Rizal tertawa setelah mendengar perkataan salah satu gadis kecil yang berkerumun didepannya. Dipuji tampan oleh anak kecil membuat Rizal merasa percaya diri bahwa dirinya memang rupawan. Toh, anak kecil tidak bisa bohong kan.
"Kak, siniin bolanya kak," pinta salah satu gadis dengan berteriak keras.
Rizal mengarahkan bolanya kearah gadis kecil itu, namun tak berhasil ditangkap. Bola itu berhenti tepat di depan kaki Shifa. Shifa mengambil bolanya dan memberikan kepada gadis kecil tadi.
"Kak Shifaaaaa!" Beberapa anak panti yang tadinya berkerumun dengan Rizal, beralih lari kepada Shifa. Mereka berebut untuk memeluk Shifa.
Rizal tersenyum saat mengamati hal itu terjadi dengan murninya.
"Kak Sipa, ayo. Aku mau kenalin kakak sama kak ganteng disana." Gadis tadi langsung menarik lengan Shifa.
Kini, Rizal dan Shifa saling berhadapan. Mata mereka beradu.
Gadis kecil bernama Keyla itu membawa tangan Rizal hingga bersalaman dengan Shifa, "Ayo kenalan," ujarnya.
"Apa kabar, sayang?"
Tangan Shifa melemah dan melepaskan tautan tangannya dari Rizal. Matanya masih menatap seluruh wajah kekasihnya itu. Jantungnya berdegub, Shifa berdebar.
"Kakak, namanya bukan Sayang, tapi Kak Sipa namanya," celetuk Keyla dengan polosnya.
Rizal mengusap rambut Keyla dengan gemas, "Hehehe, iya kakak tahu. Tapi, kakak mau bicara sebentar ya sama kak Shifa-nya. Kalian main sendiri dulu ya," ujar Rizal.
"Huh, nyebelin deh Kak Rizal. Janji ya nggak lama."
"Iya, janji," balas Rizal sembari mencubit pipi Keyla.
☆☆☆
"Boleh peluk?" Ucap Rizal dengan hati-hati.
Shifa hanya diam saja, memandang kosong kedepan.
Rizal yang mengamati itu hanya tersenyum sedih, tanpa aba-aba lagi Rizal lalu mendekap Shifa. Ia memang tidak tahu apa yang dirasakan oleh gadisnya, tapi ia akan berusaha menjadi tempat ternyaman untuk Shifa.
"Kamu itu sumber semangat bagi anak-anak disini. Kamu itu berdampak positif untuk mereka. Kalau kamu menyerah, kamu patah semangat, mereka pasti keadaannya lebih buruk lagi daripada kamu. Mereka nanti kehilangan semangatnya dari kamu. Jangan menyerah, sayang."
Air mata Shifa berhasil lolos membasahi kedua pipinya.
"Udah berapa liter air mata yang kamu keluarin? Ayo, jangan nangis lagi," ujar Rizal sembari mengelus puncak kepala Shifa.
Shifa melepaskan pelukannya, ia hapus sendiri air mata yang membasahi pipinya.
"Shifa," panggil Rizal dengan tatapan tenangnya.
Belum sampai lima detik, Shifa mengalihkan pandangan matanya. Ia belum mampu menormalkan detak jantungnya ketika dirinya ditatap oleh Rizal seperti itu.
Rizal tertawa renyah, "Masih malu aja ya?"
Shifa menggeleng, "Kan lama ngga ketemu jadi rada gugup," jawabnya pelan, bahkan sangat pelan.
Rizal mengulurkan tangannya dan menatap Shifa yang masih saja menunduk, "Tangan kamu," pinta Rizal agar Shifa menautkan tangannya.
"Genggamanku menguatkanmu, doain ya aku bisa menjaga kamu terus," tutur Rizal, lalu tak lupa memberi senyuman diakhirnya.
☆☆☆
"Angga!" Seru Rizal sebelum menepuk bahu Angga.
Angga menoleh, "Yap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA ANAK SMK
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Bermula dari pertolongan saat MOS membawa Shifa kepada rentetan kejadian bersama Rizal, sang wakil ketua OSIS SMK 7 Seni. Jerih payah Shifa yang berusaha mendekatkan diri pada Rizal mengharuskan dirinya mengikuti sebuah organisasi yan...