2. Guitar and Writing

4.5K 187 40
                                    

Cahaya mentari pagi masuk melalui celah ventilasi kamar Shifa. Shifa terbangun. Badannya masih terasa lemas juga sedikit pusing. Sesuai anjuran dokter kemarin, Shifa harus istirahat selama dua hari. Jadi, untuk pelaksanaan hari kedua MOS ini Shifa tidak berangkat.

Rasa bosan mulai menyelimuti Shifa. Hampir seharian di kamar membuatnya semakin pusing. Shifa keluar dari kamar menuju teras. Ponsel yang Ia taruh disampingnya berbunyi. Ada satu pesan masuk. Shifa membukanya. Ternyata dari Chesa.

Chesa Anindita.
Shif, udah sehat?

Shifa Queenzee.
Udah mendingan, Ches.

Mos nya tadi ngapain aja?

Chesa Anindita.
Goodlah. Besok brngkt yaa:*

Mosnya cuma disuruh duduk dengerin ceramahan :3 ngeselin kan.

Shifa Queenzee.
Iya deh besok aku berangkat.
Wkwkwk ceramahan tentang apa sih Ches? :v

Chesa Anindita.
Ya tentang sekolah lah.
Eh iya Shif, besok jangan lupa ya pake baju olahraga.

Shifa Queenzee.
Okedeh. Thanks ya Chess:*

Chesa Anindita.
Sama-sama:))

Shifa tersenyum, besok dirinya akan berangkat sekolah. Rasanya sudah tidak sabar ingin bertemu kakak kelasnya itu. Shifa masih betah duduk diteras tersebut. Nyaman tempatnya. Shifa langsung menyambar gitar yang sengaja Ayahnya geletakkan disamping kursi. Biar gampang ngambilnya, kata Ayah Shifa lalu.

Bisa dibilang, Shifa bisa main gitar. Shifa belum sejago Ayahnya. Shifa mulai belajar gitar ketika ia kelas depalan SMP. Tak memakan waktu lama, cukup satu bulan Shifa sudah bisa dasar-dasar bermain gitar. Dan, ketika Ia ujian praktek di kelas sembilan mata pelajaran seni musik, Ia sebagai gitaris dua di Bandnya.

Seperti saat ini, Shifa tengah menyanyikan lagu Selalu Cinta milik Band Kotak. Lagu itu lagu yang ia tampilkan saat uprak SMP bersama rekan bandnya.

Bagaimana bisa... Aku tak ada di setiap mu melihat
Sementara ku ada..

Bagaimana bisa.. Kamu lupakan yang tak mungkin dilupakan..
Aku selalu cinta..
Selalu cinta.

Sudah cukup bermain dengan gitar kesayangan Ayahnya itu. Shifa mengembalikan gitar itu ke tempat semula. Lalu, Ia kembali ke kamar untuk membersihkan diri.

               ©©©

Malam harinya, setelah makan malam. Shifa membuka laptopnya, melihat blognya. Shifa meringis. Dengen segera, Ia men-delete cerita yang pernah dia poskan diblognya itu. Shifa hapus karena menurutnya ceritanya itu alay, lebay. Ia mengutuk dirinya sendiri mengapa Ia malah menulis cerita itu.

Satu lagi, tentang Shifa. Shifa juga mempunyai hobi menulis. Menulis cerita pendek, puisi, atau hanya qoutes. Bagi Shifa, menulis itu kayak curhat. Disaat bibir tidak bisa menceritakan segalanya secara jelas, namun dengan menulis Ia bisa mengutarakan segala isi hatinya tanpa beban.

Shifa termasuk tipikil orang yang pendiam dalam hal perasaan. Ia tidak mudah untuk menceritakan hal apa yang Ia rasakan ke orang lain. Makanya, menulis sebagai wujud curahan isi hatinya.

Tok.. Tok..

"Masuk."

Gilang. Kakak laki-laki Shifa. Satu-satunya saudara kandungnya.
Gilang masuk kamar adiknya dengan celana boxer tanpa baju. Shifa sudah terbiasa melihat kelakuan abangnya itu.

"Sip, pinjem hp lo dong," katanya sambil matanya dikedip-kedipkan.

Tanpa banyak bicara, Shifa langsung menyerahkan ponselnya. Paling ya buat hospotan, pikir Shifa. Karena sudah terlalu sering pula Gilang minta data kuotanya.

Shifa kembali sibuk dengan laptopnya. Ia membaca ulang cerita yang pernah Ia poskan di Blognya. Entah mengapa, Shifa kembali men-delete beberapa ceritanya.

Ia kemudian, memulai lagi menulis cerita. Suara ketikan laptop pun berbunyi berirama. Tak sadar, Gilang malah tertidur di kamar Shifa.

Shifa bangkit dari kursi, dan mengambil ponselnya. Shifa terkejut, melihat pesan-pesan yang dikirim melalui WhatsAppnya. Abangnya itu menggunakan WhatsAppnya untuk chatting dengan pacarnya. Bahkan, beberapa teman laki-lakinya.

"Dasar gak modal," desisnya.

Shifa mengambil laptop, lalu ke kamar Gilang untuk melanjutkan menulisnya hingga larut malam.

©©©

ROMANSA ANAK SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang