35. Angga atau Rizal ?

1.8K 69 5
                                    

[H E LL O]

Apa kabar, pembaca setia?

Semakin lama kok semakinnn lamaaaaaaaa juga update-nya?
Hehe, maaf.
Namanya juga anak smk kelas 11. Bulan-bulannya Praktik Industri alias PKL (Praktik Kerja Lapangan). Tugas-tugas mapel numpuk, UTS, ditambahkan lagi tugas dari perusahaan. HAHAHA CAPEK DAP.

Tapi, gapapa. Gak masalah. Namanya juga belajar jadi orang beneran wkwkw.

Intinya ya lah ya, maaf deh beribu-ribu maaf saya semakin SLOWWWWWWW UPDATE.
.
.
.
.
Maklumin ya.
.
.
.
.
.

Happy Reading deh♡♡♡






Sudah tiga hari ini Shifa absen dari sekolah. Ia menghabiskan waktunya dengan tidur sembari menangis. Orangtuanya yang belum pulang dari luar kota ditambah Gilang yang sedang mendaki bersama kawannya.

Sendiri.

Shifa berada dirumah sendirian. Tanpa ada siapa-siapa.

Ia takut. Ia tidak ingin hal itu terjadi lagi. Shifa ingin mengelak, mengapa takdirnya dipertemukan Renanda lagi. Mengapa Tuhan begitu menguji diri Shifa.

"Shifa capek, Tuhan." Lirihnya.

Dirinya kembali menangis sejadi-jadinya. Ia meneteskan air mata begitu banyak. Berkali-kali pula ia teriak cukup kencang bahwa ia tidak suka hidup ini.

"Aku capek!"

"Kenapa manusia jahat-jahat, Tuhan?! Kenapaaa?!"

"Shifa benci Renandaa!!!"

Shifa bangkit dari kasurnya. Ia melangkah pelan mendekati papan jurnalnya. Dia kembali menangis lagi saat membaca beberapa tulisan yang merupakan kata-kata penyemangat juga wishlist-nya.

UNIVERSITAS YOGYAKARTA - SASTRA INDONESIA AKU DATANG!!!

KAMU TIDAK SENDIRI. TUHAN SELALU ADA DI DEKATMU.

YOU'RE AMAZING!

I'm proud of you.

Dan lagi, kata-kata yang ia kutip dari Boy Candra membuatnya langsung jatuh lesu setelah membacanya.

Tapi kamu juga harus menyadari, melarikan diri dari rasa sakit hati nggak akan membuat hati kamu menjadi lebih baik.
Kadang, patah hati memang harus dinikmati. Rasa sakit bukan untuk dibunuh. Rasa sakit akan mati saat kita berusaha memberikan kebahagiaan pada diri kita.
Bukan menumbuhkan rasa benci di dada.

Kalimat tersebut terus mengiang dibenak Shifa. Ia tidak tahu ia harus melakukan apa. Rasa bahagia yang dirasakannya hanya sementara, lalu dihancurkan lagi oleh orang yang teramat ia benci. Shifa tidak tahu lagi mengapa rasa sakit yang dideritanya semakin membunuh semangat hidupnya. Beberapa keharusan yang harus ia capai pun tak mampu membangkitan jiwa perjuangannya.

Shifa pun kembali teringat perkataan guru BK-nya waktu smp, "Mereka yang membencimu justru mereka sangat peduli sama kamu."

"Mereka peduli untuk menjatuhkan aku," ucapnya datar.

Kepingan-kepingan kejadian masa lalu waktu SMP pun memutar dikepalanya. Dimana saat itu, ia sedang melaksanakan ujian nasional dan ia terus mendengar bully-an dari sekelompok laki-laki yang tak punya hati. Shifa tertekan saat itu. Ia ingin fokus pada soal namun hatinya tercabik-cabik tak kuat menahan tajamnya perkataan kawan laki-laki sekelasnya.

Brruuukkkkk!!!!

Seseorang telah berhasil mendobrak pintu kamar Shifa.

Laki-laki itu menatap sedih gadis yang terkulai lemas di lantai. Mata gadis yang selama ini disayangi nampak bengkak. Wajahnya sungguh pucat. Ia tidak sanggup bahkan tidak tega melihat Shifa depresi lagi.

ROMANSA ANAK SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang