemuda berperawakan tinggi bernama wonwoo yang berkicau. Ah dia juga yang memberi jungkook tanda kemerahan dipipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET
Fanfiction"Karena kita sama-sama memiliki luka."_Jungkook_ "Tolong biarkan aku di hukum. Ku mohon ma'afkan dosaku."_Taehyung_ Story about brothership, schoollife, little action, mistery