Hari ke-empat MOS. Hari terakhir pelaksanaan masa orientasi siswa di SMK 7 Seni. Peserta MOS wajib mengumpulkan surat cinta dan benci untuk OSIS dan ditujukan ke siapa. Menulis surat cinta, menurut Shifa gampang. Tapi, dirinya masih bingung untuk siapa surat tersebut. Terlintas dibenaknya akan Ia tujukan pada Rizal. Tapi, malu nanti kalau dibaca beneran kan gawat.
Dan lagi, surat benci?
Shifa berpikir, surat benci gimana sih. Lalu akan ditujukan pada siapa pula? Rizal?
"Buset kayak pacaran aja pake surat-suratan," desisnya.
Malamnya, Shifa sudah memastikan bahwa kedua suratnya akan Ia berikan pada Rizal. Dan suratnya sudah selesai semua.
©©©
Seluruh peserta MOS berkumpul di aula untuk hari terakhir ini. Nantinya akan ada penutupan MOS oleh Kepala Sekolah juga Waka Kesiswaan.
Sebelum itu, PJ kelas mengatur anak buahnya untuk berbaris dua orang kebelakang. Tak perlu waktu lama, seluruh peserta MOS sudah duduk dalam barisan yang rapi. Lalu, PJ kelas mengumpulkan surat-suratnya. Saat Rizal berhadapan dengan Shifa, Rizal tersenyum. Shifa mengerutkan alisnya.
"Suratnya buat saya kan," tanyanya.
Shifa gelagapan. Bagaimana Rizal bisa tahu. Astaga, Shifa sungguh dipermalukan.
Kak Rizal nyebelin, batinya.
Setelah terkumpul semuanya, Rizal sebagai MC memberikan ide.
"Nanti, saya akan ambil satu surat amplop merah sama hitam satu, untuk saya bacakan."
Seketika perasaan Shifa jadi tidak enak. Jika nanti Rizal membacakan surat darinya musnah sudah. Shifa rasanya ingin menghilang dari aula ini sekarang juga.
"Sudah dapat ya. Satu amplop merah sama satu amplop hitam, kira-kira punya siapa ya? Pada dikasih nama enggak nih?" goda Rizal.
Seluruh peserta MOS, khususnya anak perempuan pada teriak histeris berkata, "Nggak!!!"
Rizal melirik Shifa lalu tersenyum miring. Shifa yang tengah mengamatinya hanya bisa pasrah.
Rizal membuka surat beramplop hitam dahulu alias surat benci. Rizal mulai membacakannya.
"Gaya aja keren, tapi ngeselin. Muka aja ganteng tapi sok anteng. Gue benci lo pas hari kedua MOS. Buat, Rizal Wijaya. Tertanda, SQZ."
Rizal lalu melirik lagi Shifa. Shifa hanya gigit jari. Dan Rizal tersenyum kepadanya lagi.
"Maafin deh dek kalo pas hari kedua mos saya sedikit jahat," ucap Rizal dengan senyum manisnya.
Gila lo, nggak guna maaf lo. Kampret. Bikin marah aja, tapi aku sayang, batin Shifa.
Selanjutnya, Rizal membuka amplop merah. Ia tersenyum terlebih dahulu saat membacanya sekilas.
"Waduhh kak Rizal, belum dibacakan e udah senyum-senyum dulu," celetuk Aryan, rekan OSIS nya.
Rizal lalu menjitak kepala Aryan karena telah meledeknya. Rizal pun membacakannya.
"Jangan bilang kamu sudah punya kekasih. Karena aku ingin diriku yang kau beri kasih. Singkat pertemuan kita, meninggalkan rasa yang cukup lama. Aku suka menatap mu dari kejauhan. Kemampuanku hanya begitu. Mendekat ke kamu seakan daya tubuh tak siap. Pesonamu melelahkan otot-ototku. Hey, you. I want say something, i just love you, from qzee,"
Sorak peserta perempuan mendominasi ruangan. Begitupun Chesa dan Gia. Shifa meringis. Benar-benar Rizal kurang ajar. Seperti sengaja Rizal mengambil suratnya dan membacakannya. Eh, tapi bagaimana bisa Rizal mengambil surat Shifa dari sebegitu banyaknya surat. Apa Rizal menyembunyikan surat Shifa dahulu. Aneh.
"Jadi kepo nih qzee itu siapa?," celetuk Ketua OSIS yaitu Hanjaya.
"Mau tau nggak nih siapa qzee?," tambah Rizal dengan tawanya.
Sekali lagi, Rizal kembali melirik Shifa yang tengah memberikan tatapan dingin kepadanya. Rizal tidak peduli. Rasanya, menggoda Shifa itu asik. Mukanya yang langsung memerah saat dirinya tatap. Matanya berkedip-kedip juga memandang kesegala arah saat salah tingkah. Cengiran setengah ikhlas yang membuat Rizal gemas melihatnya. Dan, Rizal juga tahu bahwa ada dua tahi lalat kecil di hidungnya. Lalu, tahi lalat diatas mata kirinya juga di samping kanan mata kirinya. Rizal juga tahu parfum yang dikenakan Shifa yaitu parfum beraroma strawberry. Rizal tahu waktu dirinya menggandeng Shifa di hari pertama MOS. Bau parfumnya tercium. Hal-hal kecil sudah Rizal ketahui tentang Shifa.
"Saya juga sudah tahu orangnya kok hahaha," kata Rizal yang berhasil membuat rekan-rekan OSIS memasang muka penasaran.
©©©
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA ANAK SMK
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Bermula dari pertolongan saat MOS membawa Shifa kepada rentetan kejadian bersama Rizal, sang wakil ketua OSIS SMK 7 Seni. Jerih payah Shifa yang berusaha mendekatkan diri pada Rizal mengharuskan dirinya mengikuti sebuah organisasi yan...