Shifa, Chesa, dan Gia sedang menikmati soto khas kantin sekolah. Seperti biasa, mereka selalu menyambinya dengan mengobrol. Toh, istirahat kedua berdurasi lama.
"Shif, lo ngerasa gak sih kalo akhir-akhir ini Rizal sama Natasha kayak jaga jarak gitu?" ucap Gia sembari memotong gorengan.
Shifa yang sedang menyendok soto untuk dimasukkan ke mulut, membatalkan aksinya. Ia lalu beralih menatap Gia.
"Iya, malah gak pernah liat lagi mereka barengan. Biasanya ke kantin bareng, pulang bareng, kemana-mana bareng."
"Dah putus kali," celetuk Chesa langsung.
"Gila! Cepet banget," respon Shifa tak kalah cepat.
"Ah masa sih? Gue tanya Bagas dulu."
Gia pun mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan beberapa kata perihal hubungan Natasha dengan Rizal. Tak berangsur lama, Bagas sudah membalas.
"Wow, beneran putus, Sist," ujar Gia setelah membaca pesan dari Bagas, kekasihnya.
"Bagas bilang apa?" tanya Shifa dengan raut muka yang beda.
"Slow, Shif! Muka lo tuh gak sabaran amat,"
"Bagas bilang gini, Iya udah putus, Yang. Tiga hari yang lalu putusnya." lanjut Gia.
"Heh! panggilan penyang lo gak perlu dibaca juga kali!" hardik Chesa sembari menyeruput pop ice coklatnya.
"Bagas suruh kesini, Gi. Gue butuh info lebih, kenapa bisa putus," pinta Shifa tak sabaran.
Gia hanya mengangguk-angguk dan kembali sibuk pada ponselnya.
"Udah gue duga, sih. Soalnya tiga hari yang lalu pula gue liat Natasha nangis di parkiran," tutur Chesa.
Shifa menatap Chesa dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kok lo nggak ngasih tau gue sih, Ches?" ungkapnya dengan memelas.
"Ya gue kira lo udah nggak peduli lagi sama Rizal. Takutnya pas gue cerita tentang ini mood lo malah ancur. Kan repot," jelas Chesa dengan santai.
"Ggg-guu-ue masih ada rasa sama Rizal, Ches."
Chesa mengerutkan alisnya. Gia yang tadinya sibuk dengan ponsel beralih pandangan kepada Shifa. Keduanya sama-sama tidak menyangka.
Padahal selama sebulan terakhir ini Shifa tidak pernah membicaran soal Rizal. Apalagi jika tidak sengaja bertemu Rizal, biasanya yang jingkrak-jingkrak sana sini jadi mendadak bersikap biasa saja. Seolah tidak saling kenal.
"Sabar ya, Shif. Gue doain abis ini Rizal balik ke elo," ucap Gia dengan manisnya.
"Duh! Nggak waras lo, Shif. Udah disakitin, masih aja suka," cerca Chesa dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Shifa hanya menatap kedua sahabatnya itu secara bergantian. Lalu, menunduk dalam diam. Dan, sebulir air mata mulai jatuh.
"Eh, jangan nangis, Shif."
Chesa yang berada disamping Shifa lalu memeluk Shifa.
"Bagas sama hanjaya otw kesini kok, sabar, sabar," ucap Gia dengan nada panik.
Chesa menghela nafas.
"Kenapa lo, Ches?" tanya Gia.
"Kenapa harus ngajak manusia jadi-jadian itu?" ujarnya dengan malas.
Gia tersenyum tipis, "Jodoh lo kayaknya!"
"Kampret!" maki Chesa.
☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA ANAK SMK
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Bermula dari pertolongan saat MOS membawa Shifa kepada rentetan kejadian bersama Rizal, sang wakil ketua OSIS SMK 7 Seni. Jerih payah Shifa yang berusaha mendekatkan diri pada Rizal mengharuskan dirinya mengikuti sebuah organisasi yan...