18. Emosi Bagas dan Hanjaya

2.2K 92 5
                                    

Author's Note : Vote, baca, lalu komen :))











~happy reading~



















Walau bel masuk sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, keadaan bengkel kulit masih terlihat sepi. Hanya beberapa siswa saja yang tampak sibuk menjahit dengan mesin.

Berbeda dengan Bagas, Hanjaya, dan Rizal. Mereka malah sibuk beradu mulu dipojokkan. Terlebih Bagas dan Hanjaya yang mengomeli Rizal disertai dengan umpatan kasar.

"Pikiran lo dimana sih, cah bocah?! Kemaren lo bilang enggak suka Natasha, lah tadi malem malah jadian." omel Hanjaya dengan suara pelan.

"Misi lo apa Zal sebenernya?" tambah Bagas dengan berkacak pinggang.

"Gue mau ngehindarin Shifa." jawab Rizal singkat dan datar.

"Anjiiingg!!" maki Bagas untuk pertama kalinya.

"Adik kelas yang kemarin lo tatap itu?" tanya Hanjaya.

Rizal mengangguk.

"Nggak waras lo, Zal." ucap Bagas.

"Lo suka gak sama Natasha?" tanya Bagas.

"Gue nyaman sama dia," balas Rizal.

"Zal, Bagas nanyanya lo itu suka enggak sama Natasha?! Bukan nyaman atau enggak!" jelas Hanjaya.

Rizal menarik nafasnya, lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Enggak." jawab Rizal lemah.

Bagas dan Hanjaya kompak menggelang-gelangkan kepalanya.

"Lama-lama juga entar gue suka sama Natasha. Bukannya cinta itu datang karena terbiasa?!" tambah Rizal.

"Perasaan cewek itu lembut, Man! Jangan sekali-kali coba lo nyakitin, sekali rapuh butuh waktu lama buat ngobatin itu semua." kata Hanjaya.

"Gue sebut Natasha sebagai pelarian lo. Karna lo nggak dapet respon dari Shifa terus lo ke Natasha kan? Apalagi lo jadiin Natasha pacar lo buat move-on. Nggak segampang itu, Zal." ucap Bagas.

"Lo nggak tahu persis apa isi hati Shifa tentang lo. Lo cuma nyimpulin dari sikap Shifa ke lo. Mungkin lo lupa sama hal kalo cewek itu gengsian. Bisa jadi, Shifa juga udah suka lo namun enggan mengakui. Karna cewek itu gengsian. Dan Natasha, lo belum suka dia kan?! Just feeling comfort with her. Mungkin lo emang nyaman tapi kedepannya, lo bisa yakin bakal naksir Natasha?"

Bagas menjeda perkataannya untuk melihat respon Rizal. Namun, Rizal hanya memandang kosong kedepan.

"Natasha udah tulus sama lo, dan dia nggak tahu tentang hal ini. Lo udah nyakitin Natasha secara nggak langsung, Zal. Ngorbanin orang bener-bener tulus tapi lo nya malah? You should know what I mean, Right?!"

Rizal mengangguk pelan. "Terus gue harus gimana?" tanyanya.

"Nggak ada pilihan lain. Lo harus sama Natasha, harus bertahan sama dia, biar nggak nyakitin hati Natasha. Kalo lo berjuang balik ngejar Shifa lagi? Gila lo! Cinta emang harus diperjuangkan, tapi lo itu dah sama Natasha. Nggak mudah buat mutusin hubungan itu, Zal. Lo harus bikin Natasha bahagia juga lo harus bahagia dengan Natasha." Bagas mengakhiri amanatnya dengan menepuk-nepuk pundak Rizal.

"Bagas pantuan qu, ea ea," gurau Hanjaya.

©©©

Chesa, Gia, dan Shifa tengah sibuk dengan tugas menggambar di gazebo sekolah. Bukan perempuan namanya jika tidak disertai dengan obrolan curhat. Meski tangan sibuk, bibir tak kalah jauh lebih sibuk bergerak-gerak.

"Sabarin, Shif. Cowok tuh kalo nggak nge-PHP cewek bukan cowok namanya." cibir Gia dan dibalas dengan kekehan oleh Shifa.

"Heh, Gi. Udahlah lo bahas-bahas Rizal nya. Kuping gue panas nih dengernya, pengen emosi mulu hawanya." ujar Chesa sembari mengarsir gambaran miliknya.

Saat mereka tengah asik berngobrol ria. Bagas, teman sekelas Rizal berjalan melewati gazebo tempat Shifa mengerjakan tugas bersama Chesa dan Gia.

"Kak Bagasss!!!!" seru Gia dengan cerianya.

Bagas menoleh, lalu tersenyum dan menghampiri ketiganya.

"Kak, bilangin ke temen lo tuh nggak usah sok ganteng, sok keren, pake nge-PHP temen gue pula." Damprat Chesa dengan ketusnya.

"Udah gue marahin juga tuh anak, dek. Sok ganteng emang tuh anak." Bagas terkekeh.

"Santai aja, Kak. Gue gapapa kok. Udah biasa di-PHP haha," balas Shifa dengan tertawa.

Bagas mengacungkan jempolnya dan mengangguk-angguk.

"Kak, arsirin gambaran gue dongg?," rengek Gia pada Bagas.

Bagas menarik buku gambar Gia. Dirinya menahan tawa.

"Gambaran apa lo, Sa?" ledek Bagas pada Gia. Gia cemberut lalu memukul lengan Bagas.

Hanya Bagas yang memanggil Gia dengan 'Sa'. Mereka memang sudah dekat belum lama ini. Dari nama Anastasia Gia, Bagas memanggil Gia dengan 'Sa'.

"Dih! Sok romantis!" cibir Chesa.

©©©















Jangan cinta Bagas, pleaseeeew.

ROMANSA ANAK SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang