BB 28 - Kanaya

14.5K 1.1K 377
                                    

Bab 28

Boyd tidak mau mendengarkanku. Dia akan berduel, itulah yang diaisyaratkan dengan mencoba mengalihkan perhatianku. Diapikir aku tidak tahu apa yang sedang dilakukannya. Perhatianku memang gampang teralihkan tapi bukan berarti aku tidak tahu. Pada akhirnya dia tidak bisa berbohong.

Brad---ya Tuhan, menyebut namanya saja membuatku merinding---memang manusia bajingan. Seharusnya dia menerima balasan atas apa yang telah dilakukannya, padaku dan Yulia. Tapi, haruskah Boyd yang melakukan itu? Haruskah Boyd berduel demi kesucian yang takkan pernah kembali lagi padaku dan membuatnya terluka? Boyd lebih berharga daripada sesuatu yang telah hilang.

"Kau masih cemas," dia mengusap pipiku, di bibirnya terlukis senyum menawan yang takkan bisa ditolak wanita manapun.

Apa tadi katanya? Aku masih cemas?

Tentu saja aku tidak akan berhenti cemas sebelum dia berjanji membatalkan duel apapun yang akan dilakukannya dengan Brad.

Aku mengangguk, cemberut ketika senyumnya berubah menjadi tawa kecil. Bisa-bisanya dia menertawakan kekhawatiranku.

Boyd menarikku, membawaku duduk di pangkuannya, kursi kerjanya berputar sesuai yang diagerakkan. Wajahku masih cemberut.

"Sebenarnya apa yang kau cemaskan, Ay?" tanyanya, yang menurutkan adalah pertanyaan paling bodoh di dunia.

"Tentu saja kau, Boyd!''

"Aku lebih besar dari Brad, lebih kuat, lebih---"

''---tapi dia licik!" tukasku, sedikit resah dengan kepercayaan diri Boyd. Dia memang tak pernah merasa lemah, dia terlalu menganggap mudah segala hal. Aku yang takut setengah mati.

"Dunia ring bukan dunia yang asing bagiku," katanya, sekarang senyumnya lenyap. "Aku sudah mengantisipasi kelicikan yang akan dilakukan Brad, aku juga mengenalnya, Ay. Dari dulu! Aku tahu bagaimana dia. Kau pikir aku tidak memikirkannya?"

"Tidak bisakah...duelnya dibatalkan?" Menaikkan tangan ke dadanya, merasakan jantungnya yang berdetak teratur, aku mengusap di sana. Merasa pening dengan semua yang telah terjadi.

"Tidak bisa, Ay," Boyd memegang tanganku, meremasnya pelan sebelum menurunkannya ke paha. "Jangan coba-coba merayuku kali ini. Brad tidak akan berhenti mengganggumu kalau belum mendapat pelajaran. Semua ini kulakukan untukmu, Ay."

"Aku tahu," bisikku. "Karena itulah aku tidak mau, Boyd. Aku tidak ingin kau terluka."

"Apakah kita akan terus melakukan percakapan ini? Aku sudah bilang kalau aku tidak akan terluka, setidaknya takkan ada luka serius.''

"Kau belum bisa memastikannya, Boyd."

''Aku bisa."

Aku menghela napas. ''Kau benar-benar keras kepala."

"Aku tahu," diciumnya bibirku cepat. "Tapi duel ini tetap harus kulakukan."

"Adakah hal yang bisa kulakukan untuk membuatmu membatalkan duel?" Demi Tuhan aku sangat ketakutan. Aku sudah pernah melihat Brad berkelahi. Di depan mataku aku melihatnya menusuk dengan pisau yang dia sembunyikan. Membayangkan Boyd...tidak! Aku akan hancur jika dia terluka. Apa yang dilakukan Brad padaku takkan berarti apa-apa jika dibandingkan kehilangan Boyd.

Beautiful Bastard (Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang