《Pas baca part ini, dengerin lagunya Rizky Febian - Penantian Berharga mantul dah》
.
.
.
.
.
Happy Reading♡♡
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.Drtt!! Drtt!!
Shifa yang tengah asik membaca novel, meraih ponselnya dengan malas. Namun kemudian ia tersenyum kecil, ada sebuah panggilan masuk dari Rizal. Dengan senyuman yang masih jelas terukir, ia menggeser ikon hijau.
"Kamu selo gak? Sibuk gak? Ada kerjaan gak malam ini? Pokoknya kamu ada waktu gak malam ini?" Tanya Rizal dengan cepat tanpa basi-basi menyapa dulu.
"Hallo, masnya. Selamat petang," balas Shifa justru menyapanya.
"Hehehe, iya. Selamat petang," ucap Rizal diujung sana tanpa melupakan kekehannya.
"Ayo ikut aku, " ajak Rizal.
"Kemana?"
"Ya nanti lah aku kasih tahunya, gimana bisa nggak?"
"Hmm... gimana ya?"
"Okey, gitu dong. Nanti jam setengah tujuh aku jemput. Jangan lupa mandi, hahaha."
"AKU BELUM BILANG IYA!!" Elak Shifa dengan berteriak gemas.
"Hahahaha," Rizal tertawa keras.
"KAK AKU TUH BARU BACA NOVEL, MALAH DI AJAK PERGI."
"Yaudah, aku ngajak cewek lain dulu yang bisa nemenin. Maaf ganggu," balas Rizal datar.
"Hem, iya siap. Aku tunggu dirumah," jawab Shifa dengan malas.
"Hahahaha."
Shifa memutus sambungan teleponnya. Walaupun sedikit kesal, tapi Shifa akui ia senang karena akan pergi bersama Rizal di waktu malam hari lagi. Dan mana mungkin Shifa menolak ajakan si sosok yang telah ia dambakan selama ini. Persetan dengan novel yang baru ia beli, masih ada waktu luang untuk membacanya lagi.
Sama halnya dengan Rizal, ia benar-benar tidak bisa menahan gerak bibirnya agar tak senyum. Sikap kebocahan milik Shifa membuatnya gemas.
☆☆☆
Ketika Shifa keluar dari kamarnya, ia berpapasan dengan Gilang yang baru saja pulang dari kuliahnya. Gilang mengamati Shifa dari atas kepala sampai ujung kaki hingga dua kali pergerakan. Shifa tak peduli, ia tetap berjalan menuju ruang tamu. Namun, tangannya dicekal oleh Gilang.
Shifa mengernyit, "Apaan?!" Tanyanya galak.
Gilang melepaskan cekalan tangannya, "Mau kemana?" Tanya Gilang justru dengan nada yang lembut.
"Pergi dong sama doi, hehe," jawab Shifa cekikikan.
"Oh, ntar pulangnya beliin seblak ditempat biasa ya yang super pedes, terus sama martabak coklat."
Shifa langsung saja mengadahkan tangannya kedepan, "Bagi duit?!" Pinta Shifa ketus.
"Alah itung-itung pajak jadian, pelit amat bocah. Gue dulu juga lo porotin pas gue jadian sama Shasa," balas Gilang datar.
"Gue nggak jadian!" Elak Shifa.
"Cih, berarti kejebak friendzone ? Hahahaha mampus," ejek Gilang dengan tertawa jahat.
Namun setelah itu, Gilang mengerluarkan dompetnya dan mengambil uang berwarna biru tua satu lembar. Lalu, ia berikan pada Shifa.
"Dek, jangan lama-lama friendzone-nya. Nanti kalo dia dapet gebetan baru nggak keliatan pergerakkannya," ucap Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA ANAK SMK
Fiksi Remaja[SLOW UPDATE] Bermula dari pertolongan saat MOS membawa Shifa kepada rentetan kejadian bersama Rizal, sang wakil ketua OSIS SMK 7 Seni. Jerih payah Shifa yang berusaha mendekatkan diri pada Rizal mengharuskan dirinya mengikuti sebuah organisasi yan...