BB 10 - Kanaya

13.7K 1.2K 70
                                    

Bab 10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 10

Boyd akan datang? Sekarang? Dia dalam perjalanan kemari? Cepat kutolehkan kepalaku melihat jam. Hampir pukul dua belas malam.

Boyd memang tidak bisa diduga. Seharian ini dia tidak membalas satupun pesanku dan semua panggilanku berakhir di pesan suara, tapi baru saja dia mengatakan akan datang.

Aku melompat dari tempat tidur dan membenahi penampilanku. Rambutku berantakan, pakaianku malahan lebih berantakan lagi. Aku memakai jubah tidur untuk menutupi pakaian tidurku yang bisa dibilang tidak sopan. Satu kali Boyd telah melihatku seperti itu, kurasa itu sudah cukup.

Perangai Boyd yang sering asal menyosor membuatku harus berjaga-jaga. Aku sangat menyukai ciumannya, sungguh. Tapi namanya laki-laki, pantang dipancing. Jika kubiarkan dia melakukannya tanpa dikontrol, bukan tidak mungkin kami akan berakhir di tempat tidur dengan aku di bawahnya. Apalagi sekarang sudah larut.

Aku tidak ingin kembali ke masa itu, masa yang memberiku rasa sakit berkepanjangan yang terasa tiada akhir. Bertahun aku melawan mimpi burukku, membiarkannya kembali terulang sama saja menghancurkan diriku yang sekarang.

Aku menggeleng, menatap wajahku di cermin. Kugelung asal rambutku di puncak kepala. Aku pergi ke kamar mandi mencuci muka. Setelahnya aku kembali ke depan cermin, memperhatikan sekali lagi penampilanku. Aku sudah siap.

Sembari menuruni tangga, aku mengencangkan tali jubahku. Aku akan menunggunya di sofa ruang depan, tempat biasa pasienku menunggu. Aku menghidupkan beberapa lampu, setelahnya kuhempaskan bokongku di sofa.

Tiba-tiba aku jadi gugup. Setelah Boyd tiba nanti, apa yang harus kulakukan? Menyuruhnya masuk, tentu saja. Tapi setelah itu apa? Kami akan bicara, oke aku tahu itu akan kami lakukan, tapi bicara apa?

Ya Tuhan, kenapa aku jadi bodoh begini? Boyd bukan satu-satunya pria yang pernah mendekatiku.

Tapi tidak ada yang seperti Boyd, batinku mengingatkan. Perpaduan tampan dan berbahaya dirinya seringkali membuat orang lain bertingkah konyol, seperti aku sekarang, bergerak-gerak gelisah sambil menggigiti kuku jempolku.

Aku terlonjak saat mendengar bel dibunyikan. Sembari berjalan menuju pintu, aku mengatur napasku yang memburu. Serius, aku deg-degan. Kami baru pacaran satu hari, aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa bila melihatnya sekarang.

Wajahnya yang tersenyum kecil seketika terlihat saat pintu terbuka. Dengan kedua tangan berada di dalam saku, celana robek-robek dan kaos lengan pendek, dia terlihat sempurnya. Sempurna dan...berbahaya. lagi-lagi tatonya mengganggu pikiranku, membawaku pada skenario nakal yang tak patut dibayangkan.

Beautiful Bastard (Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang