3. One point of weakness

2.4K 229 9
                                    

"Tidak bisakah kau menyakitiku dengan tinjumu saja?."

=================================================================

­Hari mulai beranjak mendekati siang, jam beker bahkan sudah lelah untuk membangunkan makhluk yang masih bergelung dengan selimutnya ini. Ya, memang ini hari libur jadi sang bibi pengasuhnya memberikan dia kelonggaran untuk tidur lebih lama. Tapi, mengingat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh sementara si tuan muda masih juga belum ada tanda ingin bangun membuat dia tergelitik untuk membangunkan kelinci buluk satu itu.



BRAKK



Dengan kasar bibi Kang membuka pintu. Anarkis memang, bahkan dia mungkin akan terkena masalah jika majikannya bukan tuan Kim. Bagaimana bisa dia yang hanya seorang pengasuh bisa melakukan hal sekejam itu?. Dan jawabannya adalah karena mereka sudah menganggap bibi kang sebagai keluarga. Ditambah dengan sifat jungkook yang memang sulit di kendalikan, so menggebrak pintu bukan hal yang salah, kan?.

"Hya! Aku tau ini hari libur. Tapi, jangan bermalas-malasan seperti ini, Jung!."

Teriak bibi kang seraya menarik selimut yang jungkook kenakan dan anehnya adalah tidak ada penolakan. Hey! Kenapa kelinci satu ini mendadak lupa caranya bermain?. Biasanya bibi kang harus melakukan ritual tarik-menarik selimut jika membangunkan si bandel jungkook. Tapi kali ini dia hanya diam membiarkan bibi kang menarik selimutnya dan tanpa di perintah perlahan dia mendudukkan diri diatas kasur dengan wajah kusut khas orang baru bangun.

"Jam sarapanmu bahkan sudah sangat terlambat!. Mandilah dan akan bibi siapkan makanan."

Ucap sohyun melembut begitu dirinya tidak mendapatkan perlawanan. Tunggu! apa yang salah dengan jungkook hari ini?. Kenapa dia mendadak diam begini?. Meski ini adalah perubahan yang baik, tapi hal itu tidak membuat sohyun senang.

"Apa kau baik-baik saja, Jung?."

Tanya sohyun mulai mendekati jungkook yang telah berdiri dan bersiap untuk berlalu kekamar mandi. Entah kenapa setitik kekhawatiran mulai tumbuh di hatinya, ada sedikit rasa takut melihat anak asuhnya berlalu hingga akhirnya Dia berhasil mencegatnya. Perlahan dia mengamati tiap sudut yang menjadi kekhawatirannya dan... Ya, dia bisa melihat peluh yang mengalir dari dahi turun hingga lehernya mengalir dengan derasnya.

"Aku baik-baik saja, Bi. Tidak usah berlebihan!."

Jawab jungkook dengan senyumnya. Tapi hal itu tak lantas membuat sohyun lega. Dia justru semakin curiga dengan keadaan jungkook, membuat dia perlahan mengangkat tangannya hendak mengecek suhu badannya sebelum akhirnya kedua matanya membulat sempurna hingga tak sadar kedua tangannya kini membekap mulutnya sendiri.



"J-jung! Da-rah!."

Ya, tiba-tiba saja darah keluar dari hidung jungkook tanpa sebab membuat sohyun membatu dalam beberapa detik. Sementara jungkook dengan santai mengelap lelehan darah itu dengan jemarinya untuk memastikan.

"Ah! Darah lagi."

Dengan sigap sohyun mengeluarkan sapu tangannya dan membersihkan darah yang mengotori tangan anak nya hingga di detik berikutnya....



BRUKKK

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang